Masjid Jakarta Islamic Centre Terbakar

Tunjukkan Keberanian, Heru Budi Tinjau TKP Kebakaran Masjid JIC:Rela Panas-panasan Berseragam Damkar

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menunjukkan keberanian masuk ke lokasi kebakaran di Masjid Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara.

Editor: Wahyu Septiana
Kolase Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tinjau kebakaran Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, Rabu (19/10/2022). Heru Budi Hartono menunjukkan keberanian masuk ke lokasi kebakaran di Masjid Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menunjukkan keberanian masuk ke lokasi kebakaran di Masjid Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara, Rabu (19/10/2022).

Ia rela berpanas-panasan menggunakan seragam khusus pakaian tahan api.

hal itu dilakukan guna melihat secara langsung bangunan atau kubah Masjid Jakarta Islamic Centre yang terbakar.

Tak sendiri, ia didampingi Wakli Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, dan Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Wibowo.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, ketiganya terlihat mengenakan pakaian tahan api saat meninjau langsung lokasi kebakaran.

Heru Budi, Ali Maulana, dan Kombes Wibowo naik ke lantai dua untuk melihat langsung kondisi ruangan masjid yang terbakar pada bagian kubahnya.

Baca juga: 12 Lampu Kipas Seberat 1 Ton Jadi Sebab Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre Runtuh saat Kebakaran

Seperti diketahui, kubah Masjid Jakarta Islamic Centre terbakar pada Rabu sore sekitar pukul 15.24 WIB.

Sebanyak 21 mobil pemadam kebakaran dan 80 personel dikerahkan untu memadamkan api di Masjid Jakarta Islamic Centre.

Pj Gubernur DKI Jakarta mengenakan baju tahan api tinjau lokasi kebakaran di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre.
Pj Gubernur DKI Jakarta mengenakan baju tahan api tinjau lokasi kebakaran di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre. (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

"Kami kerahkan 21 unit mobil pemadam kebakaran, untuk personelnya ada 80 orang," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, di lokasi.

Karena objek yang terbakar adalah kubah masjid, petugas Damkar menggunakan metode pemadaman pada ketinggian.

Petugas harus menggunakan tangga untuk menaiki rooftop seiring penyemprotan juga dilakukan dari dalam area masjid.

Baca juga: Kronologi Kebakaran, Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre Rubuh dalam Waktu Setengah Jam

"Karena bangunan tinggi, kita menggunakan mobil tangga, tapi unit pertama dengan pompa dari bawah dulu agar tidak terjadi perambatan lagi," ucap Satriadi.

Selain itu, ada pula kendaraan operasional bronto skylift yang berfungsi menjangkau titik api di ketinggian.

Dengan pengerahan 21 unit mobil damkar dan 80 personel, pemadaman yang dilakukan sejak sekitar pukul 15.20 WIB sudah memasuki tahap pendinginan sekitar pukul 17.30 WIB.

"Jadi, sampai saat ini udah proses pendinginan sudah dilokalisir lokasinya tidak ada api lagi hanya kubahnya jatuh turun ke bawah," ucap Satriadi.

Kronologi Kejadian

Kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, terbakar pada Rabu (19/20/2022) sore.
Kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, terbakar pada Rabu (19/20/2022) sore. (Ist Via Warta Kota)

Sebelum kebakaran terjadi, keempat pekerja PT Dwi Agung Sentosa Pratama sedang merenovasi menggunakan bahan triplek.

Saat akan memasang triplek, mereka melelehkan membran (aspal gulung) menggunakan alat bakar.

Niatnya, lelehan itu digunakan untuk menempelkan triplek, tapi percikan api diduga mengenai gasbul hingga menimbulkan api.

"Pekerja dari PT Dwi Agung Sentosa Pratama sedang melakukan renovasi atap kubah Masjid Islamic Centre. Renovasi menggunakan bahan tripleks," kata Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Slamet Wibisono, dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022), dilansir Kompas.com.

Api semakin membesar saat saksi berusaha memadamkan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).

Inilah sejarah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre yang kubahnya kebakaran Rabu (19/10/2022) sore.
Inilah sejarah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre yang kubahnya kebakaran Rabu (19/10/2022) sore. (ISTIMEWA/Tribun Jakarta)

Kebakaran Masjid Jakarta Islamic Centre pun tak terelakkan.

"Kemudian saksi berupaya memadamkan api dengan menggunakan APAR (alat pemadam api ringan), namun api semakin membesar dan akhirnya kubah Masjid Islamic Centre keseluruhan terbakar," ungkap Slamet.

Saat ini, keempat pekerja tersebut sudah diamankan di Polres Metro Jakarta Utara.

Mereka akan dimintai keterangan terkait standar operasional prosedur (SOP) keamanan dalam merenovasi kubah masjid.

Tak hanya itu, polisi juga akan memastikan apakah ada kelalaian hingga menyebabkan Masjid Jakarta Islamic Centre kebakaran.

"Jadi kita akan mintai keterangan terhadap empat orang ini. Bagaimana SOP-nya, apakah sudah dilaksanakan atau tidak, termasuk kita sandingkan penyebab kebakaran," ujar Kombes Wibowo.

Baca juga: Kebakaran Kubah Padam, Petugas Damkar Beres-beres Perlengkapan dari Masjid Jakarta Islamic Centre

Tentang Masjid Jakarta Islamic Centre

Jakarta Islamic Centre (JIC) adalah sebuah masjid serta lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta. 

JIC terletak di Jalan Kramat Jaya Raya Nomor 1, RT 06/RW 01, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara

JIC didirikan berdasarkan Perda Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 11/2014 tanggal 20 Agustus 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta. 

Sebelum menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, lokasi JIC berdiri ini sempat menjadi tempat prostitusi yang dikenal dengan nama lokalisasi Kramat Tunggak.

JIC menempati lahan bekas kawasan lahan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara pada era 1970-1999.

Menara Masjid Jakarta Islamic Centre yang terlihat miring, Selasa (25/9/2018)
Menara Masjid Jakarta Islamic Centre yang terlihat miring, Selasa (25/9/2018) (TribunJakarta.com/Afriyani Garnis)

Lokalisasi Kramat Tunggak merupakan lokasi rehabilitasi sosial bagi pekerja seks komersil yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin.

Pada awal pembukaannya tahun 1970-an, terdapat 300 orang wanita tuna susila (WTS) dengan 76 orang muncikari.

Kemudian, di tahun 1999 menjelang ditutupnya lokasi ini, jumlah WTS mencapai 1.615 yang dibawahi 258 orang muncikari.

Alih-alih menjadi tempat pembinaan bagi para pekerja seks, tempat tersebut justru menjadi tempat para muncikari melancarkan niatnya. 

Keberadaan tempat itu membuat gerah masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Mereka pun mendesak agar lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.

Baca juga: Masjid Jakarta Islamic Centre Hangus Kebakaran, Pj Gubernur DKI Heru Budi Segera Diperbaiki

Pada 1997 direkomendasikan agar Lokres tersebut ditutup. 

Kemudian pada 1998 dikeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 495/1998 tentang penutupan panti sosial tersebut.

Lokres Kramat Tunggak kemudian secara resmi ditutup pada 31 Desember 1999. 

Pemda Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan eks lokres Kramat Tunggak.

Setelah dibebaskan banyak muncul gagasan terhadap lokasi bekas Kramat Tunggak tersebut. 

Ada yang mengusulkan pembangunan pusat perbelanjaan (mall), perkantoran, dan lain sebagainya.

Namun Gubernur H Sutiyoso memiliki ide lain, yaitu membangun Islamic Centre.

Baca juga: Heru Budi Hartono Pastikan Kebakaran Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre Nihil Korban Jiwa

Gagasan Gubernur DKI Jakarta dua periode itu mendapatkan respons yang sangat positif.

Pembangunan Masjid Jakarta Islamic Centre mulai berjalan di tahun 2001.

Lalu, pada 4 Maret 2003, akhirnya diresmikan oleh Sutiyoso.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PROFIL Jakarta Islamic Centre yang Terbakar, Lokasi Berdirinya Masjid Bekas Tempat Prostitusi Besar

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved