Depo Pertamina Plumpang Kebakaran

Kondisi Sudah Hangus, Jenazah Korban Kebakaran Depo Plumpang Diidentifikasi Melalui DNA dan Gigi

Sementara, untuk identifikasi melalui DNA membutuhkan waktu karena perlu uji laboratorium forensik, dan gigi butuh rekam medis pemeriksaan gigi geligi

Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Tribunnews/Jeprima
Petugas memeriksa sejumlah kantong jenazah korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang di kawasan Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Pihak Koramil 01 Koja mencatat kebakaran tersebut mengakibatkan 19 orang tewas hingga Sabtu (4/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri memfokuskan identifikasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, dengan pencocokkan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dan pencocokan gigi.

Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto mengatakan, hal tersebut dilakukan karena dari hasil pemeriksaan postmortem hanya tiga dari 15 jenazah dapat teridentifikasi lewat sidik jari.

Kondisi 15 jenazah yang hangus terdampak kebakaran membuat upaya identifikasi dengan mencocokkan sidik jari jenazah dengan database kependudukan dan catatan sipil, tidak maksimal.

"Tidak memungkinkan lagi untuk kita identifikasi dengan sidik jari. Kita mengandalkan gigi, kemudian properti, kemudian medis dan DNA," kata Hariyanto di RS Polri Kramat Jati, Senin (6/3/2023).

Baca juga: Keluarga Korban Kebakaran Plumpang Datangi RS Polri Kramat Jati Serahkan Data Pembanding

Proses pencocokan data DNA antemortem diberikan pihak keluarga korban dengan postmortem yang diambil dari jenazah korban ini membuat Tim DVI butuh waktu untuk identifikasi.

Pasalnya dari tiga parameter identifikasi DVI yakni sidik jari, DNA, dan gigi, hanya sidik jari yang proses identifikasi paling cepat karena dapat dilakukan dengan mencocokkan pada data kependudukan.

Sementara, untuk identifikasi melalui DNA membutuhkan waktu karena perlu uji laboratorium forensik, dan gigi butuh rekam medis pemeriksaan gigi geligi semasa korban hidup.

"Dari 15 ini hanya enam yang bisa (terlihat sidik jari), tapi yang keluar (cocok) hanya dua atau tiga kemarin. Itu yang kesulitan-kesulitannya, kenapa? Karena ya tempat sidik jarinya sudah rusak," ujarnya.

Baca juga: Terkuak Cerita di Balik Jasad Ibu Peluk Anak Bujangnya saat Depo Pertamina Plumpang Terbakar

Selain sidik jari yang rusak terdampak kebakaran, upaya identifikasi pendukung menggunakan data sekunder ciri khusus seperti bekas luka, atau tahi lalat kini juga sudah tidak memungkinkan.

Luka bakar diderita korban membuat ciri khusus pada tubuh korban tidak lagi tampak, sementara Tim DVI harus teliti dalam melakukan identifikasi agar jenazah korban tidak tertukar.

"Kalau DNA Alhamdulillah pada case ini masih semuanya insyaallah masih bisa diperiksa semuanya," tuturnya.

Hariyanto menuturkan hingga kini Tim DVI Polri sudah menerima 15 data pembanding sampel DNA antemortem dari anggota inti keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Data antemortem tersebut akan dicocokan dengan DNA yang diambil dari jenazah korban melalui serangkaian uji laboratorium forensik, bila hasilnya sesuai maka jenazah dinyatakan teridentifikasi.

"Jadi itu proses-prosesnya (pengambilan DNA dari jenazah) yang diambil apakah ini dari tulang, dari darah dan sebagainya. Kesulitannya itu nanti akan berbeda-beda," lanjut Hariyanto.

Petugas pemadam kebakaran dan lainnya melakukan pemadaman dan evakuasi korban tewas dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang, di Tanah Merah Bawah, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.
Petugas pemadam kebakaran dan lainnya melakukan pemadaman dan evakuasi korban tewas dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang, di Tanah Merah Bawah, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. (Kompas.com)
Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved