Sisi Lain Metropolitan
Terungkap Dugaan Kuat Cerita Asal Patung Hermes di Jembatan Harmoni: Dipindah dari Kota Ini
Candrian Attahiyat, cerita Patung Dewa Hermes yang berasal dari seorang pedagang antik tidak memiliki sumber yang jelas
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ada cerita yang diduga kuat mengenai asal usul Patung Dewa Hermes, ikon kawasan Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat.
Menurut arkeolog senior sekaligus anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Pemprov DKI Jakarta, Candrian Attahiyat, cerita Patung Dewa Hermes yang berasal dari seorang pedagang antik tidak memiliki sumber yang jelas.
"Kita enggak tahu darimana cerita-cerita yang beredar. Katanya sumbangan dari pedagang barang antik tapi enggak jelas sumbernya," katanya kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (25/6/2022).
Patung itu, kata Candrian, ditempatkan di Jembatan Harmoni sejak tahun 1937.
Dalam sebuah foto lama, patung yang diduga kuat berbentuk Dewa Hermes pernah bertengger di Bukit Tinggi dekat Jam Gadang. Ia mencurigai patung itu dipindahkan ke Batavia.
"Saya berpikir ketika di Bukit Tinggi ada dua patung Hermes. Tapi di tahun 1930, kedua patung itu sudah tidak ada. Apakah itu adalah bagian dari Patung Hermes yang dipasang di Jakarta atau bukan. Itu kecurigaan saya," lanjutnya.
Baca juga: Terkuak Misteri Lenyapnya Patung Dewa Hermes di Harmoni: Ternyata Mau Dikoyak Sosok Misterius Ini
Cerita versi Pedagang Antik
Asal mula Patung Dewa Hermes dipajang di atas Jembatan Harmoni, Jakarta Pusat, berawal dari kisah sang istri pemilik patung kala itu, Matilda Jenny.
Ia merasa risih dengan patung berbentuk sosok pria berotot dan bugil itu.

Matilda meminta suaminya menyingkirkan patung itu lantaran dianggap tampil porno.
Pemilik patung itu bernama Karl Wilhelm Stolz. Pria kelahiran Jerman tersebut kemudian datang ke Hindia Belanda untuk berdagang.
Karl sempat membuka toko pecah belah di Batavia.
Di antara barang pecah belah yang dijualnya terdapat Patung Hermes.
"Patung ini dibawa dan dipajang di tokonya," kata pemandu wisata Museum Sejarah Jakarta, Annisa kepada TribunJakarta.com pada Rabu (22/6/2022).
Baca juga: Potret Kemiskinan di Jakarta: Koloni Manusia Kolong Tol Wiyoto Wiyono Memecut Diri Demi Hidup
Namun, Matilda ternyata merasa risih dengan adanya patung itu. Sebab, patung itu tampil tanpa busana alias porno.
Perempuan asal Swiss tersebut ialah seorang yang taat beragama.
"Istrinya sendiri tidak suka karena dianggap patungnya terlalu vulgar," lanjutnya.

Berulang kali istrinya minta si suami untuk menyingkirkan patung itu.
Ketika istrinya tutup usia, baru Karl menghibahkan patung itu kepada pemerintah Hindia Belanda.
"Karl memberikan patung ini kepada pemerintah Batavia sebagai tanda terimakasih sudah diizinkan berdagang di Hindia Belanda," ujar Annisa.
Oleh pemerintah Hindia Belanda, patung logam itu dipajang di Jembatan Harmoni.
Pernah Raib
Patung Dewa Hermes asli yang mejeng di atas Jembatan Harmoni, Jakarta Pusat, pernah dikabarkan raib.
Banyak orang bertanya-tanya terkait misteri lenyapnya patung peninggalan zaman Belanda itu.
Setelah ditemukan, patung itu diboyong ke Museum Sejarah Jakarta sedangkan replikanya dipajang di jembatan tersebut.
Baca juga: Warga Miskin Menteng Tak Lagi Tidur di Lantai dengan Luka Menganga: Kemensos Lakukan Ini!
Di bawah langit senja yang mulai merebah, pada Rabu (22/6/2022), replika Patung Dewa Hermes berdiri seorang diri di tengah suasana sibuknya jalan persimpangan Harmoni.
Seonggok benda mati itu seolah hidup dan senantiasa menemani para pengendara yang hilir mudik di jalan saban hari.
Patung berwarna hitam ini berbentuk sosok pemuda.
Tubuhnya berotot. Kepalanya mendongak sembari tangan kanan menunjuk ke atas.
Terlihat kaki kanannya ditekuk sementara kaki kirinya berjejak di sebuah bola.
Kepala pemuda itu memakai topi dan sandal bersayap.
Sejak tahun 2000, replika patung ini menggantikan 'senior'nya yang diamankan di Museum Sejarah Jakarta.
Musabab dibuatnya replika ini bermula kala patung Dewa Hermes yang asli sempat doyong ke kali pada tahun 1999.
Namun, badan si patung tidak sampai nyungsep ke kali.
Patung yang nyaris tumbang itu lantas hilang tak tahu rimbanya.
Orang-orang yang biasa lalu lalang di perempatan Harmoni pun bertanya-tanya di mana gerangan patung itu.
Hilangnya Patung Dewa mitologi Yunani tersebut sempat menyisakan misteri dan bikin heboh warga.
Tak ada yang tahu keberadaan patung itu. Ada juga yang menduga-duga bahwa patung itu dicuri.
Akhirnya ditemukan
Patung seberat 70 kg itu akhirnya ditemukan.
Ternyata, patung yang sudah ada sejak tahun 1905 tersebut berada di tangan pemerintah bukan orang jahat.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang saat itu lah menyelamatkan Patung Hermes.Sebab, katanya, ada indikasi patung itu hendak dicuri orang.
"Patung itu dipindah untuk keamanan. Diamankan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Karena itu kan benda bernilai sejarah," kata Sejarawan, Asep Kambali kepada TribunJakarta.com pada Kamis (24/6/2022).
Sebenarnya, patung itu sempat terjatuh ke bawah dan tubuhnya hampir tercebur ke kali.
Demi menyelamatkan benda bernilai sejarah tinggi, pemerintah kemudian mengambil patung itu dan mengamankannya.