PWNU DKI Jakarta ke Effendi Simbolon: Isu Andika vs Dudung Jangan Dibaca Pakai Kacamata Parpol
PWNU DKI meminta Anggota DPR Effendi Simbolon tak serampangan menyebut hubungan Andika Perkasa disharmoni dengan Dudung Abdurachman.
Kiai Cholis menegaskan seorang KSAD yang mengepalai personel angkatan darat mustahil berbeda haluan dengan panglima.
Dalam sejarah Indonesia, ketidakharmonisan antara personel TNI dengan panglima itu hanya terjadi pada masa pemberontak PKI tahun 1965. Itupun, kata Kholis, adalah desain asing untuk memecah belah Indonesia.
Baca juga: Anak KSAD Gagal Akmil Jadi Keretakan Dudung & Andika? Ini Sikap Panglima Soal Penerimaan Taruna TNI
"Saya yakin TNI solid. Mungkin yang berbeda Andika dengan Dudung, bukan Panglima dengan KSAD. Karena itu pribadi, antara Panglima dan KSAD tidak mungkin bertabrakan. Tidak mungkin. Jadi kepada teman-teman DPR Komisi I, tolong jangan melihat militer dengan kacamata atau parameter partai politik karena itu akan fatal dan sangat salah," katanya.
Selain itu, Kholis juga menilai Effendi Simbolon merupakan politikus yang buta sejarah.
Menurut dia, politikus PDIP itu tak paham dengan dinamika sejarah bangsa Indonesia, khususnya TNI.
"Effendi tidak paham sejarah, bahwa sejarah TNI penuh pengorbanan darah dan tangisan rakyat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sangat nihil jika Effendi memandang itu dengan kacamata poltik yang sempit sehingga muncul istilah gerombolan, itu tidak benar," pungkas Kholis.