Jumat Kelabu, Panggilan Telepon dari Gunung Merbabu Bak Sambaran Petir Buat Keluaga Andreas Jonson
Hendra sempat mengira awalnya Andreas terjatuh ke jurang saat pendakian ke puncak Gunung Merbabu.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Maradu Tua Hendra (42) tiba-tiba mendengar suara ponselnya berdering pada Jumat (7/10/2022) malam.
Setelah menerima telepon itu, ia merasa syok.
Orang di ujung telepon itu rupanya membawa duka dari Merbabu untuk Hendra dan keluarga.
Telepon itu berasal dari Obon, teman adik iparnya yang bernama Andreas Jonson.
Saat itu, Hendra dan keluarga baru pulang dari gereja.
Pria di balik panggilan telepon itu memberitahukan bahwa Andreas Jonson dalam kondisi kritis dan sedang dirawat di sebuah Puskesmas Selo dekat kaki Gunung Merbabu.
Baca juga: Belaian Terakhir Ibunda Usai Jasad Anak Dibawa dari Gunung Merbabu: Anakku, Ingin Kupeluk
Diketahui, Andreas dan lima temannya sedang mendaki Gunung Merbabu.
"Temannya Andreas, Obon, memberitahu ke saya. 'Bang, ini terjadi sesuatu sama lae Jonson'," cerita Hendra kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (8/10/2022).

Obon tak langsung memberitahukan apa yang benar-benar terjadi kepada Hendra.
Hendra sempat mengira awalnya Andreas terjatuh ke jurang saat pendakian ke puncak Gunung Merbabu. Namun, temannya Andreas itu memberitahukan bahwa Andreas dalam keadaan kritis di Puskesmas dan akan dirujuk ke RSUD Boyolali.
"Jadi kemudian setelah sampai di RSUD Boyolali, saya telepon temannya Andreas lalu diberikan kepada dokter jaga," tambahnya.
Dinyatakan tewas
Dokter jaga menerangkan kepada Hendra bahwa adik iparnya telah meninggal.
Andreas tewas disebabkan penyakit asam lambung disertai hipotermia saat mendaki gunung.
Baca juga: Tiba-tiba Mobil Mati, Firasat Acep Sebelum Putra Sulungnya Jadi Korban Tembok Roboh MTS 19 Jakarta
Mendengar itu, Hendra seakan terkena sambaran guntur.
"Saya di situ, bener-bener sampai takut. Seperti orang kaku. Bingung, tangan enggak bebas dan seakan kena guntur. Kok bisa secepat ini perginya," kata Hendra.
Baru setelah itu, Hendra memberitahukan kabar pilu ini ke istri dan ibu mertuanya.

Meski berat, kabar ini harus disampaikan kepada mereka.
"Saya berusaha tenang. Saya menyampaikan sendiri karena dosa juga kalau tidak diberitahukan,"tambahnya.
Pihak keluarga, lanjut Hendra, tidak memiliki firasat apapun terkait kepergian Andreas.
Bahkan, mereka mendoakan Andreas dan teman-temannya agar selama sebelum pergi untuk mendaki Gunung Merbabu.
Sebelumnya diberitakan, pendaki muda asal Cengkareng, Andreas Jonson (35) meninggal dunia saat melakukan pendakian ke Gunung Merbabu pada Jumat (7/10/2022).
Jenazah kemudian langsung dipulangkan ke rumah duka di kawasan Pedongkelan Belakang, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Jasad Andreas tiba di rumah duka pada Sabtu (8/10/2022) sekitar pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Aksi TNI Selamatkan Nyawa Balita Terkena Pecahan Kaca Saat Tragedi Kanjuruhan, Korban Trauma Berat
Kakak ipar Andreas, Maradu Tua Hendra (42) mengatakan ia mendapatkan keterangan terkait penyebab kematian Andreas dari dokter yang melakukan visum.
"Ketika saya pertama kali mendengar, memang saya langsung berkomunikasi dengan dokter jaga yang melakukan visum. Diinfokan hasilnya adalah akibat dari asam lambung disertai hipotermia," ujarnya.
Pihak keluarga mengaku sebelumnya tak memiliki firasat apapun terkait tewasnya Andreas.
Mereka hanya mendoakan Andreas pergi dengan selamat ketika pergi mendaki gunung tersebut.
Rencananya, jasad Andreas akan dimakamkan esok hari.
"Disepakati besok hari Minggu dimakamkan di TPU Tegal Alur. Pukul 12.00 WIB," pungkasnya.