Minta Masyarakat Waspada Terhadap Gempa Jember, Daryono BMKG Ungkit Soal Tsunami Dashyat di 1977
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono meminta masyarakat waspada terhadap gempa Jember. Ia lalu mengungkit soal gempa dan tsunami 1977
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono meminta masyarakat waspada terhadap gempa Jember.
Sekedar informasi pada Selasa (6/12/2022), gempa magnitudo 6,2 mengguncang Jember dan terasa hingga ke Yogyakarta dan Bali.
Lewat akun Twitter-nya @DaryonoBMKG, Daryano menjelaskan gempa Jember termasuk dalam jenis 'outer rise earthquake'.
Gempa jember disebabkan oleh adanya deformasi atau patahan batuan.
TONTON JUGA
Daryono lalu menjelaskan mekanisme gempa Jember adalah pergerakan turun (normal fault).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi/patahan batuan di zona outerise.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," jelasnya.
Daryono mengatakan meski gempa Jember terjadi di luar zona megethrust, namun disebut-sebut bisa memicu tsunami.
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Bandung Barat, Truk Pengangkut Logistik untuk Korban Gempa Cianjur Terguling
Daryono kemudian mengungkit soal tsunami dashyat di tahun 1977 yang terjadi di Sumba.
“Gempa di luar zona subduksi outer rise selatan Jatim ini patut diwaspadai,” kata Daryono.
“Meskipun di luar zona megathrust tetapi dengan mekanisme patahan turun akan dapat memicu tsunami seperti gempa dahsyat Sumba 1977 yang tsunaminya menelan korban ratusan orang di Sumbawa Selatan,” sambungnnya.
Gempa dan Tsunami 1977
Pada tahun 1997, tepatnya pada 19 Agustus Sumba dan sejumlah wilayah disekitarnya diguncang gempa berkekuatan magnitudo 8,3.