Pedagang Warteg Kecilkan Menu Olahan Daging Ayam Imbas Harga Capai Rp60 Ribu Per Ekor

Para pedagang Warteg memilih mengecilkan ukuran menu olahan daging ayam, karena bila mereka menaikkan harga akan memberatkan daya beli masyarakat.

Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana Warteg Kharisma Bahari di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (28/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Para pedagang Warung Tegal (Warteg) memilih mengecilkan ukuran menu olahan daging ayam imbas mahalnya harga ayam dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan langkah mengecilkan ukuran daging untuk menu ini sebagai pilihan untuk menyiasati mahalnya harga.

"Sementara ayam dikecilkan, yang tadinya dipotong sembilan, (sekarang) bisa dipotong 12 untuk menyesuaikan naiknya harga," kata Mukroni saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Senin (3/7/2023).

Para pedagang Warteg memilih mengecilkan ukuran menu olahan daging ayam, karena bila mereka menaikkan harga akan memberatkan daya beli masyarakat.

Sementara daya beli masyarakat hingga kini belum pulih dari dampak Covid-19, sehingga pilihan menaikkan harga dikhawatirkan justru berisiko membuat pembeli pergi.

"Harga (ayam) sudah dua bulan merangkak sampai ke harga Rp60 ribu per ekor. Itu ukuran 1 sampai 1.2 kilogram, sangat memberatkan. Pemerintah tidak sanggup mengendalikan harga," ujarnya.

Baca juga: Harga Ayam Rp 50 Ribu/Kg Bikin Jokowi Kaget, Dharma Jaya Langsung Operasi Pasar di 5 Kelurahan

Harga tersebut tentu sangat memberatkan karena untuk ayam ukuran 1 sampai 1.2 kilogram per ekor sebelumnya paling mahal hanya Rp35 ribu, tapi kini sudah mencapai Rp60 ribu.

Kenaikan harga ayam ini tidak hanya dikeluhkan para pedagang Warteg, sejumlah pedagang pengecer ayam bahkan sempat melakukan aksi mogok berjualan para libur Iduladha 1444.

"Kami memahami (aksi mogok pedagang pengecer ayam) karena langkanya ayam. Itu harusnya bisa diantisipasi pemerintah, dan harus sigap," tutur Mukroni.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved