Penemuan Mayat Satu Keluarga

Profesi Dulu Pasutri yang Ditemukan Tewas Sekeluarga di Kalideres Terkuak, Punya Aset Miliaran

Dulu pasutri yang bertempat tinggal di Perumahan Citra Garden 1 Extension tersebut berprofesi sebagai penjual kue dan pekerja kantoran.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
Ist
Profesi dulu pasangan suami istri alias pasutri yang ditemukan tewas sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat terkuak. Dulu pasutri yang bertempat tinggal di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat tersebut berprofesi sebagai penjual kue dan pekerja kantoran. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Profesi dulu pasangan suami istri alias pasutri yang ditemukan tewas sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat terkuak.

Dulu pasutri yang bertempat tinggal di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat tersebut berprofesi sebagai penjual kue dan pekerja kantoran.

Baca berita ini untuk mengetahui sejarah Perumahan Citra Garden dan kisaran harga rumahnya

Namun kini, kerabat tak mengetahui apa profesi pasutri tersebut sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia sekeluarga.

Kerabat tak yakin dugaan penyebab kematian sekeluarga yang terdiri dari 4 orang tersebut karena kelaparan.

Sampai saat ini, polisi masih menyelidiki penyebab satu keluarga di Kalideres tersebut tewas.

Warga pun sempat melihat tingkah aneh yang dilakukan salah satu anggota keluarga tersebut sampai akhirnya ditemukan tewas,

Identitas satu keluarga tewas terdiri dari Rudyanto Gunawan (71) berstatus sebagai suami; Reny Margarethan Gunawan (68) berstatus sebagai istri; Dian Febbyana (42) berstatus anak; dan Budyanto Gunawan (68) berstatus adik Rudyanto.

Keluarga tersebut ditemukan tewas dengan kondisi lambung yang kosong.

Baca juga: Tim Labfor Polda Metro Sambangi Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Bawa 2 Kalender Sobek Cina

Diduga sebelum meninggal, korban tidak makan selama beberapa hari hingga timbulah dugaan penyebab tewas karena kelaparan.

Namun, Ris Astuti (64), adik kandung dari Margaretha Gunawan menyebut, kecil kemungkinan penyebab tewas karena kelaparan.

Ris menilai seandainya keluarga kakaknya itu kelaparan dan tak ada uang, maka mereka seharusnya bisa meminta bantuan.

"(Dugaan kelaparan) kecil menurut saya. Tapi enggak tahu juga. Misalnya benar, agak aneh juga, saya juga bingung," ungkap Ris di Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).

Sejumlah petugas dari Labfor Polda Metro Jaya berada di dalam rumah penemuan mayat satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension di Kalideres, Jakarta Barat pada Minggu (13/11/2022).
Sejumlah petugas dari Labfor Polda Metro Jaya berada di dalam rumah penemuan mayat satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension di Kalideres, Jakarta Barat pada Minggu (13/11/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/Satrio Sarwo Trengginas)

"Misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa kontak ke saudara kan," sambungnya.

Meski begitu, selama ini kata Ris, korban belum pernah meminta bantuan makanan atau uang untuk membeli makan.

Ris kemudian mengingat dahulu, Margaretha Gunawan kerap mengiriminya makanan dan baju-baju.

"Sebelumnya enggak pernah minta. Malah dulu suka ngasih dia. Waktu di Gunung Sahari (20 tahun lalu) itu suka ngasih dia,"

"Baik itu makanan, baju-baju, kalau kita ultah dikirimin paket," ungkap Ris.

Ris pun menyebut, kondisi perekonomian keluarga Margaretha dan suaminya Rudyanto dulunya terbilang berkecukupan.

Bahkan dikatakan suami Ris, Handoyo (64), pasutri tersebut pernah memiliki penghasilan yang mampu menopang kehidupan sehari-hari.

Margaretha dulu jualan kue, sementara Rudyanto bekerja di kantoran.

"Yang saya tahu, ibunya (Margaretha) dulu jualan kue. Bapaknya (Rudyanto) bekerja di kantoran,"

"Tapi anaknya (Dian) saya enggak tahu kerjanya apa," ujar Handoyo.

Sementara itu Handoyo mengaku tak mengetahui bagaimana kondisi kakak iparnya tersebut saat ini.

Pasalnya Handoyo dan Ris terakhir berkomunikasi 5 tahun yang lalu.

Apa yang mereka ketahui tentang kondisi perekonomian Margaretha itu adalah informasi masa lalu yang mungkin saja bisa berubah.

Untuk itu Handoyo dan Ris tak tahu secara pasti bagaimana kondisi perekonomian mereka saat ini.

Baca juga: Keluarga Tewas di Kalideres Pernah Jalan Kaki Dibungkus Plastik, Tak Sekali Tetangga Cium Bau Busuk

Aset Rumah dan Mobil Ditaksir Miliaran Rupiah 

Meski dugaan sementara keempat anggota keluarga itu tewas karena kelaparan, namun aset milik pihak korban justru seolah membantah motif tersebut.

Seperti disampaikan tokoh pemuda Jakarta Barat, Umar Abdul Aziz.

Kolase Foto rumah lokasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres.
Foto rumah lokasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Menurut Umar, harga rumah dan mobil milik keluarga korban di lokasi kejadian ditaksir miliaran rupiah.

Angka tersebut berasal dari taksiran harga rumah yang ditempati keluarga itu di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres.

Karenanya, dia tak yakin jika satu keluarga di Kalideres itu meninggal karena kelaparan.

“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan. Kalau dilihat dari segi rumah yang tinggal di kawasan komplek tidak mungkin dia tidak makan,” terang Umar, Sabtu (12/11/2022).

Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban.

Ia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit.

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan. Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.

Sementara, Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku bahwa korban sangat tertutup bukan hanya ke orang lain termasuk ke keluarganya sendiri.

Sebagai adiknya saja, Ris mengaku dirinya terakhir komunikasi dengan korban sekitar 5 tahun yang lalu.

"Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup," ucapnya.

Ia berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Ia dengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah. "Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik," katanya.

Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Korban Sempat Keluar Rumah dengan Kaki Dibungkus Kresek Hitam

Sangsi Motif Kelaparan, Polda Metro Jaya Turun Tangan

Motif kelaparan di balik tewasnya satu keluarga di Kalideres juga disangsikan pihak Polda Metro Jaya.

Oleh karena itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun turun tangan membantu penyelidikan kasus yang dilakukan Polsek Kalideres dan Polres Metro Jakarta Barat.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menuturkan, pihaknya masih terus mendalami penyebab kematian keempat orang tersebut.

Termasuk menunggu hasil dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik guna mengungkap tewasnya satu keluarga itu secara akurat.

"Artinya, diksi kematian disebabkan karena kelaparan itu belum bisa dipertanggungjawabkan," kata Hengki, Minggu (13/11/2022).

Menurut Hengki, secara induktif, olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilaksanakan.

Sedangkan, secara deduktif, pihaknya juga mendalami informasi dari tetangga dan lainnya.

"Termasuk laboratorium cyber terkait alat bukti elektronik yang kami dapatkan," tutur Hengki.

"Namun, yang utama secara scientific crime Investigation, tim Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat masih terus mendalami dan menanti hasilnya, baik dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik," sambungnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved