Penemuan Mayat Satu Keluarga
Teman Kecil Ungkap Kebaikan Dian Korban Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Sosoknya Tinggi dan Cantik
Teman kecil Dian (42) bernama Fitri (40) bercerita soal sahabatnya tersebut yang menjadi salah satu korban tewas keluarga di Kalideres.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Teman kecil Dian Febbyana (42) bernama Fitri (40) bercerita soal sahabatnya tersebut yang menjadi salah satu korban tewas keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Dian ditemukan tewas bersama orangtua, Rudyanto dan Margaretha dan pamannya bernama Budiyanto.
Diceritakan Fitri, Dian rupanya memiliki karakter yang baik hati, tapi sulit bergaul dengan orang lain.
Fitri menyebut ketika Dian menemukan satu teman yang cocok, Dian akan terus bersama orang tersebut.
"Dia kalau berteman suka sama 1 orang ya udah. Mainnya sama itu saja,"
"Padahal ada dua kakak perempuan aku tapi Dian enggak terlalu akrab. Maunya sama aku aja, makanya aku sampai enggak kepikiran kok bisa kayak gitu?" ujarnya saat ditemui TribunJakarta.com pada Rabu (16/11/2022).
Bagi Fitri, Dian merupakan teman yang sempurna untuknya.
Fitri bercerita Dian merupakan sosok yang bertubuh tinggi, berbehel, cantik dengan rambur sebahu.
Baca juga: Cerita Ci Mei Tahu Korban Keluarga Tewas di Kalideres dari Koran, Teringat Jualan di Pasar Senen
Tak hanya itu, Fitri mengingat teman masa kecilnya itu kerap mengenakan kaos dan celana pendek biasa bak cewek tomboy.
"Baik banget cantik lagi orangnya," kata Fitri.
Selama berteman, mereka pun tak pernah bertengkar.
Dian tak pernah marah dan selalu mengalah kepada Fitri.
"Enggak pernah marah dia sama aku. Dia ngalah, pas aku minta sesuatu "yaudah buat lo", "Gapapa yan?" "Gapapa ambil aja"," katanya.
Dian suka memesan barang kepada Fitri ketika sedang pergi jalan-jalan.
"Eh nitip beliin ini dong, dia bilang yaudah beli dua itu duitnya gue kasih. Dia yang nitip ke aku baik banget," ceritanya.
Fitri mengaku dekat dengan sahabatnya hanya sampai bangku SMA.

Sebab, Dian bersama keluarganya pindah tempat tinggal di perumahan Citra Satu Garden Satu Extension, Jakarta Barat sekitar tahun 1997.
"Setelah pindah udah enggak kontakan lagi. Enggak pernah main lagi sama sekali," tambahnya.
Fitri sempat menanyakan nomor kontak Dian, tetapi ayahnya, Muhammad Mundji (70) tak memilikinya.
Fitri benar-benar tak menyangka teman masa kecilnya selama ini berakhir tragis.
Ia dikabarkan ditemukan tak bernyawa dengan mengenaskan di rumahnya, Kalideres, Jakarta Barat.
Ia mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan di media dan desas-desus warga sekitar.
"Aku awalnya enggak tahu kalau itu Dian. Karena awalnya inisial aja kan waktu itu D. Nah aku merasa benar enggak sih? Ternyata bener Dian Febbyana Apsari Dewi. Eh ternyata bener," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di kompleks Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022) malam.
Polisi mengatakan penyebab kematian satu keluarga itu masih misterius.
Para korban yang terdiri dari suami, istri, anak dan paman bernama Rudyanto Gunawan (71), K Margaretha Gunawan (68), Dian Febbyana (42) dan Budyanto Gunawan (69).
Baca juga: Sulit Gaul dengan Banyak Orang, Terkuak Sosok Dian Korban Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Cerita masa lalu keluarga tewas di Kalideres
Muhammad Mundji (70), tahu banyak soal hidup satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Mantan Ketua RT 007 RW 003 Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat tersebut mengatakan keluarga itu pernah tinggal di wilayahnya sampai tahun 1997.
Mundji kenal baik dengan sosok Tan Giok Tjin, ayah dari Rudyanto dan Budianto Gunawan, dua anggota dari empat anggota keluarga yang tewas mengenaskan itu.
Ia tak menampik bahwa sejak tinggal di wilayahnya, keluarga itu tertutup.
Mereka tak pernah bersosialisasi kepada tetangga di sebelah kiri dan kanannya.
Bahkan, mereka juga tak mengacuhkan ayahnya sendiri, Tan ketika sakit.

Pada tahun 1997, Tan Giok Tjin sempat terpeleset dari kamar mandi rumahnya.
Tan mengeluh kesakitan dan sulit berjalan.
Dia hanya bisa terbaring di kamar tidur.
Namun, cerita Mundji, anak-anaknya hingga mantu tak ada yang mengurusi ayahnya saat sakit.
"Ya itu lah gara-gara enggak ngerawat ayahnya yang jatuh. Cuek sampai sakit di kamar. Istrinya Tan datang ke saya minta tolong," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di Gang Lilin 11, Gunung Sahari Utara, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Rabu (16/11/2022).
Mundji kerap diminta belikan obat oleh istri Tan.
Selain itu, ia juga pernah mengantarkan Tan ke rumah sakit naik bajaj oren.
"Anaknya enggak pernah ngurus. Anak kandung loh itu," tambahnya.
Dalam kesaksiannya, tak pernah anak-anak Tan membawa sang ayah ke rumah sakit atau tempat urut.
Tiba-tiba, Mundji mendapatkan kabar dari istri Tan bahwa Tan sudah meninggal.
"Kalau istrinya sakit karena mikirin suaminya kayaknya," katanya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News