Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Terkuak Alasan Bripka RR Tolak Tembak Brigadir J, Bharada E Pasrah Tunduk Perintah Ferdy Sambo
Bharada E hanya bisa pasrah menuruti perintah Ferdy Sambo tersebut walau tahu hal itu salah besar.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak alasan Bripka RR akhirnya menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J alias Yosua.
Namun, Bharada E hanya bisa pasrah menuruti perintah atasannya tersebut walau tahu hal itu salah besar.
Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR mengaku tak kuat mental alias tak berani.
'Saya enggak kuat pak' ucap Bripka RR alias Ricky Rizal menjawab pertanyaan atasannya, Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J alias Yosua.
Perintah itu akhirnya diucapkan Ferdy Sambo kepada ajudannya yang lain yakni Bharada E.
Bharada E yang tahu hal itu merupakan kesalahan hanya bisa pasrah menuruti perintah Ferdy Sambo.
Dalam kondisi ketakutan dan panik, Bharada E sempat berdoa di toilet sebelum menembak Yosua.
Hal itu berdasarkan cerita yang diungkap Bripka RR yang menjadi salah satu tersangka pembunuhan Brigadir J.
Baca juga: Dor! Suara Tembakan yang Tewaskan Brigadir J Tedengar Sampai ke Luar, Bripka RR Lagi Buka Sepatu
Dijelaskan Erman Umar, Bripka RR tak sanggup ketika diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
Permintaan itu diungkapkan Ferdy Sambo kepada Bripka RR di rumah pribadinya yang terletak di Saguling III, Jakarta Selatan.
Mulanya dijelaskan Erman, Bripka RR yang saat itu baru pulang dari Magelang dipanggil untuk menghadap Ferdy Sambo.

Kemudian dalam pertemuaan tersebut, Ferdy Sambo sempat mengungkit mengenai dugaan pelecehan Putri Candrawathi oleh Brigadir J di Magelang.
"Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia (Ferdy Sambo) tanya, 'apa kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang, kamu tahu enggak?', (kemudian dijawab) Bripka Ricky 'Enggak tahu'," kata Erman dikutip dari Tribunnews.com pada Kamis (8/9/2022).
Kepada Bripka RR, Ferdy Sambo menyampaikan Yosua telah melakukan tindakan tak senonoh kepada istrinya.
Ferdy Sambo menceritakan hal tersebut penuh emosi bahkan sambil menangis.
"Ini Ibu (Putri Candrawathi) dilecehkan. Dan itu (Ferdy Sambo) sambil menangis dan emosi. (Lalu dijawab Bripka Ricky) 'saya enggak tahu Pak'," ujar Erman.
Kepada Erman, Bripka RR mengaku baru melihat kondisi tak biasa Ferdy Sambo yang amat terguncang.
Bripka RR, lanjut Erman, tak mengetahui soal dugaan pelecehan yang terjadi di Magelang.
"Saya sempat bilang 'kenapa? Setelah itu apa yang kamu rasakan?' (kata Bripka Ricky) 'saya melihat bapak memang terguncang. Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa gitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian (pelecehan seksual), padahal saya ada di sana'," kata Bripka RR yang diceritakan pengacaranya.
Baca juga: Terkuak Tangisan Ferdy Sambo Sebelum Bunuh Yosua, Bripka RR Bongkar Sikap Tak Biasa Sang Jenderal
Setelah pembicaraan tersebut, Ferdy Sambo kemudian meminta kepada Bripka Ricky untuk menembak Brigadir J.
Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Bripka Ricky Rizal.
Kepada Ferdy Sambo, kata Erman, Bripka Ricky beralasan tidak berani melakukan penembakan tersebut.

"Ya udah kalau gitu baru dilanjutin, 'kamu berani nembak? Nembak Yosua?',"
"Dia bilang 'saya enggak berani Pak, saya enggak kuat, enggak berani Pak'," kata Erman.
Karena Bripka RR menyatakan tak berani, Ferdy Sambo kemudian meminta Bripka RR memanggil Bharada E.
"Ya udah kalau gitu kamu panggil Richard. Richard di bawah, naik ke atas," ucap Erman.
Bharada E hanya bisa pasrah
Mendapatkan perintah dari Ferdy Sambo, Bharada E hanya bisa pasrah.
Baca juga: 2 Alasan Hotman Paris Tolak Bharada E dan Brigadir J, tapi Sempat Tergoda Jadi Pengacara Ferdy Sambo
Hal itu blak-blakan diungkap pengacara Bharada E, Ronny Talapessy.
Ronny mengungkap, Bharada E takut dan panik ketika mendapatkan perintah dari Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
Bahkan, Bharada E sempat berdoa di toilet sebelum melaksanakan perintah sang jenderal.
"Jadi, klien kami terpikir perintah itu salah tapi tidak berani menolak perintah FS, karena pada situasi itu dia panik, juga ada ketakutan sehingga Bharada E akhirnya berdoa dulu sebelum menembak Yosua," kata Ronny dalam acara dua sisi yang ditayangkan di akun YouTube TvOneNews, Kamis (8/9/2022).
Menurut Ronny, dengan pangkat terendah dalam kepolisian, Bharada E sama sekali tidak kuasa menolak perintah bos yang pangkatnya jauh sekali diatasnya yakni jenderal bintang dua, Irjen Ferdy Sambo.
Ditambah kondisi Ferdy Sambo yang kala itu terlihat sangat emosi.
"Apalagi, FS lagi marah, dan bisa berbalik ke dia, jadi ada ketakutan dirasakan Bharada E," ujar Ronny.
Bharada E akhirnya menembak Brigadir J dengan mata terpejam.
Menurut Bharada E, kata Ronny, Ferdy Sambo kemudian menembak ke dinding rumah dan juga ke arah Yosua.
Masih kata Ronny, hal itu dilakukan sebagai cara Ferdy Sambo merancang dan menskenariokan bahwa yang terjadi di sana dan menewaskan Brigadir J adalah tembak-menembak dan bukan pembunuhan.
"Bharada E melihat Ferdy Sambo ikut menembak ke tubuh Yosua juga," katanya.
Di sisi lain, Ronny menjelaskan kepribadian Bharada E yang penurut dan dekat dengan keluarga juga membuat terpaksa tersebut.
"Soal ini akan saya beberkan di persidangan, untuk pembelaan Bharada E," kata Ronny.