Buntut Panjang Bentrok dengan Persija, 3 Pemain PSM Dapat Perlakuan Tak Enak: Tempuh Jalur Hukum

3 Pemain klub Liga 1, PSM Makassar mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari oknum suporter sepak bola di Indonesia.

Editor: Wahyu Septiana
Tribunnews.com/Herudin
Pemain PSM Makassar merayakan gol Kenzo Nambu ke gawang Persija Jakarta di SUGBK, Senin (3/7/2023) malam - 3 Pemain klub Liga 1, PSM Makassar mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari oknum suporter sepak bola di Indonesia. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA  - 3 Pemain klub Liga 1, PSM Makassar mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari oknum suporter sepak bola di Indonesia.

Ketiga pemain yakni Yuran Fernandes, Yance Sayuri, dan Erwin Gutawa mendapat komentar menjurus rasial di media sosial hingga komentar bernada kasar di media sosial.

Hal itu terjadi usai PSM Makassar menjalani pertandingan pekan pertama melawan Persija Jakarta, pada Senin (3/7/2023).

Pertarungan Persija Jakarta vs PSM Makassar berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat.

Duel PSM Makassar vs Persija Jakarta memang berlangsung sengit selama 90 menit.

Tensi pertandingan pun cukup panas dengan duel antar pemain.

Namun, ketegangan dan situasi panas tersebut terus berlanjut hingga luar lapangan.

Imbasnya, tiga pemain skuad berjuluk Juku Eja itu mendapatkan komentar yang tak menyenangkan di masing-masing media sosialnya.

Baca juga: Orang Nomor 1 di Jakarta Beri Petuah, Persija Diharap Tak Terusir Main di Liga 1: Jadi Pemersatu

APPI selaku yang mewadahi pesepakbola profesional di Indonesia, sudah berkomunikasi dengan ketiga pemain PSM Makassar tersebut.

Para pemain sepakat untuk melanjutkan kasus ke ranah hukum.

Dalam hal ini APPI akan memberikan bantuan dan pendampingan hukum kepada para Pemain.

Pemain Persija Jakarta Ryo Matsumura dalam laga kontra PSM Makassar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin (4/7/2023).
Pemain Persija Jakarta Ryo Matsumura dalam laga kontra PSM Makassar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin (4/7/2023). (Tribunnews.com/Herudin)

“Hari ini APPI telah berkomunikasi secara daring dengan 3 (tiga) pemain PSM Makassar, dan ketiganya berkeinginan melanjutkan prosesnya ke ranah hukum. Kami akan memberikan pendampingan bantuan hukum”, kata CEO APPI, M Hardika Aji.

Saat ini, APPI juga telah mengidentifikasi akun-akun yang melakukan penghinaan rasisme.

APPI juga meminta kepada PSSI dan PT LIB untuk lebih serius dan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kasus perundungan dan rasisme yang terjadi/menimpa pemain baik di dalam maupun di luar lapangan.

“PSSI dan PT LIB harus berani dan bertindak tegas dalam rangka memberikan perlindungan kepada para pemain jika mereka menjadi korban rasisme. Bila perlu PSSI dan PT LIB menghentikan dulu sementara kompetisi sampe kasus rasisme ini tidak terjadi lagi menimpa pemain," ujar Jannes H. Silitonga, APPI Head Legal.

"Setiap orang tidak bisa memilih dilahirkan dari suku atau ras mana, penghinaan terhadapnya berarti juga merupakan penghinaan terhadap Tuhan”, ujarnya. 

Kutuk Tindakan Rasis

Sebelumnya, Ketua Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI), Uki Nugraha mengutuk tindak rasis dalam sepak bola.

Aksi Witan Sulaeman dalam laga Persija Jakarta Vs PSM Makassar di SUGBK, Senin (3/7/2023).
Aksi Witan Sulaeman dalam laga Persija Jakarta Vs PSM Makassar di SUGBK, Senin (3/7/2023). (Tribunnews.com/Herudin)

"Saya sebagai Ketua Presidium Nasional Suporter Sepakbola seluruh Indonesia mengutuk keras tindak rasis. Sepak bola harusnya untuk persaudaraan dan kehidupan," katanya.

Menurutnya, publik harus dewasa dengan tidak langsung mengecap dari satu kelompok suporter.

Terlebih akun media sosial pelaku penyerangan kini sudah menghilang.

"Kita harus dewasa melihat ini. itu adalah oknum tidak jelas suporter dari mana. Bukan saya menilai kelompok siapa, itu belum ada jaminan dari kelompok suporter Persija," lanjutnya.

Meski begitu, pria akrab disapa Daeng Uki ini  menilai aksi rasis tidak boleh didiamkan. 

Pengusutan oknum rasis tersebut menurutnya perlu dilakukan dengan serius. Komunikasi pun dibangun bersama kelompok suporter The JakMania.

"Kita lagi komunikasi teman The Jak mencari tau siapa dalang, siapa provokator," ucapnya.

Terpisah, Ketua JakMania Outsider Celebes (JOC),  Amat juga menentang terjadinya rasisme. Menurut dia, tidak ada ruang untuk pelaku rasisme dalam sepak bola.

Baca juga: Garuda International Cup 3 2023 Resmi Dibuka, Bibit Pesepakbola Muda Diharap Bisa Muncul

"Psywar sebelum dan selama pertandingan berlangsung itu hal yg wajar selama masih dalam batasnya. Namun, tidak ada panggung sedikit pun untuk orang-orang yang berlaku rasis," tandasnya.

Reaksi Manajemen PSM Makassar

Manajemen PSM Makassar sangat menyayangkan adanya rasisme di media sosial usai pertandingan PSM Makassar lawan Persija.

"Tentu kami menyayangkan ada rasisme di media sosial yang ditujukan pemain klub manapun, termasuk PSM Makassar," kata Media Officer PSM Makassar, Sulaiman Abdul Karim, Selasa (4/7/2023).

Menurut Sulaiman, kejadian yang melibatkan pemain di dalam lapangan saat pertandingan itu hal biasa dalam sepak bola.

Apalagi kalau tensi pertandingan tinggi. Akan tetapi, harus diingat itu hanya terjadi saat pertandingan 2x 45 menit.

Setelah pertandingan para pemain, staf pelatih dan ofisial kedua tim terlihat saling bersalaman, berpelukan bahkan saling bercanda.

Pemain PSM Makassar Yance Sayuri bersiap melakukan tendangan pojok saat pertandingan pekan ke-32 Liga 1 2022-2023 melawan Madura United yang berakhir dengan skor 1-3 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, Jumat (31/3/2023) malam.
Pemain PSM Makassar Yance Sayuri bersiap melakukan tendangan pojok saat pertandingan pekan ke-32 Liga 1 2022-2023 melawan Madura United yang berakhir dengan skor 1-3 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, Jumat (31/3/2023) malam. (Kompas.com/Suci Rahayu)

"Ini yang tidak terlihat oleh oknum pelaku rasisme itu. Jadi dalam mengekspresikan dukungan ke klub idola, tidak perlu sampai melanggar norma-norma sportivitas," tutur pria akrab disapa Sule ini.

"Bagaimana pun pertandingan sudah selesai. Umpama ada rasa kecewa karena tim yang didukung tidak bisa menang, ya tidak elok kalau sampai dilampiaskan dengan cara rasisme ke pemain tim lawan," sambungnya.

Sule menyebut, rasisme kepada pemain PSM Makassar tidak akan membuat mereka melemah. Justru akan membuat mental mereka semakin kuat.

Pemain PSM Makassar yang menjadi sasaran rasisme adalah sosok yang profesional, dewasa dan kuat secara mental.

"Justru saya yakin ini akan menjadi motivasi bagi mereka untuk membuktikan diri bahwa mereka adalah sosok juara," sebutnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Apa Sanksi Pelaku Rasisme di Sepakbola? Tiga Pemain PSM Makassar Kini Jadi Korban Usai Lawan Persija dan di Kompas.com dengan judul "Usai Jadi Korban Tindakan Rasialis, Tiga Pemain PSM Tempuh Jalur Hukum"

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved