Jadi Calon Panglima TNI, Ini Profil Yudo Margono: Anak Petani, Dijuluki Bapak Infrastruktur TNI AL

Diprediksi kuat bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa, Inilah profil KSAL Laksamana Yudo Margono.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Dokumentasi Dinas Penerangan Mabes Angkatan Laut
Diprediksi kuat bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang pensiun, Inilah profil Kepala Staf Angkat Laut atau KSAL Laksamana Yudo Margono. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Staf Angkat Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono diprediksi kuat bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang pensiun.

Sebelumnya, saat Marsekal Hadi Tjahjanto pensiun, Yudo juga telah masuk radar sebagai calon Panglima TNI.

Namun akhirnya Presiden Jokowi memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.

Seiring dengan jabatan Panglima TNI yang biasanya digilir di antara tiga matra TNI, maka kali ini giliran TNI AL yang jatahnya sebagai Panglima TNI saat ini.

Meski belum ada pengumuman resmi sebagai calon tunggal Panglima TNI, TribunJakarta.com merangkum profil Laksamana Yudo Margono.

Baca juga: Panglima TNI Akui Ada Anggotanya Terlibat di Tragedi Kanjuruhan, Persilakan Warga Kirim Bukti Video

Anak Petani Tulen

Yudo Margono adalah lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988.

Sebelum menjadi prajurit TNI AL, Yudo harus merasakan perjuangan berat di masa remajanya.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono dalam konferensi pers di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021) petang.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono dalam konferensi pers di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021) petang. Diprediksi kuat bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang pensiun, Inilah profil Kepala Staf Angkat Laut atau KSAL Laksamana Yudo Margono. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Perjuangan hidupnya itu disampaikan Yudo saat memberikan pesan kepada para pemuda yang juga bermimpi menjadi anggota TNI dalam Serbuan Vaksinasi TNI AL di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021) petang.

Pria kelahiran 26 November 1965 itu awalnya menegaskan bahwa pendaftaran masuk TNI sama sekali tidak dipungut biaya.

Hanya saja, Yudo tak memungkiri bahwa nantinya calon pendaftar bisa mengeluarkan biaya tertentu untuk kepentingan pribadi.

Misalnya untuk transportasi, makan, atau penginapan selama proses pendaftaran.

Saat menyinggung biaya itu lah Yudo menceritakan perjuangannya masuk TNI.

Pada sekitar tahun 1980-an, Yudo muda yang merupakan putra asli Madiun, Jawa Timur, berkeinginan masuk tentara untuk membela negara.

Saat itu, pendaftaran TNI dibuka di kota Surabaya, sehingga otomatis Yudo harus menempuh perjalanan jauh untuk mengejar mimpinya.

Dari Madiun ke Surabaya, Yudo yang mengaku anak petani 'mleni' (tulen), harus mengeluarkan ongkos pulang-pergi naik bus serta untuk makan sehari-hari.

Baca juga: Ditanya Lagi Soal Bursa Panglima TNI, KSAL Yudo Margono: Mbok Sabar

Perjuangannya tak sampai di situ, Yudo harus rela tidur di masjid selama proses pendaftaran karena dirinya tak punya kerabat di Surabaya.

"Kayak saya, rumah Madiun daftarnya pas itu di Surabaya. Akhirnya saya ngeluarin duit buat naik bus pulang pergi untuk makan," kata Yudo.

"Terus saya waktu itu tidur di masjid karena kan memang nggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu," sambungnya.

Singkat cerita, Yudo akhirnya masuk Akademi Angkatan Laut dan menjadi lulusan tahun 1988.

Ia merupakan salah satu prajurit terbaik TNI AL yang masuk ke akademi militer secara murni.

"Kayak saya, katanya saya anaknya petani mleni, nggak bisa masuk Angkatan Laut. Kalau saya bayar mungkin bapak ibu saya sudah jual sawah habis itu," celetuknya.

Laksamana TNI Yudo Margono (kiri) dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (kanan) membaca sumpah saat dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/05/2020). Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai KSAL dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai KSAU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL
Laksamana TNI Yudo Margono (kiri) dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (kanan) membaca sumpah saat dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/05/2020). Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai KSAL dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai KSAU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL)

Dinobatkan Bapak Insfrastruktur TNI AL

Selama menjabat sebagai KSAL, Yudo memiliki pemikiran bagaimana mencetak prajurit-prajurit TNI AL yang tangguh, andal dan profesional.

Oleh sebab itu prioritas utamanya adalah pembangunan sumber daya manusia atau SDM.

Prajurit TNI AL yang bidang tugasnya berdekatan dengan teknologi alutsista seperti kapal perang, pesawat udara dan kendaraan tempur Marinir.

Sementara itu teknologi alutsista sendiri terus berkembang seiring perkembangan teknologi terbaru.

Peran SDM punya posisi sentral dalam mengikuti arus perkembangan teknologi di masa mendatang.

Membangun SDM yang tangguh, andal dan profesional diperlukan infrastruktur yang mewadahi.

Baca juga: Ditemukan di Kedalaman 838 Meter, Keyakinan KSAL Tenggelamnya KRI Nanggala Bukan karena Human Error

Sarana dan prasarana yang mendukung keterampilan prajurit juga terkait dengan kesejahterahan prajurit dan keluarganya.

Disinilah peran dan arahan Yudo selaku pimpinan tertinggi TNI AL untuk mencetak personil TNI AL yang berkualitas dan unggul.

Hal ini terkait pula dengan keinginan Pemerintah RI untuk mencetak individu-individu berkualitas dari Sabang sampai Merauke.

Tindak lanjut dari pembangunan infrastruktur diwujudkan melalui pendirian Satuan Pendidikan dan Latihan di luar Pulau Jawa yakni di Sorong, Makassar dan Tanjung Uban.

Hal ini berhubungan dengan pemerataan fasilitas pelatihan dan pendidikan yang selama ini terpusat di Surabaya, Jawa Timur.

Pemerataan sarana dan prasarana di luar Pulau Jawa juga berkenaan dengan keinginan Pemerintah RI untuk percepatan pembngunan di daerah.

Dengan adanya kegiatan tersebut dipastikan berdampak perbaikan jalan, pendidikan hingga dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

KSAL Laksmana TNI Yudo Margono saat memberikan keterangan kepada media di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai mengenai hilang kontaknya KRI Nanggala-402.
KSAL Laksmana TNI Yudo Margono saat memberikan keterangan kepada media di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai mengenai hilang kontaknya KRI Nanggala-402. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Salah satu pembangunan sarana pelatihan dan pendidikan adalah kolam renang mengingat kegiatan TNI AL berdekatan dengan olahraga perairan.

Selain itu, sarana tersebut bisa digunakan umum sehingga tercipta sinergitas antara TNI AL dan masyarakat.

Selain itu, Yudo juga memberikan arahan untuk membuat perumahan baik dinas, mess dan rumah pribadi bagi prajurit maupun perwira.

Pasalnya, untuk menciptakan personil TNI AL yang berkualitas dan profesional berhubungan juga dengan kesejaterahan keluarganya.

Karenanya, Yudo sampai dinobatkan sebagai sebagai Bapak Infrastruktur TNI AL.

Tercatat 94 infrastruktur sudah dibuat sejak dirinya menjabat pada Mei 2020.

Pendekatan kesejahterahan prajurit menjadikan SDM TNI AL unggul dan profesional.

Profil Jabatan Yudo Margono

Berbagai jabatan strategis pernah diembannya di antaranya Komandan KRI Ahmad Yani-351 pada tahun 2006, Komandan Lanal Sorong tahun 2008, Komandan Satuan Kapal Cepat Koarmatim tahun 2010, Komandan Satuan Kapal Eskorta Koarmatim pada tahun 2011, Komandan Kolat Koarmabar tahun 2012, dan Paban II Sopsal tahun 2014.

Selanjutnya, pada tahun 2015 Laksamana TNI Yudo Margono menjabat sebagai Komandan Lantamal I Belawan, tahun 2016 sebagai Kepala Staf Koarmabar.

Pada tahun 2017 menjabat sebagai Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil).

Saat masih menjabat sebagai Panglima Kolinlamil Laksamana TNI Yudo Margono dipercaya menjabat Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) tahun 2018, dan terakhir sebelum menjabat sebagai orang nomor satu di TNI AL, menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) sejak 2019.

Yudo telah menempuh berbagai pendidikan militer.

Selain di AAL, Yudo juga berbagai pendidikan di antaranya Sus Paja (1988), Sus Korbantem (1989), Sus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Sus Pariksa Angkatan-18 (1992), Dikspespa Kom Angkatan-9 (1993), Diklapa-II/Koum Angkatan-11 (1997).

Selain itu, Seskoal Angkatan-40 (2003), Sus Keankuman TNI AL (2007), Sesko TNI Angkatan-38 (2011), dan Lemhannas RI (PPSA) Angkatan-52 (2014).

Pendidikan umum yang pernah ditempuh yaitu SD (1977), SMP (1981), SMA (1984), S1 Ekonomi Manajemen (2014) dan S2 Manajemen (2015).

Atas jasa-jasanya kepada bangsa dan negara, berbagai tanda jasa bintang dan satya lencana diperoleh antara lain Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Jalasena Nararya, Satya Lencana VIII, Satya Lencana Kesetiaan XVI.

Baca artikel lainnya dari TribunJakarta.com dari Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved