Kasus Gangguan Ginjal Akut

Duka Mendalam Ibu di Cengkareng Ditinggal Anak Gegara Gagal Ginjal Akut: Hati Saya Hancur!

Guru TK sekaligus mengaji tersebut mencurahkan isi hatinya terkait kepergian sang anak, Ziyad.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok Siti Aisyah (39), ibunda Ziyad, yang tutup usia karena mengalami penyakit gagal ginjal akut saat ditemui di rumahnya di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat (28/10/2022). 

"Saya jarang kasih obat. Paling dikasih bawang atau diurut. Setelah dua minggu batuk dan pilek hilang, hari Selasanya anak saya mengalami demam," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di rumahnya di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Jumat (28/10/2022).

Siti Aisyah (39) menunjukkan obat-obatan dari Puskesmas yang diberikan untuk menyembuhkan demam Ziyad di rumahnya di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat (28/10/2022).
Siti Aisyah (39) menunjukkan obat-obatan dari Puskesmas yang diberikan untuk menyembuhkan demam Ziyad di rumahnya di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat (28/10/2022). (Satrio Sarswo Trengginas/TribunJakarta.com)

Aisyah lalu membawa sang anak bontotnya ke Puskesmas.

Ia diberikan dua jenis obat-obatan, obat berjenis racikan dan obat parasetamol sirup.

Namun, selang empat hari kemudian, tepatnya pada Jumat (26/8/2022), demam Ziyad tak kunjung pulih. 

Bahkan, panasnya yang semula 39 derajat naik menjadi 39,5 derajat.

"Bukannya malah tambah turun, di Hari Jumat panasnya naik lagi," tambahnya.

Pihak puskesmas meminta Ziyad untuk datang kembali di hari Senin.

Karena kondisi anak tersebut memburuk, Aisyah dan suami berinisiatif sendiri melarikan Ziyad ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta Barat.

Baca juga: Perjuangan Orang Tua Temani Anak Penderita Gagal Ginjal Akut di RSCM: Izin Hingga Resign dari Kantor

Di dalam Instalasi Gawat Darurat (IGD), Ziyad terbaring lemah dengan jarum infus menghujam tangannya.

Ia didiagnosis infeksi paru-paru.

"Setelah di ruang perawatan, awalnya dinyatakan seperti itu. Karena Ziyad tidak bisa pipis, badannya bengkak dari kepala sampai kaki," tambahnya.

Guru ngaji tersebut sempat mengadukan kondisi sang anak kepada salah satu perawat.

Perawat awalnya menerangkan bahwa sang anak tak bisa buang air kecil lantaran kurang minum.

"Saya ngotot dan bilang, di mana-mana kalau orang diinfus pasti keluar cairan. Ini enggak sama sekali," katanya.

Tak dapat jawaban memuaskan dari suster, Aisyah beralih menanyakannya kepada dokter.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved