Belajar dengan Metode Kumon, Afifah Raih Lebih Disiplin hingga Juara Olimpiade Matematika
Mendorong motivasi belajar anak memang tidaklah mudah, terutama pada mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris.
Penulis: Hisnudita Hagiworo | Editor: Anissa Dea Widiarini
TRIBUNNEWS.COM – Mendorong motivasi belajar anak memang tidaklah mudah, terutama pada mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Pasalnya, dua pelajaran ini memerlukan kemampuan berlogika yang baik.
Saat belajar matematika, misalnya, anak harus menghafal sejumlah rumus dan memanfaatkan logika untuk mengaplikasikannya dalam penyelesaian soal. Sementara pada pelajaran bahasa Inggris, logika berbahasa diperlukan untuk menyusun kalimat dan memahami struktur kalimat.
Tak hanya itu, untuk dapat menguasai kedua mata pelajaran tersebut diperlukan juga kedisiplinan dan ketekunan belajar. Metode belajar yang tepat juga diperlukan supaya penguasaan pelajaran lebih baik. Salah satunya, Metode Kumon.
Sebagai informasi, metode belajar tersebut diciptakan oleh guru matematika asal Jepang, Toru Kumon. Metode yang dibuat pada 1954 tersebut masih relevan hingga sekarang. Kumon mengedepankan pembelajaran secara mandiri.
Keunggulan metode belajar Kumon adalah anak tidak dikelompokkan ke dalam satu kelas, seperti kursus-kursus pada umumnya. Anak mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja yang disesuaikan dengan tingkat kemampuannya.
Baca juga: Kabar Gembira, Kumon Luncurkan Program Kelas Coba Gratis Belajar Matematika dan Bahasa Inggris
Bahan ajar Kumon juga sistematis. Guru pembimbing hanya menstimulasi minat belajar anak sehingga anak benar-benar didorong memiliki kegigihan dan rasa penasaran untuk menyelesaikan soal.
Manfaat dari Metode Kumon dirasakan oleh Afifah Fariha Rafasyahlia (9 tahun). Siswa yang duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) ini mengikuti program belajar matematika dan English as a Foreign Language (EFL) di Kumon.
Siswa yang akrab disapa Afifah atau Lovely tersebut didaftarkan oleh ibunya untuk mengikuti kursus Kumon sejak ia berusia 4 tahun.
“Bunda mendaftarkan aku ke Kumon supaya terbiasa dengan ritme belajar yang teratur, walaupun belum bersekolah,” ujar Afifah menurut keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).
Afifah juga menceritakan bahwa ia sebenarnya sudah mengenal Kumon sebelumnya. Sang kakak juga mengikuti program belajar di Kumon. Afifah sering kali melihat kakaknya mengerjakan lembar kerja yang menjadi medium belajar di Kumon.
Meski demikian, Afifah mengatakan bahwa pada awalnya ia sempat mengalami beberapa kesulitan dalam mengerjakan soal pada subjek Matematika. Ia sempat mengalami naik turun dalam minat belajar. Ada beberapa soal yang membuatnya merasa kesulitan.
“Aku pernah menangis saat mengerjakannya. Contohnya, Matematika Level B (materi setara kelas 2 SD), materi penjumlahan dan pengurangan ratusan sangat sulit. Di Level D, ada pembagian ribuan dan banyak pengulangan. Begitu juga di Matematika level F pada materi 4, aku mengalami kesulitan,” kata Afifah.
Namun, latihan yang rutin dan bimbingan dari pembimbing Kumon membuat Afifah mampu menyelesaikan tantangan tersebut. Ia menjadi lebih gigih dan tidak cepat putus asa.
Tidak hanya kemampuan akademis, life skill Afifah juga bertambah. Ia menjadi lebih positif dalam melakukan problem solving.
Di tengah kesibukannya, Afifah juga mengikuti kursus lain, seperti menggambar, biola, piano, dan mengaji. Afifah tetap menemukan ritme yang tepat untuk mempelajari mata pelajaran akademis dan pelajaran lain yang mendukung masa depannya dengan seimbang. Bahkan, ia menorehkan prestasi membanggakan.
Afifah telah memenangkan medali perunggu di Guangdong Hong Kong Macao Greater Bay Area Mathematical Olympiad Heat 2020. Kemudian, medali perunggu di ajang yang sama pada 2021.
Pada tahun yang sama, Afifah memenangkan medali perunggu di Thailand International Mathematical Olympiad Heat.
Prestasi juga ditorehkan di bidang musik. Afifah meraih medali emas untuk kategori piano pada Yamaha Music Festival 2019 dan biola pada ajang yang sama di 2019. Kemudian, pada 2020, ia mendapat medali perak untuk kategori piano di ajang yang sama.
Sejak berada di taman kanak-kanak (TK), Afifah juga selalu menjuarai berbagai lomba dan kompetisi. Prestasi yang diraih tidaklah mudah karena Afifah memerlukan kedisiplinan dan kegigihan.
Kisah Afifah dapat menjadi bukti bahwa dengan metode belajar yang tepat anak akan melampaui keterbatasannya, mengembangkan hobinya serta meningkatkan life skill.
Baca juga: Menggali Potensi Anak Kini Semakin Mudah dengan Metode Kumon
Berlatih setiap hari dengan Metode Kumon dapat menjadi salah satunya. Oleh sebab itu, saatnya orang tua mempertimbangkan metode yang tepat seperti Kumon untuk mendukung proses belajar anak. Dengan Kumon, life skill anak mampu berkembang dan dapat dijadikan bekal untuk meraih cita-cita.
Yuk Moms, kunjungi kelas Kumon terdekat bersama si kecil untuk mendapat kesempatan Tes Penempatan dan konsultasi kondisi belajar anak secara gratis. Apabila cocok, anak dapat mendaftar dan melanjutkan pengembangan kemampuannya dengan Metode Kumon.
Kumon tidak hanya berfokus pada pelajaran Matematika. Saat ini, Kumon juga memiliki kelas English as a Foreign Language (EFL). Metode belajar yang digunakan juga sama, yakni dengan memanfaatkan lembar kerja yang disusun secara small step sesuai dengan kondisi belajar anak dan secara bertahap meningkat kesulitannya.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar program Kumon dan mendaftarkan anak Anda, kunjungi id.kumonglobal.com. Moms juga bisa bertanya-tanya melalui WA Center Kumon dan bisa mengunjungi Instagram @kumonindonesia atau Facebook kumonindonesia.official.
Tunggu apa lagi? Segera kunjungi kelas Kumon terdekat dan daftarkan anak Moms untuk ikut program Kumon!
