SBY Sebut Kereta Api Gajayana di Mimpinya, Ini Sejarah Gajayana pada Masa Kerajaan Kanjuruhan

Mengenal sosok Gajayana, raja yang namanya kini jadi nama kereta api. KA Gajayan disebut sempat muncul dalam mimpi SBY baru-baru ini.

Editor: Muji Lestari
Tangkapan layar Kompas.com
Candi Badut peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Cuitan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono soal mimpi naik kereta bareng Jokowi dan Megawati saat ini tengah ramai diperbincangkan.

Unggahan SBY yang menceritakan soal mimpinya itu seolah menyampaikan makna tersirat soal gambaran politik di Indonesia.

Mimpi SBY ini juga disinyalir menjadi salah satu harapan untuk bertemu dengan Megawati setelah 20 tahun dinginnya hubungan mereka.

Bukan cuma itu, SBY juga menyebutkan secara spesifik nama kereta yang mereka tumpangi dalam mimpi tersebut.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir.

Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai

Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," cuit SBY di akun Twitternya.

Baca juga: SBY Mimpi Naik Kereta Bareng Jokowi dan Megawati, Anas Urbaningrum Mimpi Makan Dimsum: Jadi Nyata

Muncul dalam mimpi SBY, sebenarnya siapa sosok Gajayana yang dijadikan nama kereta api?

Sejarah Sosok Gajayana

Bagi masyarakat yang kerap melakukan perjalanan menggunakan kereta api, mungkin sudah tidak asing dengan nama KA Gajayana.

Gajayana diambil dari nama seorang Raja pada masa Kerajaan Kanjuruhan.

Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-8 masehi.

Baca juga: Siapa Presiden ke-8 RI yang Sambut SBY, Jokowi dan Megawati di Gambir? Anies Bisa Harap-harap Cemas

Kerajaan yang berpusat di Desa Kejuron, dekat Kota Malang sekarang ini diyakini sebagai kerajaan pertama di Jawa Timur.

Sumber sejarah Kerajaan Kanjuruhan didapatkan dari Prasasti Dinoyo yang ditemukan di Malang.

Dalam prasasti tersebut, disebutkan bahwa raja Kerajaan Kanjuruhan yang paling terkenal adalah Gajayana.

Dari Prasasti Dinoyo diketahui bahwa Raja Gajayana yang beragama Siwa memerintah dengan adil dan dicintai rakyatnya.

Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Kanjuruhan mencapai puncak keemasan dan mengalami perkembangan pesat dalam bidang pemerintahan, sosial, ekonomi, ataupun seni budaya.

Candi Badut peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang.
Candi Badut peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang. (Tangkapan layar Kompas.com)

Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Malang, lereng timur dan barat Gunung Kawi, dan ke utara hingga pesisir laut Jawa.

Selama Raja Gajayana berkuasa, jarang terjadi peperangan, pencurian, dan perampokan karena raja selalu bertindak tegas sesuai hukum.

Raja Gajayana juga membuat sebuah tempat suci pemujaan yang sangat bagus untuk memuliakan Resi Agastya.

Selain itu, dibangun pula arca sang Resi Agastya dari batu hitam yang sangat elok.

Bersamaan dengan pentasbihan bangunan suci tersebut, Gajayana menganugerahkan sebidang tanah, sapi, kerbau, serta budak laki-laki dan perempuan sebagai penjaga kepada para pendeta.

Raja Gajayana mempunyai seorang putri bernama Uttejana. Setelah Gajayana mangkat, kekuasaan jatuh ke tangan putrinya, Uttejana yang menikah dengan Pangeran Jananiya dari Paradeh.

Semua raja Kerajaan Kanjuruhan terkenal akan kebijaksanaan dan kemurahan hatinya.

Keberadaan Kerajaan Kanjuruhan tidak bertahan lama. Pada awal abad ke-10, ketika Rakai Watukura dari Mataram Kuno berkuasa, Kerajaan Kanjuruhan berada dalam kekuasaannya.

Para penguasa Kerajaan Kanjuruhan menjadi raja bawahan dengan gelar Rakyan Kanuruhan.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved