Pesantren Tahfiz Difabel Hadir di Lebak Bulus: Khusus Santri Putri Penyandang Tuna Rungu
Pesantren Tahfiz Difabel Baznas (Bazis) kini hadir di Jalan Manunggal Jaya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pesantren Tahfiz Difabel Baznas (Bazis) kini hadir di Jalan Manunggal Jaya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Pesantren ini merupakan salah satu program untuk disabilitas yang diinisiasi oleh Baznas (Bazis) DKI Jakarta.
Diperuntukkan bagi penyandang tuna rungu, pesantren ini telah diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Sabtu (27/8/2022) kemarin.
"Pesantren tahfiz difabel ini merupakan pesantren difabel pertama yang dibangun di Jakarta dan merupakan kolaborasi banyak pihak, salah satunya dengan Dinas Sosial DKI Jakarta," ujar Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta Akhmad Abubakar dalam keterangan tertulis, Minggu (28/8/2022).
Mulanya, ide awalnya kehadiran pesantren ini berasal dari almarhum K.H Ahmad Lutfi Fathullah yang pernah menjabat sebagai Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta periode 2019-2021.
Baca juga: Diduga Lakukan Pencabulan ke 20 Santriwati, Pimpinan Pesantren di Bandung Kini Masih Buron
Ia menginginkan adanya penerjemah bahasa isyarat untuk masjid- masjid di DKI Jakarta, dengan tujuan agar para penyandang disabilitas dapat mengerti dan dapat memahami dakwah yang disampaikan pada masjid- masjid, terutama saat khutbah salat Jumat.
"Pesantren tahfiz difabel yang di Lebak Bulus ini adalah khusus putri, dan semoga dalam waktu tidak terlalu lama pesantren tahfiz difabel putra dapat segera terealisasi," lanjutnya.
Pada tahap awal, jumlah santri putri yang diterima di pesantren ini berjumlah 10 orang dari kapasitas 50 santri putri.
Sehingga gelombang pembukaan untuk para santri putri bakal dilakukan kembali.
"Ini merupakan upaya kami untuk membantu para penyandang disabilitas yang berada di DKI Jakarta agar dapat memahami dan belajar ilmu agama dan Alquran, serta ini bentuk bantuan kami untuk membuat Kota Jakarta menjadi Kota yang ramah terhadap difabel,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Pesantren Tahfidz Difabel ini turut dijadikan pusat pelatihan bagi guru tahfiz difabel, selain memberikan keterampilan kepada santri tuna rungu.
Adapun program disabilitas lain yang telah berjalan seperti coffe difabis, bantuan alat pendengaran, kursi roda kaki palsu dan Al Quran breille.