Susul Putra Haji Lulung, Riano Mundur dari PPP: Saya Tak Terima Ulama dan Habaib Dipecat

Wakil Ketua DPW PPP DKI bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK) Riano P Ahmad mundur dari partainya.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Dua anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Guruh Tirta Lunggana (kiri) dan Riano P Ahmad (kanan), menyatakan pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta, di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Kamis (14/4/2022).  

Salah satunya terkait dukungan yang diberikan Guruh terhadap Anies Baswedan.

Bahkan, putra Haji Lulung ini dalam beberapa kesempatan terang-terangan mendukung eks Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres 2024.

Padahal, di sisi lain PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan Golkar.

Hal ini pun disebut-sebut bikin petinggi PPP kebakaran jenggot hingga akhirnya memutuskan mencopot Guruh Tirta.

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga pun menyebut Guruh Tirta sebagai seorang pembangkang.

"Sikap Guruh Tirta yang jelas-jelas mendukung Anies tentu oleh DPP PPP dinilai sebagai pembangkangan," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (23/1/2023).

"Kader seperti itu di mata petinggi PPP tenti tak layak menjadi Ketua DPW PPP Jakarta," sambungnya.

Sikap Guru Tirta yang terang-terangan mendukung Anies ini pun dinilai sangat membahayakan bagi KIB.

Sebab, pandangan politik Guruh Tirta sangat berbeda dibandingkan dengan keputusan DPP.

Apalagi, jabatan Guruh Tirta sangat strategis sebagai Ketua DPW PPP DKI.

"Tentu ini berbahaya bila tidak sejalan dengan DPP PPP. Kalau dibiarkan tentu akan diikuti oleh kader dari daerah lain yang juga duduk di struktur partai," ujaenya.

Tak hanya terang-terangan mendukung Anies, Pengamat dari Universitas Esa Unggul ini pun menduga, Guruh Tirta juga turut bergerak senyap dalam membantu eks Gubernur DKI itu maju sebagai capres 2024.

"Pembangkangan kader seperti Guruh Tirta harus mendapat sanksi tegas dari DPP. Hanya dengan begitu wibawa DPP PPP tetap terjaga," tuturnya.

Kasus yang menimpa Guruh Tirta ini pun menjadi indikasi bahwa petinggi PPP tidak mengakomodir suara akar rumput.

Para elit PPP pun dinilai mengabaikan suara arus bawah dengan menetapkan sendiri capres yang akan diusung.

"Kalau petinggi PPP abai terhadap arus bawah, maka dampaknya akan terlihat pada Pemilu 2024," kata dia.

"PPP akan menjadi partai ompong dan berpeluang besar terdepak dari Senayan," tambahnya menjelaskan.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 
 
 


Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved