Apa Itu Kamis Putih dan Perjamuan Terakhir? Rangkaian dalam Pekan Suci Sebelum Hari Paskah

Menjelang Hari Paskah 2023, terdapat beragai rangkaian peribadatan bagi umat kristiani. Di antaranya Kamis Putih dan perjamuan terakhir.

Editor: Muji Lestari
Tangkapan Layar PosKupang
Ilustrasi. Perjamuan malam terakhir Yesus Kristus bersama 12 muridnya sebelum Dia disalibkan dan bangkit pada hari ketiga. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebelum merayakan Hari Paskah, umat kristiani akan menemui Pekan Suci.

Selama Pekan Suci, umat kristiani akan mengenang peristiwa-peristiwa menjelang kematian Yesus melalui penyaliban.

Pekan Suci meliputi Minggu Palem, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah.

Dalam rangkaian Pekan Suci terdapat 3 hari sebelum perayaan Paskah yang di sebut Tri Hari Suci.

Tri Hari Suci ini dimulai dengan misa Kamis Putih dilanjutkan dengan ibadat Jumat Agung, Sabtu Suci, dan kemudian Minggu Paskah.

Hari ini, Kamis (6/4/2023) merupakan peringatan Kamis Putih bagi umat kristiani.

Lantas, apa itu Kamis Putih? Dan apa saja rangkaian ibadat yang dilakukan pada Kamis Putih?

Baca juga: Jadwal Misa Tri Hari Suci 2023: Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah di Jakarta

Kamis Putih

Dilansir bobo.grid.id, Kamis Putih atau Maundy Thursday adalah hari pertama dari Tri Hari Suci Paskah atau Triduum Paskah.

Tri Hari Suci adalah perayaan liturgi Kristen dan Katolik, yang dimulai pada hari Kamis sebelum paskah hingga malam Paskah.

Kamis Putih dianggap sebagai peristiwa yang menandakan bahwa Yesus sudah dekat dengan kematian-Nya.

Kamis Putih juga diyakini sebagai hari ketika Yesus merayakan Paskah terakhir bersama dengan murid-murid-Nya.

Ada dua peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya Kamis Putih, yakni perjamuan malam terakhir dan pembasuhan kaki murid-murid Yesus.

Mengutip Kompas.com, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo menjelaskan, Kamis Putih merupakan peringatan perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus Kristus kepada murid-muridNya.

“Kamis Putih memperingati perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus Kristus kepada murid-muridNya, sekaligus membasuh kaki mereka,” jelasnya

Perjamuan terakhir tersebut merupakan peristiwa sebelum Yesus Kristus disalib kemudian bangkit dari kematianNya.

Dalam perjamuan terakhir juga dimaknai sebagai pelayanan Yesus Kristus di dunia sebelum kematianNya.

Baca juga: Mengenal Istilah Pekan Suci: Ada Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Minggu Paskah

“Kamis Putih dianggap sebagai peristiwa yang menandakan Yesus telah dekat dengan kematianNya,” imbuhnya.

Melansir dari laman Iman Katolik, Kristiani menggelar ibadah misa untuk memperingati Kamis Putih.

Pada misa ini, pastur juga mencuci kaki umat Kristen sebagai peringatan Yesus Kristus yang mencuci kaki para muridNya dalam perjamuan terakhir.

Mengapa Dinamai Kamis Putih?

Sejumlah orang mungkin ada yang penasaran, mengapa peringatan ini dinamai Kamis Putih?

Kamis Putih merupakan kata yang berasal dari Indonesia. Sementara itu, awalnya adalah Maundy Thursday.

Nama Maundy Thursday itu diperkirakan berasal dari bahasa Inggris pertengahan yang diambil dari lagu kebangsaan Latin.

Lagu yang dinyanyikan Gereja Katolik Roma memiliki lirik, "Mandatum Nobum do Vobis", yang artinya 'perintah baru yang kuberikan padamu'.

Meski begitu, ada juga yang menyebut Kamis Putih ini dengan Holy Thursday, Thursday of Mysteries, hingga Covenant Thursday.

Baca juga: Apa Arti Jumat Agung yang Jatuh Tanggal 7 April 2023? Simak Tata Cara Merayakannya

Semuanya memiliki makna yang sama, yakni Kamis yang suci. Penyebutannya bisa berbeda-beda di tiap negara.

Makna Kamis Putih

Dua peristiwa dalam Kamis Putih memiliki makna tersendiri bagi umat kristiani.

Perjamuan terakhir adalah makan malam terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum Ia dikhianati dan ditangkap.

Perjamuan malam terakhir memiliki makna yang tidak terpisahkan dari peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus.

Perjamuan malam terakhir memaknai peristiwa penyerahan diri Yesus Kristus bagi penyelamatan umat Kristen yang berdosa.

Perjamuan malam inilah yang menjadi awal mula adanya perjamuan kudus atau Doa Syukur Agung dalam ekaristi Katolik.

Sementara itu, pembasuhan kaki dilakukan oleh seseorang yang kedudukannya lebih rendah terhadap seseorang yang lebih tinggi.

Misalnya, seorang murid yang membasuh kaki gurunya sebagai tindakan pelayanan dan bentuk pernyataan kasih.

Pembasuhan kaki dilakukan Yesus dengan tujuan untuk memberikan contoh teladan pada murid agar mau merendahkan diri dan mau melayani sesamanya.

Umat Kristiani pun diajak untuk selalu mengasihi sesamanya, tanpa memandang derajat atau kedudukan kita.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved