Kampung Boncos Masih Jadi 'Surga' Pecandu Narkoba, Warga Luar Sampai Rela Datang Demi Nikmati Sabu
Kampung Boncos di Palmerah, Jakarta Barat masih menjadi surga bagi para pecandu narkoba.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Kampung Boncos di Palmerah, Jakarta Barat masih menjadi surga bagi para pecandu narkoba.
Berulangkali digerebek tak membuat peredaran barang haram di Kampung Boncos berhenti.
Bahkan, sampai saat ini warga luar Kampung Boncos pada rela datang hanya untuk menikmati narkoba di sana.
Seperti yang dilakukan N. Wanita berusia 29 tahun itu bersama ID (43) tertangkap polisi tak berseragam sedang berada di sebuah kebon kosong di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat pada Selasa (25/10/2022).
Mereka kemudian digiring ke sebuah pos beratap asbes, tempat di mana dua terduga pengguna narkoba lain sudah dikumpulkan.
Baca juga: Mati Satu Tumbuh 1.000, Sulitnya Basmi Hotel Ceban di Kampung Boncos Jakarta Barat
N, wanita muda berjaket jeans itu awalnya mengaku hanya berteduh di bawah pohon di kebon tersebut karena hujan.
Namun, saat ditanya polisi, ia mengaku bahwa sedang memakai sabu.
"Ya pak," kata N pelan.
N datang ke kampung Boncos dari Manggarai, Jakarta Selatan sengaja untuk memakai sabu di sana.
Baca juga: Kisah Pasutri HIV di Kampung Boncos: Eks Pecandu Putau yang Belum Insaf hingga Coba Narkotika Lain
N mengatakan sekitar tempat tinggalnya sebenarnya juga tempat jual beli narkoba.
Namun, N lebih memilih Kampung Boncos lantaran sudah kadung merasa nyaman.
"Di sana ada pak, tapi gitu pak. kan di sini (Kampung Boncos) buat seneng-seneng," kata N kepada polisi.

Dari pengakuannya, N tak membeli serbuk kristal terlarang itu melainkan diberikan oleh kawannya di kampung itu.
"Saya enggak beli tapi di kasih. Di sini kan punya kawan banyak," pungkasnya.
Selain N, polisi juga mengamankan A (35) dan EM (46), mereka salah satu perakit bong di Kampung Boncos.
"Saya jaga lapak sekaligus jual-jualin ini. Saya yang ngerakit dan nyiapin," kata A sambil menunjuk satu bong dari ember saat ditanyai oleh Bhabinkamtibmas Slipi, Aiptu Asep Permana di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat pada Selasa (25/10/2022).
Bong yang dirakit A terbuat dari alat-alat sederhana.'
Baca juga: Kapolres Bukittinggi Terseret Narkoba Teddy Minahasa, Purnawirawan Bintang 2 Nangis: Saya Kecolongan
Untuk satu bong, A menyiapkan botol mineral plastik berukuran 330 ml, sedotan yang dipotong pendek, pipa kaca dan satu buah korek gas.
"Saya nyewain bong. Saya sewain 5 ribu per botol. Tapi kadang ada yang 3 ribu, ada juga yang bayar sukarela aja," katanya.
Sementara istrinya, EM membantu A untuk mengobral bong mini itu kepada para pengunjung di Kampung Boncos secara diam-diam.

Banyak pemakai yang terbuai dengan klip kristal sabu tersebut yang menggunakan bong rakitan A.
Meski di awal terasa pahit, tetapi serbuk putih itu seketika memberikan rasa nikmat luar biasa bagi pengguna saat dibakar dan diisap menggunakan bong rakitan A.
Meski banyak yang sewa, dalam sehari A mengaku tak meraup uang banyak dari hasil menjajakan bong di Kampung Boncos.
Paling besar ia menerima uang antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Seringnya, di bawah itu.
Baca juga: Bonus Pasutri di Kampung Boncos Jajakan Bong Mini Hasil Rakitannya: Dikasih Sabu Gratisan Sama Bos
Namun, hasil segitu pun kadang dibagi tiga orang yang menjajakan alat serupa.
"Dibagi tiga orang lagi duit segitu. Paling habis buat makan doang. Sama beli Suboxone (narkotika jenis baru)," tambahnya.