Food Story
Gaya Parlente Tukang Bakso di Cilincing Pakai Kemeja, Dasi dan Sepatu Pantofel, Pelanggan Emak-emak
Gaya parlente tukang bakso di Cilincing, Jakarta Utara. Baron pakai kemeja dan sepatu pantofel saat jualan. Pelanggannya emak-emak.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Berbagai cara dilakukan para pedagang makanan supaya bisa menarik lebih banyak pembeli.
Salah satunya Sugyo alias Baron (44), seorang tukang bakso di Jalan Kebantenan IV, RT 12 RW 06 Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara.
Baron sudah sekitar tujuh bulan belakangan berjualan bakso gerobakan di depan SDN Semper Timur 07 Pagi.
Ia punya daya tarik tersendiri yang membuat banyak orang melintas berhenti sejenak demi menikmati bakso yang dijualnya.
Daya tarik itu ada pada gaya pakaian yang dikenakan Baron ketika berjualan sehari-hari.
Baca juga: 2 Kejadian Kebakaran Terjadi di Jaktim Hari Ini, Rumah Warga Cipinang Hangus & Kios Bakso Terbakar
Saat dijumpai Senin (12/9/2022) petang di tempat jualannya, Baron tampil dengan gaya parlentenya.
Pria 44 tahun itu mengenakan kemeja lengan panjang, celana bahan hitam, dan sepatu pantofel hitam berbahan kulit.

Tak hanya itu, kacamata hitam selalu bertengger di kepala, berikut pula dasi yang melengkapi kemeja, sampai jam tangan di lengan kirinya.
Dengan pakaian serapi itu, Baron antusias melayani para pembelinya yang kebanyakan ibu-ibu orangtua murid dari SDN Semper Timur 07 Pagi.
Kepada wartawan, Baron bercerita bahwa tampilan necis yang melekat pada dirinya saat ini merupakan inovasi yang dilakukan supaya semakin percaya diri dalam berjualan bakso.
Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Lihat Kehidupan Sultan Gunung Jati: Bicara Bakso hingga Ternak Domba
"Saya di sini sudah tujuh bulan, tadinya keliling. Lama-lama satu minggu kemudian alhamdulillah di sini sudah pada senang sama Bakso Baron. Saya emang awalnya jualan udah kayak begini, pakai kemeja, pakai kacamata, pakai sepatu, pakai dasi," kata Baron.
"Supaya jualannya semakin PD dan ibu-ibu makin istimewa gitu ngelihat saya, untuk menarik pembeli," katanya lagi.

Bapak empat anak itu awalnya bingung pendapatannya dari menjadi tukang bakso keliling kurang menjanjikan.
Alhasil, pilihan bergaya parlente ditekuninya tatkala berjualan kudapan sesederhana bakso.
Seiring waktu berjalan, pembeli pun makin bertambah diikuti meningkatnya omzet harian dari usaha baksonya.
Baca juga: Anies Baswedan Undang Tukang Bakso Soal Formula E, Loyalis Sindir BUMN dan Sekjen PDIP
"Pembeli bertambah dari mana saja pada nyampe sini, karena harganya juga terjangkau buat ibu-ibu sama anak sekolah," ucap Baron.
"Kebanyakan yang beli anak-anak, orangtua murid, guru-guru, sama warga. Omzet per hari sekitar Rp 2 juta," ungkapnya.
Bakso Baron di depan SDN Semper Timur 07 Pagi mulai buka setiap hari Senin-Jumat pukul 10.00 WIB.

Baron menjual pilihan bakso kecil dan bakso urat yang dilengkapi pilihan mie hingga sayuran dengan harga Rp 5.000 untuk setengah porsi dan Rp 10.000 untuk satu porsi.
Salah seorang pembeli, Dini mengatakan, penampilan nyentrik Baron memang menjadi daya tarik yang membuatnya ingin mencoba Bakso Baron.
Ketika dicoba, kata Dini, ternyata bakso yang dijual Baron memang rasanya enak dengan harga sangat murah.
"Iya awalnya penasaran, pertamanya nyentrik, pas dicoba rasanya enak. Makanya sering beli di sini, member," kata Dini.

Dini mengatakan, setiap hari kerja, Bakso Baron sangat ramai pembeli.
Selain penampilan nyentrik, rasa enak, dan harga murah, keramahan Baron juga menjadi nilai plus untuk membuat pembeli berdatangan.
"Baron itu penggemarnya banyak ibu-ibu, mas Baron, mas Baron. Orangnya ramah juga, dan gayanya yang nyentrik itu," tutup Dini.