Asal Usul Mitos Kucing Hitam Pembawa Sial, Berkaitan dengan Okultisme?
sering dengar mitos soal kucing hitam pembawa sial? Simak asal usul munculnya mitos kucing hitam dianggap sebagai pembawa sial.
TRIBUNJAKARTA.COM - Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar mitos soal kucing hitam yang dianggap pembawa sial.
Kucing berbulu hitam memang memiliki reputasi buruk, dibanding kucing dengan warna bulu lain.
Tak heran, hal tersebut membuat kebanyakan orang enggan memelihara kucing hitam.
Akibatnya, kucing yang paling disalahpahami itu banyak menjadi kucing liar dan mendapat perlakukan buruk.
Bahkan, di tempat penampungan, kucing hitam tak pernah dipilih untuk diadopsi.
Anggapan buruk dan misteri kucing hitam pun terus bertahan hingga sekarang dan menjadi takhayul abadi. Padahal, hal ini tidak benar dan hanya mitos belaka.
Sama halnya dengan warna bulu kucing yang lain, kucing hitam tak ada hubungannya dengan nasib sial dan tak ada kaitannya dengan hal mistis dan takhayul.
Begitu pun, kucing hitam memiliki tampilan dan tingkah yang tak kalah menawan serta menggemaskan.
Lantas, bagaimana asal usul mitos kucing hitam ini dimulai?
Asal Usul Mitos Kucing Hitam
Ketika perayaan Halloween berlangsung, gambar kucing hitam dapat terlihat di mana-mana, dari dekorasi hingga kostum.
Hal ini karena kucing hitam diasosiasikan dengan penyihir dan hewan menyeramkan pada malam hari.

Namun, hubungan antara kucing hitam dan mistis telah ada sangat jauh, bahkan berabad-abad silam.
Dilansir dari Wagwalking, gagasan tentang kucing hitam yang membawa sial muncul dari mitos Yunani kuno pada abad pertengahan yang penuh gejolak.
Dalam mitologi Yunani, khususnya Hecate, yang juga dewi sihir, digambarkan memiliki kucing sebagai hewan peliharaan familiar.
Bahkan, menurut cerita rakyat Eropa, kucing menjadi makhluk supernatural yang membantu penyihir.
Ditambah, Dewi Hera mengubah pelayannya menjadi kucing hitam sebagai hukuman karena membantu Hecate.

Alasan Kucing Hitam Dianggap Bawa Sial
1. Berkaitan Dengan Okultisme
Mengutip History, hubungan antara kucing dan manusia dapat ditelusuri kembali ke beberapa peradaban awal di dunia, terutama Mesir kuno.
Kucing pun muncul dalam mitologi Yunani, khususnya dalam kisah Hecate—dewi sihir dan bulan yang digambarkan memiliki kucing sebagai hewan peliharaan.
Dalam cerita rakyat Eropa, kucing hitam mengacu pada makhluk supernatural yang membantu penyihir.
Sebuah catatan juga menceritakan hubungan kucing hitam dengan okultisme.
Ada sebuah catatan dari abad ke-13 tentang sebuah dokumen rahasia bernama Vox in Rama yang dikeluarkan Paus Gregorius IX pada 13 Juni 1233.
Penulis buku Black Cats Tell: True Tales And Inspiring Images, Layla Morgan Wilde, mengatakan, dokumen itu menyebutkan kucing hitam sebagai inkarnasi setan.
Wilde menjelaskan, dokumen ini menandai awal dari inkuisisi dan perburuan penyihir yang disetujui pihak gereja.
“Awalnya, ini dirancang untuk menghancurkan kultus Luciferian yang berkembang di Jerman, tetapi dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa,” terangnya.
2. Dianggap Sebagai Penyebar Wabah
Daniel Compora, guru besar bahasa dan sastra Inggris di University of Toledo, Amerika Serikat, AS, mengungkapkan, kucing banyak dibunuh selama Abad Pertengahan karena dikaitkan dengan kejahatan.
Bahkan, beberapa orang menyalahkan kucing sebagai penyebar wabah Bubonic dan menggunakannya sebagai alasan untuk menyingkirkannya.
“Dalam ironi yang sangat aneh, pembunuhan kucing membantu memicu penyebaran wabah. Dengan berkurangnya jumlah kucing untuk mengendalikan populasi hewan pengerat, penyakit ini menyebar dengan cepat,” ujar Compora.
3. Melakukan Misi dari Seorang Penyihir
Mengingat kepercayaan di Eropa pada Abad Pertengahan, yakni iblis dan penyihir dapat berubah bentuk menjadi kucing hitam, masuk akal jika takhayul seputar berpapasan dengan kucing hitam berkembang.
Seorang folklorist dan seniman, Phoebe Millerwhite, mengatakan ada anggapan kucing hitam yang melintasi jalan mungkin sedang melakukan misi dari seorang penyihir.
“Sama dengan kucing hitam bisa jadi adalah iblis yang menyamar. Tentunya, tidak ada yang mau berpapasan dengan iblis. Ini mengapa kucing hitam yang berpapasan dengan manusia dianggap sebagai pertanda buruk,” jelasnya.
4. Dikirim untuk Mencelakai
Fallingstar mengatakan takhayul seputar berpapasan dengan kucing hitam berlanjut hingga era Renaisans.
Saat itu, orang-orang percaya seekor kucing hitam yang berpapasan dengan manusia mungkin mengindikasikan bahwa seorang penyihir mengirim familiarnya untuk mencelakai orang tersebut.
“Saat itu, banyak orang-orang yang ketakutan, lalu bergegas ke gereja terdekat dan membayar seorang pendeta untuk memberkati dan membebaskan mereka dari kutukan apa pun yang mungkin diberikan kucing,” tutur Fallingstar.
5. Pembawa Kematian
Dilansir The Spruce Pets, alasan kucing hitam dianggap sebagai pembawa sial juga berkaitan dengan kepercayaan bahwa mereka turut membawa kematian.
Ketakutan ini tampaknya berasal dari Abad Pertengahan. Saat itu, ada kepercayaan bahwa hewan berbulu gelap, termasuk gagak jenis crow dan raven, adalah penanda kematian.
Di Italia pada abad ke-16, diyakini kematian akan segera terjadi jika seekor kucing hitam berbaring di ranjang orang sakit.
Sementara di Amerika Utara modern, anggota keluarga lain pasti akan mati jika melihat kucing hitam selama prosesi pemakaman.
6. Pencuri Jiwa Orang yang Sudah Mati
Laman Mental Floss menyebut ada sebuah cerita rakyat dari Skotlandia tentang peri yang dikenal sebagai Cat Sith.
Ia adalah kucing hitam raksasa dengan bintik putih kecil pada dadanya, yang diyakini berkemampuan untuk mencuri jiwa dari orang yang sudah mati sebelum para dewa dapat mengambilnya.
Cerita rakyat ini membuat masyarakat setempat menciptakan sebuah kebudayaan bernama Late Wake, yang mana orang-orang akan menjaga jasad seseorang sebelum penguburan.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.