Ketum DPP KNPI Beri Materi Entrepreneurship di DEMA Fakultas Syariah dan Hukum Se-Indonesia
Ilyas Indra menyampaikan bahwa Pemuda Indonesia harus mandiri secara ekonomi, cepat mandiri secara ekonomi anak anak muda hanya bisa menjadi pengusaha
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ilyas Indra menjadi pembicara pertemuan Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah dan Hukum se-Indonesia di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Hadir pula Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni'am yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut.
Disela-sela acara, Asrorun Ni'am bersama Ilyas Indra menyempatkan waktu berdiskusi.
Keduanya memang memiliki latar belakang di ormas Nahdlatul Ulama (NU).
Asrorun Ni'am merupakan Dosen dari Ilyas Indra saat masih berkuliah di S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut, seluruh narasumber yang hadir turut memberikan motivasi kepada para peserta yang terdiri dari, Ketua DEMA Fakultas Syariah dan Hukum se-Indonesia.
Materi yang disampaikan adalah bagaimana menjadi pemuda calon pemimpin Indonesia dimasa datang.
Baca juga: Ilyas Indra Sampaikan Legalitas Organisasi yang Dipimpinnya DPP KNPI
Di sisi lain, Ilyas Indra bersama Entrepreneur Muda, Fili Mutaqien menyampaikan materi tentang entrepreneurship, bagaimana aktifis berbisnis, sebagai calon pemimpin Indonesia 2045.
Ketua Umum DPP KNPI ini menyampaikan bahwa Pemuda Indonesia harus mandiri secara ekonomi, untuk cepat mandiri secara ekonomi anak anak muda hanya bisa menjadi pengusaha.
"Kekuatan aktifis menjadi pengusaha sangatlah memadai karena aktifis memiliki kemampuan publik speaking yang bagus, aktivis memiliki jaringan yang bagus," ujar Ilyas.

Selain itu, tambahnya, aktivis memiliki loby yang bagus, kemampuan aktivis bisa menjadi saling yang bagus dan yang terpenting aktivis memiliki kemampuan memimpin yang bagus dalam bisnis.
"Sehingga kemampuan aktivis bisa diandalkan untuk masuk menjadi entrepreneur diusia muda dan membangun kemandirian secara ekonomi untuk menjadi pemimpin di 2045," pungkas Ilyas Indra.