Politikus PDIP Minta Pemprov DKI Buat Program Pengelolaan Pendidikan Sampah Sejak Dini
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menyoroti masalah sampah yang hingga kini belum bisa diatasi Pemprov DKI Jakarta.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menyoroti masalah sampah yang hingga kini belum bisa diatasi Pemprov DKI Jakarta.
Produksi sampah warga Jakarta yang mencapai 8.000 ton per hari pun dinilai sudah sangat mengkhawatirkan.
Oleh sebab itu, ia pun meminta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menjadikan masalah sampah sebagai salah satu isu prioritas yang harus dicari solusinya.
Sebagai langkah awal, Yuke mengajak Pemprov DKI mengedepankan pendidikan pengelolaan sampah sejak dini di sekolah.
“Dengan menerapkan pendidikan pengelolaan sampah sejak dini di sekolah, diharapkan dapat membentuk generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu mengurangi masalah sampah di Jakarta,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2023).
Baca juga: Kesaksian Warga Berobat ke Dokter Wayan Meski Tempat Praktik Penuh Sampah, Bayar Obat Boleh Dicicil
Anggota Komisi D DPRD DKI ini menyebut, sebagian besar sampah yang dihasilkan berasal dari rumah tangga.
Lingkungan sekolah yang jumlahnya mencapai 5.000 unit pun disebutnya turut berkontribusi menyumbang sampah rumah tangga.
Oleh sebab itu, ia mengajak Pemprov DKI melalui Dinas Pendidikan membuat program pengelolaan sampah sejak dini, seperti pengumpulan dan pemilahan sampah organik - anorganik, penggunaan lubang biopori, hingga penggunaan komposter untuk limbah sisa makanan di kantin.

“Para siswa juga bisa didorong untuk mengambil tindakan kecil dalam upaya mengurai sampah, seperti penggunaan botol minum dan tempat makan sendiri saat jajan di kantin untuk mengurai sampah plastik sekali pakai,” ujarnya.
Politikus senior PDIP ini pun berharap kelak kantin-kantin sekolah di Jakarta bisa benar-benar menerapkan konsep ‘zero waste’.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan supaya para siswa dapat belajar dan mempraktekkan langsung cara pengelolaan sampah yang baik.
Yuke juga berharap adanya kolaborasi yang baik antara bank sampah dengan sekolah.
Baca juga: 1.700 Ton Sampah Terkumpul di Kota Tangerang Selama Periode Lebaran 2023
“Sekolah dapat menjadi salah satu sumber penyediaan sampah bagi bank sampah. Siswa juga dapat mengunjungi bank sampah untuk belajar cara memilah sampah, mengolah sampah, dan membuat produk daur ulang,” tuturnya.
Lewat kolaborasi ini, bank sampah dapat memberikan pelatihan atau workshop terkait edukasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar.
“Sekolah dari tingkat SD sampai SMA itu sudah seperti rumah kedua bagi para murid, lebih dari 7 jam per hari dihabiskan di sekolah,” kata dia.
“Selain sebagai tempat sosialisasi, pengelolaan sampah sejak dini yang tepat, bisa juga menjadi tempat praktek pengelolaan yang baik selain di rumah,” sambungnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.