Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

3,5 Jam Jalani Pemeriksaan di LPSK, Status Bharada E Penembak Mati Brigadir J Belum Pasti Dilindungi

Meski sudah 3,5 jam menjalani pemeriksaan psikologis di kantor LPSK, Bharada E selaku penembak mati Brigadir J belum tentu dapat perlindungan.

Editor: Elga H Putra
Kolase Tribun Jakarta
Kolase foto Bharada E. Meski sudah 3,5 jam menjalani pemeriksaan psikologis di kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Bharada E selaku penembak mati Brigadir J belum tentu bakal mendapat perlindungan. 

Hal itu bermula dari ketika istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi bersama para ajudan termasuk Brigadir J dan Bharada E berpindah dari rumah pribadi ke rumah dinas Ferdy Sambo yang berjarak 500 meter dari rumah pribadi sang jenderal usai tes PCR.

Keberadaan ajudan Irjen Ferdy Sambo, Bharada E menjadi sorotan usai tidak hadir dalam pemeriksaan Komnas HAM pada Selasa (26/7/2022).
Sosoknya paling disorot, Bharada E mengakui bahwa dirinyalah yang menembak mati Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.. (Tribunnews.com)

Berdasarkan pengakuan ajudan Ferdy Sambo kepada Komnas HAM, mereka pindah ke rumah dinas untuk isolasi mandiri selama menunggu hasil PCR keluar.

Hal itu memang SOP yang dilakukan mereka setiap baru melakukan perjalanan jauh.

Diketahui, pada Jumat (8/7/2022), mereka baru tiba di Jakarta pada sekira pukul 16.00 WIB usai menempuh enam jam perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah.

"Setelah berapa lama mereka pergi kelihatan Pak Ferdy Sambo keluar kamar menuju mobil didampingi satu ajudannya dan satu Patwal bergerak ke arah berbeda bukan ke arah rumah dinas," kata Damanik membeberkan rekaman CCTV yang diperiksanya.

Berdasarkan pengakuan Bharada E, ujar Damanik, setibanya di rumah dinas, dia langsung naik ke lantai dua rumah untuk bersih-bersih.

Sedangkan ajudan yang lain bernama Riky juga ke ruangan lain yang ada di lantai dasar.

Baca juga: Brigadir J Disebut Pernah Terciduk Pakai Parfum Istri Irjen Ferdy Sambo, Pengacara: Dia Ditegur

Tiba-tiba saat itu dia mendengar suara teriakan istri Ferdy Sambo dari dalam kamarnya yang juga di lantai dasar.

"Dia (Bharada E) naik ke lantai dua ke ruangan ajudan.

Dia lagi bersih-bersih.

Terus dia dengar suara teriakan dari ibu Putri (istri Ferdy Sambo.

Ini dari versi Bharada E," beber Damanik.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik (tengah) membeberkan kronologi penembakan yang melibatkan Bharada J (kiri) dan Bharada E (kanan) di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik (tengah) membeberkan kronologi penembakan yang melibatkan Bharada J (kiri) dan Bharada E (kanan) di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. (Kolase Tribun Jakarta/Istimewa/Tribunnews)

Lantaran mendengar teriakan yang cukup kencang apalagi sampai namanya juga dipanggil oleh istri Ferdy Sambo, Bharada E langsung bergegas turun.

Namun Damanik tak membeberkan dimana posisi ajudan bernama Riki saat peristiwa penembakan antara Brigadir J dan Bharada E.

Padahal dari keterangan yang didapat Komnas HAM saat itu Riki juga berada di rumah dinas Ferdy Sambo.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved