Penemuan Mayat Satu Keluarga

Pastikan Bukan Karena Kelaparan, Polisi Dalami Satu Keluarga Tewas di Kalideres Ikut Sekte Tertentu

Kombes Endra Zulpan mengatakan, polisi juga mendalami soal dugaan empat orang yang ditemukan tewas itu mengikuti aliran sekte tertentu

TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana konferensi pers kasus mutilasi driver ojol di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Minggu (28/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Polda Metro Jaya masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, polisi juga mendalami soal dugaan empat orang yang ditemukan tewas itu mengikuti aliran atau sekte tertentu.

"Penyebabnya apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain ini masih didalami," kata Zulpan kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Zulpan memastikan keempat korban itu tewas bukan karena kelaparan.

"Sementara bukan karena kelaparan," ujar dia.

Baca juga: Polisi Libatkan Asosiasi Psikologi Forensik untuk Usut Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Siang ini, tim gabungan dokter forensik dari jajaran Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri dan ahli Universitas Indonesia (UI) melakukan pemeriksaan keempat jenazah.

"Kemudian dari kedokteran forensik, laboratorium forensik, untuk mengetahui DNA. Kita teliti semua. Nanti tunggu hasilnya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Hengki menuturkan proses penyidikan menggunakan metode scientific crime investigation diharapkan dapat mengungkap kasus meninggalnya satu keluarga ini.

Mobil milik korban yang sebelumnya diketahui hilang kini sudah ditemukan, dan dari hasil penyidikan diketahui bahwa kendaraan tersebut sudah dijual oleh adik korban, Budyanto Gunawan (69).

"Kita sudah temukan mobil milik korban dan ternyata dijual oleh almarhum Budyanto. Di showroom seputar TKP, jadi kita sudah temukan. Kita putus dulu motifnya, apakah ada pencurian," tuturnya.

Analisa Sekte

kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, mengungkapkan dugaan aliran sekte yang yang menjadi penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.

Ia menduga satu keluarga yang tewas tersebut memiliki kepercayaan apokaliptik.

Keyakinan apokaliptik adalah keyakinan terhadap akhir dunia.

Petugas mengotak atik pintu gerbang rumah Perumahan Citra Garden Satu Extension di Kalideres, Jakarta Barat pada (13/11/2022).
Petugas mengotak atik pintu gerbang rumah Perumahan Citra Garden Satu Extension di Kalideres, Jakarta Barat pada (13/11/2022). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakrta.com)

"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus pada Sabtu (12/11/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews.

Adrianus juga menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.

"Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu," kata Adrianus.

Lebih lanjut, belakangan dugaan Adrianus itu juga disangkutpautkan dengan temuan buku-buku di TKP rumah mendiang.

Kompolnas Soroti Buku Korban

Sementara, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto dalam program Sapa Indonesia Pagi, Selasa (15/11/2022) kemudian menyoroti penemukan buku berbagai agama tersebut.

Menurut Benny sejumlah bukti buku yang ditemukan tersebut penting untuk didalami.

Penyidik perlu memeriksa setiap coretan yang mungkin sengaja digariskan oleh anggota keluarga tersebut.

Setelah itu, penyidik dapat mencari dan memastikan apakah ada indikasi ajaran tertentu terkait dengan penyebab kematian keempat orang itu.

"Di TKP juga ditemukan buku-buku berbagai macam agama, kemudian buku-buku bacaan ini menurut kami penyidik perlu mendalami."

"Apakah dalam buku tersebut ada coretan-coretan, ada garis bawah kalimat dan sebagainnya."

Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto seusai gelar perkara kasus Brigadir J bersama kuasa hukum Brigadir J dan Bareskrim Polri di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (20/7/2022).
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto seusai gelar perkara kasus Brigadir J bersama kuasa hukum Brigadir J dan Bareskrim Polri di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (20/7/2022). (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim)

"Ini menjadi penting sehingga jika nanti ditemukan bacaan yang menjurus (aliran tertentu)," kata Benny dikutip dari youTube KompasTv.

Benny juga mengatakan, penyidik perlu menyelidiki lebih lanjut jejak digital korban.

"Yang lebih penting lagi, jejak digital. Apakah mereka sebelum hpnya mati tidak ada listrik, apakah ada komunikasi-komunikasi lain, contoh komunikasi dengan kelompoknya atau pihak yang berafiliasi," tuturnya.

Benny menuturkan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium forensik untuk menyimpulkan motif tewasnya satu keluarga ini.

"Kami masih menunggu hasil dari labfor, hasil autopsi untuk menguatkan dan mecari motifnya apa," tutur Benny.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved