Kasus Gangguan Ginjal Akut
Anak 7 Tahun di Cilincing Gagal Ginjal Akut, Sempat Ditolak 21 Rumah Sakit hingga Meninggal di RSCM
FA, anak perempuan warga Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara meninggal dunia karena mengalami gagal ginjal akut pada 17 September 2022.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
"Karena diagnostik selulitis kita memberikan terapi sesuai dengan selulitis, pemberian antibiotik kemudian pemberian analgetik-antipiretik obat demam, karena suhunya pada saat itu sedikit demam," kata Ridho.
Ridho menambahkan, orangtua FA sempat kembali membawanya ke klinik selang tiga hari kemudian.
Dalam kunjungan kedua kalinya, karena kondisi FA tak kunjung membaik, akhirnya pihak klinik merekomendasikan orangtua agar membawa FA ke Rumah Sakit Pekerja.
Pihak klinik tidak mengetahui pasti penanganan dari rumah sakit tersebut terhadap FA yang terkonfirmasi gagal ginjal akut.
Klinik Dompet Dhuafa sempat dikunjungi aparat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Utara bersama perangkat pemerintahan terkait.
Baca juga: Total Sudah 6 Kasus Gagal Ginjal Akut di Kota Tangerang, 4 di Antaranya Meninggal Dunia Sejak Juni
Ridho menjelaskan, kunjungan polisi dan pemerintah untuk mengonfirmasi soal kondisi kesehatan dua anak perempuan yang sempat berobat di kliniknya sebelum belakangan diketahui meninggal karena gangguan gagal ginjal akut.
"Kunjungan kemarin itu dari Polres Metro Jakarta Utara itu terkait konfirmasi adanya kasus pasien yang mengalami AKI (acute kidney injury) dan meninggal di rumah sakit," katanya.
Ia melanjutkan, pihaknya juga menjelaskan mengenai gejala yang muncul pada saat kunjungan FA apa saja, dan mendapatkan pengobatan apa saja.
Menurut Ridho, Klinik Dompet Dhuafa Rorotan merupakan fasilitas kesehatan yang tidak memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi pasien gagal ginjal akut.
Proses identifikasi kasus gagal ginjal akut hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan setara rumah sakit.
Gagal ginjal akut ini kasus yang sedikit kompleks buat diidentifikasi, ada pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan.
"Seperti pemeriksaan darah, urine, dan semacamnya. Kita tidak bisa melakukan proses tersebut di klinik maupun di Puskesmas," terang dia.