Masjid Jakarta Islamic Center Kebakaran
Masjid JIC Kebakaran, PWNU DKI Desak Heru Budi Evaluasi Pengelola hingga Minta Polisi Usut Kasus
PWNU DKI bereaksi keras terhadap kebakaran yang merusak kubah Masjid Jakarta Islamic Center. Heru Budi diminta mengevaluasi kinerja pengelola masjid.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta bereaksi keras terhadap kebakaran yang merusak kubah Masjid Jakarta Islamic Center (JIC).
Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta Muzakki Cholish menilai, kebakaran ini terjadi akibat kelalaian dari pengelola masjid yang jadi ikon Jakarta itu.
"Saya menilai, kebakaran ini terjadi karena pihak pengelolanya tidak memiliki kapabilitas dan keahlian untuk menjaga dan membangun masjid, ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).
"Sebagus apapun gedung, jika pengelolanya enggak bagus ya jadi tinggal monumen saja," sambungnya.
Ia pun mendesak agar penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono segera mengevaluasi kinerja pengelola masjid.
Baca juga: Tunjukkan Keberanian, Heru Budi Tinjau TKP Kebakaran Masjid JIC:Rela Panas-panasan Berseragam Damkar
"Pj gubernur harus cekatan mengevaluasi pengelola JIC untuk kemaslahatan," ujarnya.
Tak hanya itu, Kyai Muzakki juga meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kebakaran ini.

Terlebih, selama ini pembiayaan dan pengelolaan masjid berasal dari dana Pemprov DKI Jakarta.
"Jika memang ada kesalahan dari pengelola, maka harus ditindak secara hukum, karena yang terbakar adalah uang rakyat," kata dia.
Reaksi keras ini disampaikan Muzakki bukan tanpa alasan.
Baca juga: 12 Lampu Kipas Seberat 1 Ton Jadi Sebab Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre Runtuh saat Kebakaran
Ia menyebut JIC sarat nilai historis.
Menurutnya, JIC bukan sekedar bangunan ibadah, tapi simbol syiar Islam dan penyangga moral di Jakarta.
"JIC dibangun oleh Gubernur Sutiyoso dengan penuh perjuangan. Karena tadinya di tempat itu pernah ada lokalisasi yang menampung 10.000 wanita tuna susila," ucapnya.
"Kini, masjid itu jadi ikon Jakarta untuk syiar Islam dan pembinaan masyarakat," sambungnya.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa masjid tersebut tak boleh diurus oleh sembarang orang.

Seleksi ketat pun harus dilakukan terhadap siapa saja yang akan menjadi pengurus atau pengelola JIC.
"Sudah semestinya JIC dikelola oleh tokoh Islam yang berkompeten, kyai, ulama atau guru besar yang sudah terbiasa menata institusi pendidikan dan umat," tuturnya.
4 Orang Diamankan Polisi
Polisi mengamankan empat pekerja dari lokasi kebakaran kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, Rabu (19/10/2022).
Keempat pekerja tersebut masing-masing bernama Burhanudin, Nano Sumarno, Kusmayadi, dan Ardiansyah.
Baca juga: Hangus Terbakar saat Direnovasi, Proyek Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre Telan Dana Rp 9,7 M
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Wibowo mengatakan, mereka diamankan untuk dimintai keterangan lantaran sesaat sebelum kebakaran terjadi, keempat pekerja sedang melakukan renovasi kubah.
"Untuk saat ini sudah ada empat pekerja kita amankan ke Polres untuk dimintai keterangan. Empat orang yang saat ini sedang melakukan pekerjaan," kata Wibowo di lokasi.
Keempat pekerja tersebut akan dimintai keterangan terkait standar operasional prosedur (SOP) keamanan dalam pekerjaan renovasi masjid.
Nantinya polisi akan memastikan apakah ada kelalaian yang dilakukan para pekerja hingga menyebabkan terjadinya kebakaran.
"Jadi kita akan mintai keterangan terhadap empat orang ini. Bagaimana SOP-nya, apakah sudah dilaksanakan atau tidak, termasuk kita sandingkan penyebab kebakaran," kata Wibowo.
Sementara itu, 21 unit dikerahkan bersama 80 orang petugas pemadam kebakaran untuk memaksimalkan pemadaman.
"Kami kerahkan 21 unit mobil pemadam kebakaran, untuk personelnya ada 80 orang," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan di lokasi.
Satriadi menuturkan, lantaran objek yang terbakar adalah kubah masjid, petugas harus melakukan metode pemadaman pada ketinggian.
Alhasil, petugas harus menggunakan tangga untuk menaiki rooftop seiring penyemprotan juga dilakukan dari dalam area masjid.

"Karena bangunan tinggi, kita menggunakan mobil tangga, tapi unit pertama dengan pompa dari bawah dulu agar tidak terjadi perambatan lagi," ucap Satriadi.
Selain itu, ada pula kendaraan operasional bronto skylift yang berfungsi menjangkau titik api di ketinggian.
Dengan pengerahan 21 unit mobil damkar dan 80 personel, pemadaman yang dilakukan sejak sekitar pukul 15.20 WIB sudah memasuki tahap pendinginan sekitar pukul 17.30 WIB.
"Jadi sampai saat ini udah proses pendinginan sudah dilokalisir lokasinya tidak ada api lagi hanya kubahnya jatuh turun ke bawah," ucap Satriadi.