Kasus Gangguan Ginjal Akut
Duka Mendalam Ibu di Cengkareng Ditinggal Anak Gegara Gagal Ginjal Akut: Hati Saya Hancur!
Guru TK sekaligus mengaji tersebut mencurahkan isi hatinya terkait kepergian sang anak, Ziyad.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
"Saya jarang kasih obat. Paling dikasih bawang atau diurut. Setelah dua minggu batuk dan pilek hilang, hari Selasanya anak saya mengalami demam," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di rumahnya di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Jumat (28/10/2022).

Aisyah lalu membawa sang anak bontotnya ke Puskesmas.
Ia diberikan dua jenis obat-obatan, obat berjenis racikan dan obat parasetamol sirup.
Namun, selang empat hari kemudian, tepatnya pada Jumat (26/8/2022), demam Ziyad tak kunjung pulih.
Bahkan, panasnya yang semula 39 derajat naik menjadi 39,5 derajat.
"Bukannya malah tambah turun, di Hari Jumat panasnya naik lagi," tambahnya.
Pihak puskesmas meminta Ziyad untuk datang kembali di hari Senin.
Karena kondisi anak tersebut memburuk, Aisyah dan suami berinisiatif sendiri melarikan Ziyad ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta Barat.
Baca juga: Perjuangan Orang Tua Temani Anak Penderita Gagal Ginjal Akut di RSCM: Izin Hingga Resign dari Kantor
Di dalam Instalasi Gawat Darurat (IGD), Ziyad terbaring lemah dengan jarum infus menghujam tangannya.
Ia didiagnosis infeksi paru-paru.
"Setelah di ruang perawatan, awalnya dinyatakan seperti itu. Karena Ziyad tidak bisa pipis, badannya bengkak dari kepala sampai kaki," tambahnya.
Guru ngaji tersebut sempat mengadukan kondisi sang anak kepada salah satu perawat.
Perawat awalnya menerangkan bahwa sang anak tak bisa buang air kecil lantaran kurang minum.
"Saya ngotot dan bilang, di mana-mana kalau orang diinfus pasti keluar cairan. Ini enggak sama sekali," katanya.
Tak dapat jawaban memuaskan dari suster, Aisyah beralih menanyakannya kepada dokter.