Antisipasi Tindak Pelecehan Seksual, Transjakarta Siagakan Petugas Keamanan di Dalam Bus 

Petugas keamanan ini nantinya bakal berseragam lengkap dan mereka akan bertugas secara mobile di dalam bus Transjakarta.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS / DANY PERMANA
Warga melintasi bus Transjakarta gandeng merek Scania di kawasan Monas, Jakarta, Senin (22/6/2015). PT Transjakarta hari ini meluncurkan 20 unit bus gandeng merek Scania bertepatan dengan peringatan HUT Ke-488 DKI Jakarta. Bus memiliki kapasitas hingga 140 orang dengan 39 kursi, termasuk 6 kursi prioritas dan 2 ruang untuk pengguna kursi roda. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Demi mencegah tindak pelecehan seksual yang marak terjadi belakangan ini, Transjakarta bakal menempatkan petugas keamanan di dalam armada bus.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri mengatakan, keberadaan petugas keamanan dan pramusapa di dalam bus bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang, khususnya wanita.

"Transjakarta selalu berupaya untuk memberikan rasa aman nyaman kepada pelanggan, khususnya dalam mencegah tindak pidana sex predator," ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/2/2023).

Petugas keamanan ini nantinya bakal berseragam lengkap dan mereka akan bertugas secara mobile di dalam bus Transjakarta.

Para petugas keamanan ini sebelumnya merupakan para petugas yang disiagakan di setiap halte Transjakarta.

Baca juga: Penumpang TransJakarta yang Resah Adanya Pria Mesum di TransJakarta: Tolong Perbanyak Petugas

Selain menempatkan petugas keamanan, Transjakarta juga berupaya memperluas operasi armada bus pink yang dikhususkan untuk penumpang perempuan.

Setiap armada bus Transjakarta juga memiliki ruang khusus wanita yang berada di bagian depan bus, serta dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV).

"Kami harap aksi predator seksual dapat diredam dengan upaya-upaya yang kami lakukan," ujarnya.

"Kami juga mengimbau kepada para pelanggan wanita tidak perlu khawatir memanfaatkan layanan Transjakarta," sambungnya.

PSI Minta Petugas Keamanan Diberi Pelatihan Khusus

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta meminta agar petugas keamanan di Transjakarta diberikan pelatihan khusus.

Baca juga: Jakarta Dikepung Banjir, PSI: Warga Tagih Kerja Nyata Pj Gubernur DKI Heru Budi

Permintaan itu disampaikan menyusul kembali adanya pelecehan seksual yang dialami penumpang bus Transjakarta.

“Masih harus ada upaya lebih dalam hal perlindungan kepada anak dan perempuan di transportasi umum. Terutama upaya preventif, harus dikuatkan,” kata Ketua Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Senin (27/2/2023).

Anggara menjelaskan, upaya preventif akan melengkapi fasilitas pengaduan yang tersebar seperti POS SAPA untuk pelaporan.

Namun para petugas keamanan yang bertugas di tiap armada juga diminta diberikan pelatihan khusus.

“Artinya kita jangan hanya menyediakan pos pengaduan karena pengaduan itu untuk yang sudah terjadi. 

Upaya preventifnya bisa berupa petugas terlatih yang bisa membaca dan mencegah modus-modus pelecehan seksual,” kata dia.

“Jadi saat penumpang sedang ramai, petugas bisa membantu penumpang perempuan dan anak ke posisi yang lebih aman. Itu kan upaya pencegahan,” tambahnya.

Ilustrasi bus Transjakarta khusus wanita atau bus pink Transjakarta- Bus Transjakarta khusus wanita saat diluncurkan di halaman kantor Gubenur DKI Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Ilustrasi bus Transjakarta khusus wanita atau bus pink Transjakarta- Bus Transjakarta khusus wanita saat diluncurkan di halaman kantor Gubenur DKI Jakarta, Kamis (21/4/2016). (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Selain itu, Anggara juga berharap Transjakarta menambah jumlah armadanya agar penumpang di tiap bus tak sampai berdesakan.

“Salah satu keadaan yang meningkatkan potensi pelecehan adalah kepadatan angkutan. 

Kalau jumlah armada banyak, tentu penumpang dapat lebih aman dan nyaman,” tutur Ara.

Sepekan kemarin setidaknya ada dua kasus pelecehan seksual yang dialami penumpang Transjakarta.

Kasus pertama dilakukan oleh seorang pria bernama Mufarok (56) yang mengaku pekerja harian lepas (PHL) di Pos Polisi di Tambora, Jakarta Barat.

Ia melakukan aksi pelecehan kepada seorang wanita berinisial H di bus Transjakarta koridor II Monas-Pulogadung, Senin (20/2/2023) malam.

Baca juga: Lubang di Jalan Lada Dalam Jakbar Bahayakan Pengendara, Sudin Bina Marga Gercep Lakukan Penambalan

Aksi pelecehan tersebut viral di media sosial setelah korban mengunggah kejadian tersebut.

Kemudian pada Sabtu (25/2/2023) aksi pelecehan terhadap penumpang Transjakarta kembali terjadi.

Korbannya adalah penumpang perempuan yang menaiki Transjakarta rute non-BRT Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved