Pebulutangkis Syabda Meninggal
Tangis Haru Pemakaman Syabda di Sragen, Sang Atlet Dikuburkan Satu Liang dengan Ibunda dan Nenek
Tangis haru terlihat saat pebulutangkis, Syabda Perkasa Belawa dimakamkan di TPU Dukuh Karaban, Sragen, Senin (20/3/2023).
TRIBUNJAKARTA. COM, SRAGEN - Tangis haru terlihat saat pebulutangkis, Syabda Perkasa Belawa dimakamkan di TPU Dukuh Karaban, Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Sragen, Senin (20/3/2023).
Atlet Pelatnas itu dikuburkan satu liang lahat dengan ibudannya, Anik Sulistiyo dan neneknya, Karsi (70).
Para pelayat terus mengikuti proses pemakaman Syabda Perkasa Belawa meski hujan turun di TPU Dukuh Karaban.
Jenazah Syabda beserta ibu dan neneknya tiba di lokasi pemakaman pukul 18.00 WIB.
Suara tangisan pun terdengar dari pelayat yang datang. Air mata mereka menetes bercampur dengan hujan yang mengguyur pemakaman.
Baca juga: Terungkap Kisah Syabda Masih Sering Tanding Lawan Warga Meski Sudah Jadi Atlet Pelatnas
Ada juga keluarga yang mengabadikan dengan foto handphonenya.
Raut sedih terlihat, mereka merasakan duka yang mendalam atas kepergian sosok yang terkenal lewat bulutangkis itu.
Kakak Sepupu Syabda, Fitriana (38) mengatakan, jenazah nantinya akan langsung di makamkan satu liang lahat dengan neneknya yang berpulang lebih dahulu Minggu (19/3/2023) malam.

Pemakaman akan dilaksanakan di pemakaman setempat di Desa Sumberjo, Mondokan, Kabupaten Sragen.
"Untuk saat ini keluarga masih menunggu jenazah, dan liang lahat sudah di siapkan nantinya dengan ukuran 3 jenazah," tandasnya
Dia juga mengatakan, tidak ada upacara pemakaman selayaknya lelayu biasanya, begitu sampai langsung di bawa ke pemakaman.
Sosok Syabda di Mata Rekan Sekamar

Perginya Syabda Perkasa Belawa meninggalkan duka mendalam bagi rekan sekamarnya di PBSI, Christian Adinata.
Adinata pun mengaku sangat kehilangan sosok Syabda. Menurutnya, mendiang Syabda adalah sosok humoris yang bisa memberikan suasa positif dalam pertemenanan.
"Saya merasa kehilangan banget dengan meninggalnya Syabda, teman sekamar saya," kata Adinata, melalui Humas PBSI, Senin (20/3/2023).
"Syabda itu orangnya selalu nyenengin, selalu bisa membuat mood jadi tambah bagus," lanjut pebulutangkis tunggal putra itu.
Baca juga: Orangnya Nyenengin Kesedihan Rekan Sekamar di Pelatnas PBSI Cerita Sosok Syabda Perkasa Belawa
Adinata mengatakan, Syabda adalah pemain muda yang rajin dan tekun.
Tak hanya itu, lanjut Adinata, pemain kelahiran Jakarta, 25 Agustus 2001 itu juga dinilai menjadi penyemangat bagi rekan setimnya ketika mengikuti kejuaraan.
Syabda memang dikenal sebagai atlet yang periang dan kerap memecahkan suasana dengan keceriaannya.
"Dia (Syabda) juga sangat rajin dan tekun. Dia selalu jadi penyemangat bagi rekan-rekannya, baik saat latihan atau ketika bertanding," ungkap Christian Adinata.
Sekadar informasi, berdasarkan informasi yang dihimpun, Syabda beserta keluarganya sedang dalam perjalanan menuju ke Sragen, Jawa Tengah, saat kejadian tersebut terjadi.
Syabda bersama keluarga dalam perjalanan darat dari Bekasi menuju Sragen (Jawa Tengah) pada Minggu (19/3/2023) malam.
Perjalanan tersebut sebenarnya untuk menghadiri acara pemakaman nenek dari sang ibunda yang meninggal dunia pada Minggu (19/3/2023) malam.
Akibatnya, Syabda dan ibunda, Anik Sulistyowati (49) meninggal dunia. Sementara, Sang ayah, dalam kondisi kritis. Kakaknya, Diana Sakti Anistyawati dan adiknya, Tahta Bathari Cahyaloka mengalami luka-luka.
Saat ini sang ayah, Muanis, juga sang kakak dan adik, masih dalam perawatan di Rumah Sakit Islam Al Ikhlas, Pemalang, Jawa Tengah.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pemakaman Syabda Perkasa Belawa Diiringi Hujan Lebat, Pelayat Tak Beranjak Pulang,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.