Tinggal Di Desa Tanpa Listrik, Anak Petani Jadi Lulusan Terbaik AAU: Ajak Orang Tua Temui Presiden
Tinggal di desa tanpa listrik, anak petani jadi lulusan terbaik di Akademi Angkatan Udara (AAU) dan ajak orangtua temui Presiden.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Elga H Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Tinggal di desa tanpa listrik, anak petani jadi lulusan terbaik di Akademi Angkatan Udara (AAU).
Dirinya begitu bangga kala mengajak kedua orang tuanya untuk bertemu Presiden Republik Indonesia saat pelantikan.
Hal itulah yang dialami Marsma TNI Wastum pada 26 tahun silam.
Saat itu, Wastum berhasil menjadi lulusan terbaik atau peraih Adhi Makayasa AAU pada tahun 1996.
Alhasil dia menjadi perwakilan AAU yang disalami oleh Presiden Soeharto saat pelantikan di Istana Negara.
Baca juga: Cerita Jenderal TNI Lulusan Terbaik: Lihai Piloti Pesawat Tempur, Skillnya Runtuh Saat Nyetir Mobil
Tak hanya itu, Wastum juga berkesempatan mengajak kedua orangtuanya berjumpa dengan orang nomor satu di Indonesia kala itu.
"Karunia terbesar saya menjadi yang terbaik di AAU dan saya mengajak kedua orang tua ke Istana dan berjumpa dengan Pak Harto," kata Wastum dilansir TribunJakarta.com dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Sabtu (9/7/2022).
Berasal dari desa terpencil

Menjadi seorang prajurit TNI adalah cita-cita Wastum sejak kecil.
"Bagi orang kampung tentara itu sosok idaman.
Saya gatau mau jadi tentara apa, tapi yg kita lihat di kampung itu TNI AD.
Yang saya lihat itu Babinsa.
Danramil ketemu kalau 17-an di samping pak camat," cerita Wastum.
Kendati dia berasal dari keluarga sederhana dan tinggal di desa terpencil tak menyurutkan semangat Wastum muda.
Baca juga: Viral Video Polisi Nangis Sujud di Kaki Ayahnya yang Sopir Angkot saat Pelantikan: Sangat Bangga
Wastum lahir di Desa Ujung Gebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sampai dirinya menjadi taruna AAU, desa tempat tinggal Wastum belum bisa dialiri listrik.
"Itu desa sangat terpencil dapat listrik pas sudah lulus sebagai penerbang.
Jaraknya 2 km dari jalan raya sehingga menuju desa saya, listrik gabisa masuk," tutur Wastum yang kini menjabat Komandan Komando Sektor III Koopsud III.

Tak malu bantu orangtua nyangkul
Wastum menuturkan, dirinya sempat melanggar aturan taruna ketika dirinya diberi kesempatan pulang libur ke kampung halaman.
Hal itu terpaksa dilakukan Wastum demi membantu ayahnya menjadi buruh tani.
"Sebenarnya taruna kalau pulang itu kan gaboleh pakai baju sipil tapi itu saya langgar karena ga mungkin saya di rumah, bapak saya ke sawah saya ga bantuin, saya anak cowok satu-satunya," jelas Wastum.
Hingga ada cerita lucu saat Wastum berstatus taruna senior.
Kala itu, dia melarang adik tingkatnya untuk mendatangi rumahnya.

Sebab, Wastum selama di rumah melepaskan seragam taruna demi membantu ayahnya menyangkul di sawah.
Suatu ketika beberapa junior Wastum datang tanpa sepengetahuannya.
Wastum yang masih menenteng cangkul sampai tak enak hati kala melihat para juniornya itu memberi hormat padanya.
"Saya bilang udah-udah jangan hormat, ini saya lagi pegang cangkul," kata Wastum.
Jadi penerbang kebanggaan TNI AU
Setelah lulus dari AAU berstatus peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik, Wastum sebenarnya ingin menjadi prajurit Paskhas.
Namun lagi-lagi takdir menuntunnya menjadi seorang penerbang.
Tak main-main, Wastum dipercaya memiloti pesawat tempur F16 yang pada masanya merupakan pesawat paling canggih milik TNI AU.
"Saya maunya penerbang helikopter gamau tempur karena tangan saya kasar biasa nyangkul bantu bapak saya di sawah," kata Wastum menceritakan masa awal karirnya di TNI AU.
"Jadi penerbang F16 itu yang tertinggi sebelum ada Sukhoi.
Baca juga: Anak Tukang Cukur Lolos Masuk Akmil, Awalnya Kaget dengan Kehidupan Taruna: di sini Tak Bisa Santai
Ga semua orang bisa bawa F16," kata Wastum.
Salah satu prestasi paling diingat Wastum saat menjadi pilot F16 adalah ketika dia ditunjuk mengucapkan Dirgahayu HUT RI dari udara di atas Istana Negara pada tahun 2014 silam.
Waktu itu Wastum masih berpangkat Letnan Kolonel.
Meski sudah lihai memiloti pesawat tempur F16 selulusnya dari AAU pada tahun 1996, rupanya kala itu Wastum belum bisa mengendarai mobil.

Ada momen kocak yang membuatnya akhirnya memberanikan mengemudi mobil.
Saat itu, komandan Wastum memintanya langsung menyopiri dia.
"Setelah terbang saya disuruh nyetir sama komandan.
Belum bisa tapi karena disuruh komandan akhirnya belajar.
"Jadi saya belajar nyopir setelah saya sudah mahir terbang F16," tutur Wastum.