Pemilu 2024
Ingatkan Warga Jangan Kena Hoaks Hasil Pemilu 2024, Partai Garuda: Perhitungan Suara Itu Berjenjang
Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengingatkan warga agar tidak termakan video hoaks kebocoran hasil Pemilu 2024, Senin (8/5/2023).
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Polisi sedang mencari pelaku yang memosting video hoaks berisi kebocoran hasil Pemilu 2024 yang viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan seolah-olah hasil Pemilu 2024 sudah diatur sebelum digelar.
Menanggapi hal tersebut Waki Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyebutkan data tersebut dapat dengan mudah dibantah sebab Pemilu 2024 belum terjadi.
"Tapi penyebaran hoax ini bukan soal pembuktian dan pembantahan," kata Teddy dalam keterangan tertulis, Senin (8/5/2023).
Teddy mengatakan tujuan penyebaran video hoaks Pemilu 2024 itu disengaja untuk digunakan oleh para pihak yang memang ingin membuat kegaduhan. Selain itu juga digunakan untuk menyerang lawan politik dalam Pemilu.
Baca juga: Partai Garuda: Apa Salahnya Jokowi Cawe-cawe Urus Pilpres 2024? Itu Bagian Peran Presiden
"Seolah-olah pemerintah sudah mengatur pemenang sehingga harus dilawan. Ini tujuannya," imbuh Teddy.
Ia pun mengingatkan bahwa rekapitulasi perhitungan suara dilakukan secara berjenjang mulai dari TPS per RT hingg ke KPU Pusat.
Dimana setiap orang atau partai politik memiliki data suara itu. Sehingga bisa disandingkan dengan data suara dari KPU.
"Tentu kita yang waras harus memberikan penjelasan bahwa rekapitulasi perhitungan suara itu berjenjang dari TPS di setiap RT sampai ke KPU Pusat yang dihadiri dan dikoreksi saksi yang juga memegang hasil perhitungan suara dari TPS," katanya.
Teddy pun berpesan agar masyarakat tidak terprovokasi dan ikut menyebarluaskan informasi itu.
"Masyarakat bisa terjerat hukum karena menyebarkan informasi yang tidak benar," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Adi Vivid menyebut saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal video hoaks tersebut.
"Kita juga sudah koordinasi dengan KPU untuk nanti melakukan profilling terhadap siapa yang mengupload pertama kali kebocoran data tersebut," kata Adi Vivid kepada wartawan, Selasa (2/5/2023).
Adi Vivid menegaskan pihak KPU sudah menyatakan jika video tersebut merupakan hoaks.
"Jadi kemarin memang sudah ada informasi beredar bahwa data yang di KPU itu terjadi kebocoran, namun demikian dari pihak KPU sendiri menyanggah informasi tersebut," tuturnya.
Adi Vivid mengatakan pihaknya akan terus melakukan patroli siber untuk memantau adanya informasi-informasi hoaks khususnya soal Pemilu 2024.
"Ini sedang kami profiling apabila nanti dalam masa profiling itu terdapat unsur pidana tentunya kami akan tindak lanjuti," jelasnya.
Lebih lanjut, Adi Vivid meminta kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan bijak dalam bermedia sosial.
Baca juga: Waketum Partai Garuda Soroti Aksi Berebut Pesona Paling Sederhana di Pilpres 2024
Dia mencontohkan kasus peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin. Meski merupakan seorang yang berlatarbelakang keilmuan, namun tetap dipenjara atas kecerobohannya.
"Jadi kami mengimbau kepada masyarakat terutama menjelang Pemilu untuk berhati-hati, cerdas dalam menggunakan media sosial, pastikan medsos dimanfaatkan ke hal-hal yang positif," ungkapnya.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang menampilkan data suara Pemilu 2024 yang diduga berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Video itu diunggah oleh akun Twitter @Bams27735590 yang menampilkan data yang diduga hasil Pemilu 2024.
Video berdurasi dua menit 19 detik itu juga diunggah dengan cuitan yang tertulis: INI DATA KPU HASIL PEMILU 2024. Luar biasa, negeri ini memang sakti, pemungutan suara belum dilakukan, hasilnya sudah ditentukan?
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.