FKM UI Mengabdi, Literasi Gizi Posyandu Jadi Ujung Tombak Pencegahan dan Penanggulangan Stunting

FKM UI yang diketuai oleh Wahyu Kurnia Yusrin Putra, MKM menyelenggarakan kegiatan pelatihan peningkatan literasi gizi kader posyandu.

Editor: Muji Lestari
Istimewa
Para kader sedang berlatih mendeteksi kasus stunting berdasarkan hasil pengukurang panjang atau tinggi badan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Indonesia terus berjuang untuk menurunkan angka stunting.

Walaupun dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sudah terlihat progress yang menggembirakan dimana kasus stunting turun dari 27,7 persen menjadi 24,4 persen, namun untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024 masih diperlukan berbagai upaya dan terobosan.

Posyandu merupakan usaha kesehatan berbasis masyarakat yang dapat menjadi ujung tombak dalam upaya penurunan dan pencegahan kasus baru stunting.

Posyandu dapat berperan menjadi platform edukasi terkait gizi dan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu balita dan ibu hamil.

Oleh karenanya kader sebagai aktor utama penyelenggaraan Posyandu memiliki peranan penting dalam mengedukasi masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan stunting.

Sayangnya beberapa studi menunjukkan masih terdapat kader dengan tingkat pengetahuan terkait stunting yang belum optimal.

Kader juga seringkali tidak merasa percaya diri saat akan mengedukasi masyarakat.

Berangkat dari temuan ini, tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang diketuai oleh Wahyu Kurnia Yusrin Putra, MKM berinisiatif menyelenggarakan kegiatan pelatihan peningkatan literasi gizi kader posyandu di Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada 7 September 2022.

Kelurahan Pulau Panggang merupakan salah satu wilayah kelurahan di bawah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu DKI Jakarta, yang masih menghadapi masalah gizi ganda pada kelompok usia balita.

Data tahun 2021 menunjukkan 15 persen balita di wilayah Kelurahan Pulau Panggang mengalami stunting dan sebanyak 36 persen dari balita stunting tersebut juga mengalami anemia.

Di sisi lain, keterampilan kader dalam mendeteksi stunting juga masih perlu ditingkatkan.

Hal ini terlihat dari hasil validasi pengukuran stunting yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI tahun 2021.

Terlihat adanya perbedaan jumlah kasus stunting antara hasil pengukuran kader dengan pengukuran oleh tenaga kesehatan.

Oleh karenanya tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim FKM UI adalah meningkatkan literasi kader posyandu terkait gizi, terutama stunting dan anemia serta melatih kemampuan kader dalam upaya deteksi dini kejadian stunting di masyarakat.

Kegiatan ini dibuka oleh Kasie Kesra Kelurahan Pulau Panggang, Ibu Sofiah dan dihadiri oleh 24 orang kader perwakilan tiap posyandu di wilayah Kelurahan Pulau Panggang.

Dalam sambutannya Ibu Sofiah menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini karena akan membantu dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader seputar pencegahan dan penanggulangan stunting. Kegiatan berlangsung dalam 2 sesi.

Di sesi pertama para peserta melakukan diskusi aktif seputar materi stunting dan anemia, sementara di sesi kedua para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berlatih melakukan deteksi dini stunting berdasarkan hasil pengukuran panjang atau tinggi badan.

Para peserta antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan banyak menyampaikan temuan atau kejadian yang dihadapi sehari-hari saat penyelenggaraan posyandu.

Di akhir kegiatan, salah seorang peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini membuatnya menjadi lebih percaya diri dalam memberikan edukasi seputar stunting di masyakarat.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved