Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Punya Permintaan Khusus, Bharada E Akhirnya Ucap "Saya Akan Jujur" Saat Bertemu Kapolri

Bharada E punya permintaan khusus kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Eks ajudan Ferdy Sambo itu akhirnya jujur soal kasus Brigadir J.

Kolase Foto Tribun Jakarta
Kolase Foto Bharada E dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.Bharada E punya permintaan khusus kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Eks ajudan Ferdy Sambo itu akhirnya jujur soal kasus Brigadir J. 

Akhirnya, Kapolri menyerahkan Bharada E kepada Timsus. Hasilnya, Bharada E menulis kronologi pembunuhan Brigadir J secara lebih lengkap.

Kapolri pun mendapatkan gambaran bahwa peristiwa yang terjadi bukan tembak-menembak.

"Tapi lebih kepada Richard menembak, yang didahului dengan adanya peristiwa di Saguling ya," ungkap Kapolri.

"Ada informasi dari ibu PC kepada FS yang terus kemudian pada saat itu si Richard dipanggil, ditanya apakah yang bersangkutan siap untuk membantu, karena saat itu FS menyampaikan, “saya ingin membunuh Yosua”, si Richard “Saya siap,” “Kalau kamu siap, kamu saya lindungi,” kira-kira begitu lah," tambah Kapolri.

Baca juga: Terungkap Karakter Ferdy Sambo Kini Diperiksa Lie Detector, Mantan Kabareskrim Ungkap Fakta Lain

Ucapan Ferdy Sambo itu yang membuat Bharada E mempertahankan keteranganya pada awal kejadian pembunuhan Brigadir J.

Namun hal itu berubah setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka.

"Nah itu yang kemudian membuka tabir, yang lain kemudian mulai mengubah keterangannya dan akhirnya kasus ini bisa terungkap," katanya.

Kapolri juga mengakui pengungkapan kasus tersebut tidak mudah.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan motif pembunuhan berencana Brigadir J tidak keluar antara pelecehan atau perselingkuhan, Rabu (24/8/2022).
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan motif pembunuhan berencana Brigadir J tidak keluar antara pelecehan atau perselingkuhan, Rabu (24/8/2022). (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Pasalnya, CCTV yang menjadi bukti penting kasus itu hilang. Begitu pula CCTV di tempat satpam Komplek Polri Duren Tiga.

"Akhirnya pada saat saya memimpin rapat pada saat itu, dengan Timsus, saya tanya, saya introgasi dari Polres Jakarta selatan," tutur Kapolri.

Jenderal Listyo mengungkapkan bahwa Propam saat itu
muncul pengakuan mengenai CCTV.

"Bahwa yang mengambil CCTV itu adalah saudara E atas perintah dari saudara H dan saudara A. Dari situ mulai terbongkar, sehingga waktu itu kami minta untuk didalami," ujarnya.

"Jadi memang ini memasang atau menyambungkan puzzle-puzzle-nya ini butuh waktu," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved