Penerjun Payung TNI Mendarat di Rumah Dokter, Kondisi Angin Berubah di Ketinggian 2.000 Kaki

Seorang penerjun payung TNI mendarat di permukiman warga di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.

Istimewa
Seorang penerjun payung TNI mendarat di permukiman warga kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Seorang penerjun payung TNI mendarat di permukiman warga di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.

Ketua RT 07/RW 01 Ciganjur, M Idris, mengatakan anggota TNI itu awalnya terjun dari ketinggian 4.000 kaki.

Namun, saat berada di ketinggian 2.000 kaki, kondisi angin mulai tidak beraturan.

 

Informasi itu diperoleh Idris dari keterangan penerjun payung TNI itu setelah berhasil mendarat dengan selamat.

"Dia bilang terjun dari ketinggian 4.000 kaki, tapi pas 2.000 kaki itu anginnya mulai nggak beraturan. Akhirnya dia mulai kesusahan ngendaliin parasutnya dan berujung pada terjun darurat di sini," kata Idris di kediamannya.

Baca juga: Jeritan Bocah MTS Lihat Penerjun Payung TNI Jatuh di Rumah Dokter di Jagakarsa

Menurut Idris, penerjun payung itu tidak menyangka dengan kondisi angin yang berubah secara tiba-tiba.

"Dia bilang nggak expect juga kalo anginnya tiba-tiba berubah, karena tadi anginnya berubah dengan cepat banget. Turunnya itu dia selepas hujan. Pas hujan itu dia terkatung-katung di langit," ungkapnya.

"Untungnya ada seniornya yang dekat, akhirnya ada yang nyamper tuh. Habis itu banyak dari TNI ke sini buat evakuasi," tambahnya.

Pekarangan rumah yang menjadi lokasi mendaratnya penerjun payung TNI di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023).
Pekarangan rumah yang menjadi lokasi mendaratnya penerjun payung TNI di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

Ia mengetahui penerjun payung TNI mendarat darurat saat mendengar suara teriakan anak-anak sekolah ketika angin kencang melanda kawasan tersebut.

"Awalnya itu saya tahu karena ada anak MTS jerit-jerit. Saya pikir karena ada angin kencang, tahunya karena liat ada penerjun payung yang mau jatuh," kata Idris.

Mendengar teriakan anak sekolah, Idris yang saat itu berada di lantai atas rumahnya seketika turun dan melihat peristiwa yang terjadi.

"Saya akhirnya langsung ke lokasi, di sana memang sudah banyak orang pas saya dateng. Dia jatuh di pekarangan depan rumah seorang dokter," ujarnya.

Baca juga: Penerjun Payung TNI "Nyusruk" di Permukiman Warga di Jagakarsa

Pekarangan rumah dokter itu memiliki luas sekitar tiga meter dan terdapat pagar rumah yang terbuat dari besi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved