Formula E
Anies Baswedan Ungkap Dampak Ekonomi Gelaran Formula E Capai Rp 2,6 Triliun
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan dampak ekonomi dari penyelenggaraan Formula E 2022 mencapai Rp 2,6 triliun. Merujuk data INDEF.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan dampak ekonomi dari penyelenggaraan Formula E 2022 mencapai Rp 2,6 triliun.
Hal ini diungkapnya saat konpers malam ramah tanah Jakarta E-Prix 2022 di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta.
"Kegiatan Formula E yang kemarin juga memberikan dampak ekonomi yang sangat signifikan. Studi dilakukan oleh INDEF menunjukkan dampak ekonomi mencapai Rp Rp 2,6 triliun," ucap Anies di lokasi, Jumat (24/6/2022).
Merujuk pada Insititute for Development of Economic and Finance atau INDEF, memperkirakan dampak ekonomi sebesar Rp 2,638 triliun.
Sehingga memberikan kontribusi 0,08 persen pada pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun ini.
Baca juga: Politisi PDIP Ini Kaget Pemprov DKI Harus Bayar Lagi Commitment Fee Formula E Rp90,7 M
"Data menunjukan bahwa 45 persen pengunjung adalah milenial. Artinya E-Prix ini adalah moda sangat efektif mengenalkan mindset baru yang kita dorong ke generasi mendatang, terutama terkait dengan kegiatan yang ramah lingkungan, ekonomi yang berkelanjutan," lanjutnya.
Tak hanya itu, orang nomor satu di DKI ini turut mengungkapkan kepuasan pengunjung pada ajang balap mobil listrik Formula melebihi angka 90 persen.
Kemudian 42 persen pengunjung menyatakan tertarik dengan sustainable city.
Baca juga: Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan Unggah Kemesraan Saat Nonton Formula E: Semoga Menjalankan Amanah
"Angka yang sangat baik menunjukkan bahwa kerja keras, perencanaan, menjadi kunci dan hasil ini membuat kita merasa bersyukur dan yakin InsyaAllah menjadi bekal yang baik untk penyelenggaraan diwaktu-waktu yang akan datang," pungkasnya.
Dilansir kompas.com, Insititute for Development of Economic and Finance atau Indef memastikan penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E 2022 memberikan dampak ekonomi total Rp 2,638 triliun bagi DKI Jakarta atau berkontribusi 0,08 persen pada pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta 2022.

Dampak total itu terdiri dari dampak terhadap tambahan PDRB DKI Jakarta dan dampak langsung.
M Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Makro dan Keuangan Indef, dalam diskusi publik bertema ”Dampak Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022”, Kamis (23/6/2022), menjelaskan, dampak ekonomi langsung merupakan jumlah pengeluaran yang tercipta akibat adanya perhelatan Jakarta E-Prix 2022.
Indef menganalisis, dampak ekonomi langsung dengan adanya Jakarta E-Prix sebesar Rp 597 miliar.
Angka sebesar itu muncul dari alokasi capex Rp 213 miliar, alokasi opex Rp 112 miliar, commitment fee Rp 216 miliar. Kemudian pengeluaran pengunjung dan tiket Rp 52,4 miliar dan UMKM Rp 4,45 miliar.
"Artinya, besaran Rp 597 miliar itu muncul sejak awal pelaksanaan, persiapan, sampai pelaksanaan,” kata Rizal dilansir dari Kompas.id, Jumat (24/6/2022).
Penyelenggaraan Jakarta E-Prix juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta. Produk domestik regional bruto (PDRB) dihitung meningkat 0,105 persen atau senilai Rp 2,041 triliun (angka konstan).
Jadi, dampak total penyelenggaraan Jakarta E-Prix terhadap pertumbuhan ekonomi riil DKI Jakarta adalah Rp 2,638 triliun. Angka itu berkontribusi 0,08 persen pada pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.
Adapun data Bank Indonesia DKI Jakarta menyebutkan, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I-2022 tumbuh 4,63 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (3,64 persen (yoy)).
Rizal melanjutkan, dengan kontribusi 0,08 persen, dilihat dari indikator ekonomi total atau makro pembentuk PDRB, konsumsi rumah tangga naik 0,485 persen, investasi naik 0,32 persen, inflasi meningkat 0,034 persen, penyerapan tenaga kerja naik 0,091 persen, dan upah riil turut meningkat 0,121 persen.
Sementara apabila dilihat dampak kinerja ekonomi secara sektoral dengan penyelenggaraan Jakarta E-Prix, kata Rizal, secara umum kinerja meningkat.
Peningkatan paling tinggi terjadi pada sektor pariwisata dan jasa lain sebesar 0,4 persen, sektor komunikasi 0,313 persen, dan jasa bisnis 0,304 persen.
”Ini dari efek ganda atau multiplier effect tadi. Jadi, sebenarnya kalau dalam konteks makro, produk domestik bruto yang di-create dari kegiatan itu besarannya naik 0,08 persen, ya,” ujarnya.
Rizal menambahkan, perputaran yang terjadi pada saat hari balapan dihitung dari UMKM dan pengeluaran pengunjung tanpa memasukkan pendapatan perusahaan dari sponsor ataupun tiket.
Ia merinci perputaran uang UMKM Rp 4,54 miliar, sementara pengeluaran pengunjung dan tiket Rp 30,2 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Heri Firdaus, peneliti Indef, juga menjelaskan, pada penyelenggaraan Jakarta E-Prix di mana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menempatkan sejumlah anggaran dari ABPD untuk penyelenggaraan melalui BUMD, penyelenggaraan boleh untuk tidak untung.
”Karena mereka sebagai agen pembangunan. Jadi, ada penugasan untuk menyelenggarakan program yang bertujuan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Ekonomi masyarakat yang bergerak disebutkan Ahmad seperti pengeluaran untuk menginap di hotel, kegiatan di sektor jasa makanan dan minuman, juga transportasi.
”APBD itu anggaran yang berfungsi untuk menstimulus ekonomi masyarakat. Jadi, APBD itu bukan untuk melihat berapa keuntungan, berapa pengeluaran, namun lebih kepada fungsi untuk menggerakkan ekonomi. Sama dengan APBN fungsinya,” pungkasnya.