Polemik Pergantian Nama Jalan di Jakarta
Siapa Mualim Teko yang Dipilih Anies Baswedan Jadi Nama Jalan di PIK? Sosoknya Diungkap Ridwan Saidi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih Mualim Teko sebagai nama jalan di PIK. Budayawan Ridwan Saidi mengungkap sosok tersebut.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui dinas terkait resmi mengganti 22 nama jalan, dua nama gedung, dan sejumlah zona hingga nama kampung dengan nama-nama tokoh Betawi, Senin (20/6/2022) lalu.
Salah satunya ialah penetapan nama Jalan Mualim Teko untuk ruas jalan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).
Tepatnya berada di akses masuk ke arah Taman Wisata Alam Mangrove Kapuk Angke, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Lalu, siapa sebenarnya Mualim Teko?
Budayawan Betawi Ridwan Saidi, saat dihubungi, mengungkapkan bahwa Mualim Teko ialah seorang ulama tersohor dari abad ke-10.
Pemilihan nama Mualim Teko pada ruas jalan tersebut karena memang yang bersangkutan pernah tinggal di sekitar Kapuk Muara.
Baca juga: Imbas Anies Baswedan Ganti 22 Nama Jalan, Disdukcapil Dapat Kerjaan Perubahan Data KTP hingga KK
"Mualim Teko tinggalnya di Gang Teko, Kapuk Muara. Dijiuluki 'Teko', bagaikan sumber air yang mengalir terus," kata Babeh Saidi kepada TribunJakarta.com, Kamis (23/6/2022).
Sejarah soal Mualim Teko telah ditelusuri Babeh Saidi dari ensiklopedia Persia.
Dari dokumen tersebut, terungkap bahwa Mualim Teko wafat pada sekitar tahun 983 masehi.

Nama aslinya Abu Nasr bin Ibrahim, namun masyarakat di Kapuk Muara kala itu memanggilnya Mualim Teko.
"Kok bisa ensiklopedia Persia? Karena orang Persia itu kalo merantau ada yang menjadi penduduk, ada yang kembali," kata Saidi.
"Itu (yang menulis) termasuk mereka yang bertemu langsung dengan Mualim Teko pada zaman itu," jelasnya lagi.
Baca juga: Taksi Tiba tiba Terbakar Sesaat Turunkan Penumpang di Kampus Jalan Yos Sudarso
Cetak biru kehidupan Mualim Teko di Batavia juga sempat ditemukan negarawan Hindia Belanda Thomas Raffles di kawasan Salemba dalam bentuk dua kitab.
Meski tak menyebutkan tahun penemuannya, Babeh Saidi mengatakan dua kitab yang ditemukan Raffles berisi tulisan-tulisan penting Mualim Teko terkait ajaran Islam.
"Kitab pertama itu judulnya 'Baca-bacaan', isinya itu doa-doa dalam Bahasa Betawi," ungkap Saidi.
"Yang kedua 'Masail', isinya tulisan soal masalah-masalah. Soal sembayang, soal nikah, talak, rujuk, dan soal menyelenggarakan jenazah. Itu hal-hal yang perlu diketahui zaman itu," sambungnya lagi.
Saidi menambahkan, Mualim Teko termasuk salah satu ulama tertua yang sempat hidup di Jakarta.
Bahkan, Babeh Saidi menganggap Mualim Teko sebagai ulama tertua di Indonesia yang pernah menulis kitab.
"Jadi bukan hanya di Jakarta, di Indonesia dia merupakan ulama tertua yang menulis kitab," ucap Babeh Saidi.
Berikut daftar pergantian nama jalan, gedung dan zona di Jakarta:
Nama jalan
1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya)
2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya)
3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus)
4. Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede)
5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu)
6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat)
7. Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat)
8. Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur)
9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya)
10. Jalan KH. Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara)
11. Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya)
12. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5)
13. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya)
14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76)
15. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara)
16. Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan)
17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII)
18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke)
19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat)
20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya)
21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang)
22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang)
Kampung
1. Kampung MH Thamrin (sebelumnya bernama Zona A PBB)
2. Kampung KH. Noer Ali (sebelumnya bernama Zona Pengembangan)
3. Kampung Abdulrahman Saleh (sebelumnya bernama Zona B)
4. Kampung Ismail Marzuki (sebelumnya bernama Zona C)
5. Kampung Zona Embrio (sebelumnya bernama Zona Embrio)
Gedung
1. Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur)
2. Gedung H. Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Sel