Mahasiswa UI Ditabrak Purnawirawan Polri
Ibu Mahasiswa UI Tolak Berdamai dengan Pensiunan Polri yang Tabrak Anaknya, Air Mata Pun Ditahan
Ira bahkan tak sudi menumpahkan air matanya di depan para polisi ketika melakukan mediasi beberapa waktu lalu.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Ira, ibu Hasya mahasiswa UI yang diduga ditabrak pensiunan Polri tolak menempuh jalur damai.
Ira bahkan tak sudi menumpahkan air matanya di depan para polisi ketika melakukan mediasi beberapa waktu lalu.
Saat itu, Ira berusaha untuk tidak menangis di depan polisi yang dirasa menyudutkan anaknya soal kecelakaan yang terjadi 6 Oktober 2022 di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan yang kemudian menewaskan Hasya.
Versi keluarga, Hasya tewas setelah diduga ditabrak mobil Pajero yang dikemudikan purnawirawan Polri, AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono.
Usai melindas Hasya, sang purnawirawan polisi itu disebut juga tak mau membawa Hasya ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan.
Lebih sakitnya saat keluarga mendapatkan kabar bahwa Hasya yang sudah meninggal dunia ini ditetapkan sebagai tersangka.
Pada Selasa 17 Januari 2023, pihak keluarga mendapat surat dari polisi yang menyebutkan bahwa kasus kecelakaan itu tak bisa dilanjutkan karena Hasya disebut sebagai tersangkanya.
"Saya orang paling rapuh di dunia, saat itu saya enggak kuat,"
"Saya udah pengen nangis. Tapi, saya bilang dalam hati saya, jangan pernah keluarkan setetes air mata pun di depan para petinggi-petinggi polisi ini. Itu dalam hati saya," kata Ira sambil sesenggukan saat jumpa pers di Gedung ILUNI UI di kampus UI, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2023).
Ira kemudian menceritakan momen dipertemukan dengan AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono di gedung Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Baca juga: Mahasiswa UI Tewas Kecelakaan Jadi Tersangka, Ibu Korban Ingin Perjuangkan Keadilan untuk Anaknya
Kala itu, Ira dan suaminya disarankan untuk berdamai atas kasus kecelakaan tersebut.
"Ada beberapa petinggi polisi, mohon maaf saya harus menyebutkan itu, meminta kami untuk berdamai. 'Udah bu damai aja. Karena posisi anak ibu sangat lemah'," papar Ira menceritakan pertemuan tersebut.
Ira mengatakan, dirinya baru bisa menumpahkann air matanya saat dia memaksa untuk bertemu kuasa hukumnya.
Di gedung Subdit Gakkum, Ira dan sang suami memang turut mengajak tim kuasa hukum mereka.

Namun, saat pertemuan itu, mereka tak diperkenankan oleh polisi untuk didampingi tim kuasa hukum.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.