Cerita Kriminal

Santri Aniaya Teman Pesantrennya Sampai Tewas, Kini Ditahan di Sel Khusus Anak Polresta Tangerang

Seorang anak berinisial R, ditetapkan tersangka karena menganiaya teman sebayanya, BD sampai tewas. Ia menganiaya sesama santri di Pondok Pesantren.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA
Seorang santri di Kabupaten Tangerang Tewas karena penganiayaan oleh temannya sendiri, jenazah sudah berasa di RSUD Balaraja, Minggu (7/8/2022). Seorang anak berinisial R, ditetapkan tersangka karena menganiaya teman sebayanya, BD sampai tewas. Ia menganiaya sesama santri di Pondok Pesantren. 

Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) UU RI No.11/2012, tentang sistem peradilan anak, penahanan anak tidak boleh dilakukan dalam hal anak memperoleh jaminan dari orang tua, wali, lembaga anak, selama tidak melarikan diri, menghilangkan barang bukti, tidak mengulangi tindak pidana.

Baca juga: Kronologi Santri Tangerang Tewas Dianiaya Teman Berawal Kepentok Pintu: Korban Tak Muncul di Kelas

"Namun demikian, keputusan dilakukan penahan atau tidak dilakukan penahanan secara fisik terhadap R berdasarkan pertimbangan dan kewenangan penyidik," pungkasnya.

Diduga kuat, BD tewas akibat luka dalam yang dideritanya usai dihujani bogem mentah oleh terduga pelaku yang juga masih 15 tahun.

Kapolsek Cisoka, AKP Nur Rokhman menjelaskan, kejadian berawal saat BD tengah mandi pagi di Pesantren Daarul Qolam.

"Gara-gara korban lagi mandi, pintu di dorong dan kepentok korban. Dari situ korban berteriak mencaci maki terduga pelaku," jelas Nur kepada TribunJakarta.com, Senin (8/8/2022).

Tidak terima dihina, terduga pelaku ini langsung menghampiri korban dan terjadi aksi saling cekik mencekik antar keduanya.

Akhirnya, korban terjatuh dan berujung dipukuli oleh terduga pelaku berkali-kali.

Namun, setelah puas memukuli korban, terduga pelaku sempat meninggalkan lokasi dan menuju kamarnya.

"Tapi korban masih mengejek-ngejek, disamperin oleh terduga pelaku dan dipukul lagi di mata sebelah kiri dan ditinggal lagi," ungkap Nur.

Setelah babak belur, BD tidak langsung meninggal di lokasi kejadian.

Melainkan, lanjut Nur, korban sempat menuju ke kamarnya untuk beristirahat sambil menahan rasa sakit.

"Iya jadi dia (korban) sempat bergerak kok, bahkan sempat melihat ke cermin untuk ngecek luka di mata kirinya," ujar dia.

Kematian BD terungkap saat dirinya tidak menghadiri kelas pada siang hari dan didapati oleh temannya pada 13.30 WIB, korban sudah sangat lemas.

Akhirnya, pengurus Pondok Pesantren Daarul Qolam mengantarkan BD ke Klinik Gita Farma.

"Tapi saat sampai di lokasi (Klinik Gita Farma) korban ini sudah dinyatakan meninggal dunia," sambung Nur.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved