Langkah Wastum Begitu Melegenda di AAU, Ternyata Itu Diambil dari Nama Taruna, Ini Sosoknya
Bagi para taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) tentu tak asing dengan istilah langkah Wastum.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Bagi para taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) tentu tak asing dengan istilah langkah Wastum.
Langkah Wastum adalah sebuah sikap melangkah dalam baris-berbaris yang dilakukan oleh para taruna AAU.
Langkah Wastum adalah langkah yang harus sesuai aturan dimana tangan harus lurus dan langkah pertama harus disertai bunyi hentakan sepatu.
Ajaran langkah Wastum kemudian diperkenalkan secara turun temurun di tiap angkatan taruna AAU.
Namun meski langkah Wastum begitu melegenda, tak banyak yang tahu jika nama Wastum diambil dari salah satu alumni taruna AAU.
Baca juga: Tinggal Di Desa Tanpa Listrik, Anak Petani Jadi Lulusan Terbaik AAU: Ajak Orang Tua Temui Presiden
Usut punya usut, ternyata langkah Wastum itu diambil dari nama taruna lulusan terbaik atau peraih Adhi Makayasa AAU tahun 1996 yang bernama Wastum.
Saat ini Wastum menjabat sebagai Komandan Komando Sektor III Koopsud III dengan pangkat Marsekal Pertama atau jenderal bintang satu.
Melansir Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Wastum menceritakan asal usul langkah Wastum yang begitu melegenda di AAU.

Wastum sendiri tak menyangka bahwa langkah dia berjalan saat baris menjadi contoh bagi para taruna hingga akhirnya begitu melegenda.
"Saya tuh di sana (AAU) begitu semangat.
Hidup itu kayanya happy banget di taruna sehingga adik-adik melihat langkah saya kok bagus gitu," kata Wastum dilansir TribunJakarta.com dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Sabtu (9/7/2022).
Wastum mengaku tidak pernah memperkenalkan langkah Wastum. Ketika masih taruna, dia hanya mengajar langkah tegap kepada adik kelas.
"Saya tidak pernah menyampaikan itu langkah Wastum dan itu juga ini langkah seperti ini saya contohkan.
Saya keluar dari perwira, adik-adik kami mengajarkan begini langkah Wastum," ucap Wastum
Baca juga: Cerita Jenderal TNI Lulusan Terbaik: Lihai Piloti Pesawat Tempur, Skillnya Runtuh Saat Nyetir Mobil
Wastum sendiri menyadari bahwa banyak taruna AAU yang tak tahu jika langkah Wastum itu diambil dari nama dia.
Dia pun menceritakan ada hal lucu dimana seorang komandan taruna AAU yang kerap mengajarkan langkah Wastum kepada taruna tak tahu jika nama itu diambil dari nama seniornya.
Dia adalah Letkol Anton Palaguna yang kala itu menjabat Komandan Wing Taruna datang ke Skuadron 3 tempat Wastum dinas, dia melihat namanya di baju dinas.
"Waktu itu adik saya angkatan 2000 datang ke Skuadron 3, ke tempat saya.

Dia lihat nama saya, nanya benar namanya Wastum," kata Wastum menceritakan pertemuannya dengan Anton Palaguna.
Melegendanya langkah Wastum diakui oleh Kolonel Lek Dudik Purwanto yang merupakan alumni AAU tahun 1997.
"Karena pada saat itu profil Wastum dijadikan contoh oleh para senior sebagat contoh taruna yang memiliki sikap taptap," kata Dudik.
Anak petani di desa terpencil
Menjadi seorang prajurit TNI adalah cita-cita Wastum sejak kecil.
"Bagi orang kampung tentara itu sosok idaman.
Saya gatau mau jadi tentara apa, tapi yg kita lihat di kampung itu TNI AD.
Yang saya lihat itu Babinsa.
Baca juga: Viral di Bandung Anak Sopir Angkot Jadi Polisi, Ini Sederet Anak Sopir yang Prestasinya Luar Biasa
Danramil ketemu kalau 17-an di samping pak camat," cerita Wastum.
Kendati dia berasal dari keluarga sederhana dan tinggal di desa terpencil tak menyurutkan semangat Wastum muda.
Wastum lahir di Desa Ujung Gebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sampai dirinya menjadi taruna AAU, desa tempat tinggal Wastum belum bisa dialiri listrik.
"Itu desa sangat terpencil dapat listrik pas sudah lulus sebagai penerbang.
Jaraknya 2 km dari jalan raya sehingga menuju desa saya, listrik gabisa masuk," tutur Wastum yang kini menjabat Komandan Komando Sektor III Koopsud III.

Jadi penerbang kebanggaan TNI AU
Setelah lulus dari AAU berstatus peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik, Wastum sebenarnya ingin menjadi prajurit Paskhas.
Namun lagi-lagi takdir menuntunnya menjadi seorang penerbang.
Tak main-main, Wastum dipercaya memiloti pesawat tempur F16 yang pada masanya merupakan pesawat paling canggih milik TNI AU.
"Saya maunya penerbang helikopter gamau tempur karena tangan saya kasar biasa nyangkul bantu bapak saya di sawah," kata Wastum menceritakan masa awal karirnya di TNI AU.
"Jadi penerbang F16 itu yang tertinggi sebelum ada Sukhoi.
Baca juga: Anak Tukang Cukur Lolos Masuk Akmil, Awalnya Kaget dengan Kehidupan Taruna: di sini Tak Bisa Santai
Ga semua orang bisa bawa F16," kata Wastum.
Salah satu prestasi paling diingat Wastum saat menjadi pilot F16 adalah ketika dia ditunjuk mengucapkan Dirgahayu HUT RI dari udara di atas Istana Negara pada tahun 2014 silam.
Waktu itu Wastum masih berpangkat Letnan Kolonel.
Meski sudah lihai memiloti pesawat tempur F16 selulusnya dari AAU pada tahun 1996, rupanya kala itu Wastum belum bisa mengendarai mobil.

Ada momen kocak yang membuatnya akhirnya memberanikan mengemudi mobil.
Saat itu, komandan Wastum memintanya langsung menyopiri dia.
"Setelah terbang saya disuruh nyetir sama komandan.
Belum bisa tapi karena disuruh komandan akhirnya belajar.
"Jadi saya belajar nyopir setelah saya sudah mahir terbang F16," tutur Wastum.