Jokowi ''Sihir'' Warga Ulujami Jaksel dengan 2 Kartu, Putus Kutukan 10 Tahun PDI Perjuangan
Ini adalah cerita Jokowi semasa berkampanye saat dirinya mengikuti Pilkada DKI Jakarta pada 2012 silam.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM - Jokowi benar-benar menjadi pembeda di Jakarta. Sosoknya bahkan bisa memutus "kutukan" 10 tahun PDI Perjuangan.
Ini adalah cerita Jokowi semasa berkampanye saat dirinya mengikuti Pilkada DKI Jakarta pada 2012 silam.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Gembong Warsono mengungkapkan kepiawaian mantan Wali Kota Solo itu dalam berpolitik.
Gembong menjadi saksi kemampuan Jokowi dalam membersamai warga.
Ada semacam "sihir" Jokowi yang mampu mengubah peranagi warga yang awalnya membenci jadi menyukai.
Gembong mengungkapkan, saat itu, dirinya tengah mempersiapkan kampanye Jokowi di daerah Kelurahan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Ulujami sendiri menjadi momok bagi Gembong yang kala itu merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan.
Sebab, kata Gembong, Ulujami seakan menjadi 'neraka' bagi partai berlogo moncong putih.
Baca juga: Kesaktian Jokowi Soal Kampanye Dibongkar Gembong, Cerita Menteng Dalam dan Ulujami 2012
"Di Ulujami itu dari Pemilu 1999 sampai 2009, PDI Perjuangan gak pernah menang di sana. Saya juga gatau itu kenapa," ujar ujar Gembong menceritakan pengalamannya saat mendampingi Jokowi kampanye Pilkada DKI Jakarta sewaktu berbincang dengan TribunJakarta.com di kantor DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Gembong makin pesimistis Jokowi bisa menang di Ulujami lantaran cagub jagoannya itu ngaret dari jadwal yang harusnya pukul 14.00 WIB tapi sampai malam tak juga datang.
"Ternyata Pak Jokowinya itu diculik dulu sama relawan buat kampanye di daerah Jakarta Timur yang udah mau perbatasan sama Bekasi. Habis Maghrib baru dia geser dari sana," ucap Gembong.
Jokowi pun saat itu tak langsung kampanye di Ulujami. Ia lebih dulu berkampanye di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Baru juga menginjakan kaki di pasar, Jokowi sudah disemprot oleh emak-emak pedagang yang melihat Jokowi seakan adalah sosok antagonis.
Emak-emak itu meracau ke Jokowi yang seolah Jokowi akan mematikan tempat usahanya itu.
Namun sikap Jokowi kala itu sungguh berbeda. Gembong melihat sendiri bagaimana sikap Jokowi justru membuat emak-emak itu seperti tersihir, langsung luluh saat itu juga.

"Pak Jokowi cuma bilang "Ya ibu maunya apa? Maunya saya gimana? Makanya saya datang mau nanya pedagang di sini"," tutur Gembong mencoba mengingat ucapan Jokowi.
Benar saja, saat Jokowi mau meninggalkan pasar Kebayoran Lama, emak-emak yang tadinya ngamuk justru malah berfoto bersama Jokowi.
Dari pasar Kebayoran Lama, Jokowi barulah bergeser ke Ulujami. "Waktu itu sudah jam delapan malam. Padahal jadwalnya itu jam dua," ujar Gembong.
Beda dengan menangani emak-emak di Pasar Kebayoran lama, jurus Jokowi menghadapi warga Ulujami adalah dengan menggunakan dua kartu tanpa banyak mengumbar janji.
Kartu Jakarta Sehat (KJS) untuk warga berobat dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk warga mendapat pendidikan gratis.
"Pas pulang saya bilang ke Pak Jokowi kita ga pernah menang di Ulujami. Tapi beliau yakin menang. "Apik Mas"," papar Gembong.

Jurus Jokowi itu rupanya benar-benar ampuh di sana. PDI Perjuangan yang selalu keok di Ulujami maka di tahun 2012 memenangkan Jokowi-Ahok.
"Makanya saya juga heran sama beliau, prediksinya jitu sekali," ucap Gembong.
Kekalahan di Menteng Dalam
Lain di Ulujami lain di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.
Gembong mengatakan kepada Jokowi bahwa Menteng Dalam berada dalam genggaman banteng moncong putih.
Keyakinan itu diutarakan gembong saat di dalam mobil mendampingi Jokowi berkampanye juga pada momen Pilkada DKI 2012.
Di luar kaca mobil yang ditumpangi, terpampang wajah Jokowi bersanding dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lengkap dengan nomor tiga dan slogan Jakarta Baru.
Tepatnya, saat itu, Jokowi tengah menjelang putaran II melawan petahana Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Sedangkan empat paslon lainnya sudah gugur di putaran pertama.

Di tengah keyakinan Gembong, Jokowi justru mengutarakan pesimismenya.
Jika di Ulujami Jokowi bilang apik, di Menteng Dalam pria yang saat ini merupakan orang nomor satu di Republik Indonesia itu bilang anyep.
Perkataan Jokowi bak ramalan yang terbukti.
Gembong salah menilai daerah kekuasaannya.
Jokowi-Ahok kalah dengan jumlah suara cukup telak atas Foke-Nara di Menteng Dalam.
Kekalahan di Menteng Dalam tentu bukanlah hal positif, tetapi kemampuan membaca peta politik menjadi "kesaktian" Jokowi yang benar-benar terbukti.
Untungnya secara keseluruhan Jokowi-Ahok bisa mengungguli lawannya dengan perolehan 53,82 persen melawan Foke-Nara 46,18 persen pada Pilkada DKI 2012.
Seperti diketahui, Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012-2014 dan berlanjut menjadi Presiden Republik Indonesia dua periode 2014 hingga 2024 mendatang.
Makin Panas 2 Pendukung Jokowi 'Saling Serang', Borok Noel Diungkap Silfester Matutina: Sangat Kejam |
![]() |
---|
Saat Firdaus Oiwobo Mulai Akrab dengan Jokowi, Termul Makin Tenar & Dosa Masa Lalu Diungkit: Zalim! |
![]() |
---|
SOSOK Bambang Tri Mulyono yang Tuding Ijazah Jokowi Palsu Bebas Bersyarat, Penulis Jokowi Undercover |
![]() |
---|
"Ngawur" Firdaus Oiwobo Balas Sindiran Islah Bahrawi yang Soroti Batu Akik Saat Temui Jokowi |
![]() |
---|
Pertemuan Firdaus Oiwobo dengan Jokowi Disorot Islah Bahrawi: Salfok Seragam dan Batu Akik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.