Gempa di Cianjur
Perjuangan Ibu Korban Gempa Cianjur, Rela Tangan Sakit Bongkar Reruntuhan Demi Dapat Makanan Anaknya
Perjuangan besar dilakukan seorang ibu demi sang anak meski dirinya menjadi korban gempa Cianjur.
TRIBUNJAKARTA.COM, CIANJUR - Perjuangan besar dilakukan seorang ibu demi sang anak meski dirinya menjadi korban gempa Cianjur.
Seperti yang dilakukan oleh Dedeh (40), satu dari ribuan warga Kampung Salaeuri, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang turut menjadi korban gempa Cianjur.
Akibat yang bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022), rumah Dedeh hancur.
Kini, Dedeh bersama suami dan dua anaknya harus mengungsi di tenda pengungsian bersama ratusan korban lainnya.
Kendati saat ini situasinya sulit, naluri Dedeh sebagai seorang ibu tak bisa hilang begitu saja.
Baca juga: Mulyadi Korban Gempa Cianjur: Pasrah Tertimpa Bangunan, Tanggung Jawab Seorang Ayah Buatnya Bertahan
Dia tetap ingin memberikan apapun untuk sang anak.
Satu misalnya ketika anaknya yang masih berusia tiga tahun ingin cemilan.
Sebelum gempa mengguncang, Dedeh memang membuka warung di rumahnya.

Tapi kini warung yang jadi sumber pemasukan Dedeh sudah hancur.
Di sisi lain, di pengungsian juga tak banyak cemilan untuk anak.
Karena saking cintanya kepada anak, Dedeh sampai rela mengorek puing reruntuhan warungnya hanya untuk mencari makanan yang bisa dimakan oleh sang anak.
Para pengungsi hanya bisa menunggu supply makanan dari bantuan logistik yang datang atau menunggu dapur umum selesai menyiapkan makanan.
Jika ingin membeli makanan atau mencari kebutuhan di warung, maka warga harus menempuh perjalanan kurang lebih 8 kilometer.
Baca juga: Selain Barista, 2 Kuli Bangunan di Kafe Arseven yang Tersapu Longsor Cianjur Belum Ditemukan
Namun, jika kondisi normal 8 kilometer itu maka akan terasa dekat, akan tetapi, di tengah kondisi darurat saat ini, untuk menempuh jarak tersebut bisa membutuhkan waktu hingga satu jam perjalanan.
"Semuanya warung juga ancur, sekarang kalau pengen ngambilin makanan sampe harus dikerukin dulu, sampe tangan sakit," katanya, Sabtu, (26/11/2022).
Ayah Bertahan karena Teringat Anak
Hal senada juga dilakukan oleh Muhammad Mulyadi (37) yang turut jadi korban gempa Cianjur.
Warga Cijedil, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu menceritakan saat gempa mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu.
Meski sudah berusaha menyelamatkan diri saat gempa Cianjur terjadi, guncangan yang begitu dahsyat membuat Mulyadi kalah cepat dengan robohnya bangunan.
Mulyadi tertimpa reruntuhan bangunan di toko tempatnya bekerja yang lokasinya tak jauh dari lokasi longsor akibat gempa Cianjur.
Baca juga: Viral Pencopotan Label Donatur Korban Gempa Cianjur, Ridwan Kamil Marah: Minta Polisi Usut Tuntas
"Kejadiannya begitu cepat, saat itu saya habis salat, lalu sekitar 4 detik dari gempa, tanah langsung longsor," ujarnya.
"Saya juga baru lari 3 langkah, tanah langsung menimpa saya semua," ujar Muhammad Mulyadi saat ditemui Tribunjabar.id di lokasi longsor, Sabtu (26/11/2022).
Mulyadi mengatakan dirinya sekira satu jam tertimpa reruntuhan.

Saat itu dia sudah pasrah bahwa harus meninggal dunia karena saking beratnya bangunan yang menimpanya.
Namun tanggung jawabnya yang merupakan seorang ayah membuatnya menguatkan diri untuk terus bertahan dari sakitnya beban reruntuhan.
"Saya sudah pasrah, napas pun sudah habis, bahkan pengelihatan sudah kabur." katanya.
"Saya hanya bisa berzikir, dan sudah ikhlas kalau hidup saya akan berakhir saat itu.
Namun saya harus tetap sadar anak saya masih pada kecil," ucapnya dengan berurai air mata.
Baca juga: Bocah Gempa Cianjur Selamat di Reruntuhan Rumah, Tak Nangis Saat Dievakuasi, Badan Berlumur Debu
Tapi kekuatan Mulyadi tetap tak bisa membuatnya bertahan dari sakitnya reruntuhan.
Dia pun sempat tak sadarkan diri.
Beruntung setelah itu Mulyadi berhasil diselamatkan dan mendapat perawatan.
Saat ini, Mulyadi masih merasakan sakit di badannya.
Tangan kiri Mulyadi pun harus di gips.

"Iya sekarang saya hanya bisa menutupi lubang di tokonya, soalnya masa seperti ini takutnya barang-barang di toko dijarah."
"Jadi saya harus memperbaiki, sekarang walaupun masih belum fit." jelasnya sambil ketakutan akibat trauma.
Mulyadi menuturkan dirinya kini bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk hidup dan berkumpul bersama keluarganya.
"Saya bersyukur masih bisa diberi keselamatan, dan alhamdulillahnya semua keluarga sehat.
Dan sekarang keluarga ngungsi ke sodara saya di Cipanas," katanya sambil berkaca-kaca.
Baca artikel lainnya dari TribunJakarta.com di Google News
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mulyadi Tertimbun Longsor Gempa Cianjur: Saya Hanya Bisa Berzikir, Ingat Anak Masih pada Kecil
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gempa Cianjur: Ibu Bongkar Reruntuhan Cari Makanan Anaknya hingga Rumah Singgah Tetap Kokoh,