Ibu Muda Dibunuh Suami di Cikarang
Kalut Nando Usai Bunuh Istri di Cikarang, Jasad Dimandikan Sampai Bersih Lalu Curhat ke Orangtua
Nando Kusuma Wardana (25) kalut usai membunuh istrinya Mega (24) di Cikarang. Jasad ibu muda dimandikan hingga bersih lalu curhat ke orangtua.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG BARAT - Suami bernama Nando Kusuma Wardana (25), tega menghabisi nyawa istrinya Mega Suryani Dewi (24) dengan cara keji.
Peristiwa keji tersebut terjadi pada Kamis (7/9/2023) di kontrakan Jalan Cikedokan, RT01/RW04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Leher sang istri dilukai menggunakan pisau dapur.
Malam itu sekira pukul 22.00 WIB, Nando dan Mega bertengkar hebat. Di ruang tengah kontrakan tiga petak keduanya cekcok adu mulut.
Kedua anak mereka yang masih balita, masing-masing berusia tiga setengah dan satu setengah tahun telah tertidur pulas di ruang depan.
Cekcok Masalah Ekonomi Rumah Tangga

Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusnawati mengatakan, peristiwa pembunuhan ini diawali terlebih dahulu dengan cekcok masalah rumah tangga.
"Melakukan pembunuhan yang didahului dengan kekerasan dalam rumah tangga, mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Rusnawati, Senin (11/9/2023).
Nando yang kalap mulai beringas, tangannya dengan keras menampar wajah sang istri hingga jatuh tersungkur.
Pada saat istrinya terjatuh, tangan kiri pelaku meraih bagian kepala korban dan menyeretnya hingga ke ruangan dapur.
Rambut korban dijambak hingga tidak berdaya, tangan kanan pelaku lalu meraih pisau dapur yang diletakkan dekat kompor.
"Korban ditarik ke dapur dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan mengambil pisau dapur, melakukan penyayatan leher korban," jelas dia.
Lukai Leher Istrinya Hingga Sampai Pisau Patah

Nando malam itu benar-benar gelap mata, istrinya yang sudah dia nikahi selama kurang lebih tiga tahun digorok menggunakan pisau dapur.
Aksi keji itu dilakukan hingga beberapa kali sayatan, pisau berukurang kurang lebih 25 sentimeter itu patah usai mengiris leher korban.
"Betul (pisau patah), karena pisau dapur kan pendek, jadi saat melakukan penyayatan jadi patah," ungkap Rusnawati.
Terancam Hukuman Seumur Hidup

Rusnawati menjelaskan, tersangka dijerat pasal berlapis tentang pembunuhan dengan didahului kekerasan serta kekerasan dalam rumah tangga.
Hal ini sesuai dengan pasal 339 dan pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan subsider pasal 44 ayat 3 tentang kekerasan dalam rumah tangga.
"Ancaman 20 tahun penjara dan maksimal seumur hidup," jelasnya.
Jasad Istri Dimandikan Hingga Bersih
Usai membunuh istrinya, Nando lalu membawa jasad ke kamar mandi untuk dimandikan hingga bersih.
Kanit Reskrim Polsek Cikarang Barat AKP Said Hasan mengantarkan, pihaknya baru mengevakuasi jasad korban pada Sabtu (9/9/2023) dini hari.
Hal ini setelah pelaku menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat.
Di rumah kontrakan jasad korban terbaring di kasur dengan ditutupi handuk.
"Pada saat tersangka menggorok istrinya, seketika istrinya langsung mati, kemudian jasad korban dibawa ke kamar mandi, oleh pelaku dimandikan mayat tersebut setelah bersih dibawa ke kasur," kata Hasan, Senin (11/9/2023).
Korban lanjut Hasan, menderita luka sayatan di bagian leher sedalam empat sentimeter akibat digorok menggunakan pisau dapur.
"Kedalam lukanya empat senti, karena lukanya cukup dalam itu membuat pisau bagian gagangnya patah," jelas Hasan.
Kalut Usai Bunuh Istri
Malam itu usai membunuh istrinya, Nando langsung bergegas membersihkan sisa darah di dapur dan kamar mandi.
Hasan menjelaskan, pakaian yang dia gunakan dan istrinya sempat dicuci untuk menghilangkan sisa darah.
Pada Jumat (8/9/2023) pagi, pelaku mengantar kedua anaknya menuju rumah orang tua korban di daerah Kecamatan Tambun Selatan.
Kegiatan mengantar anak ke rumah orang tua korban merupakan rutinitas setiap hari, hal ini lantaran keduanya sama-sama bekerja.
Pagi itu, orang tua korban sempat curiga lantara hanya Nando sendiri yang mengantar kedua anaknya.
Mega yang biasa ikut mengantar tak terlihat, Nando pada saat ditanya beralasan bahwa Mega sudah berangkat bekerja menggunakan kereta.
"Suami sempet nyuci dan jemur pakaian korban betul, habis itu pelaku langsung mengantarkan anaknya ke rumah ibu korban," jelas Hasan.
Usai mengantar kedua anaknya ke rumah orang tua korban, Nando kembali ke kontrakan untuk menemui istrinya yang sudah tewas.
Di dalam kontrakan, Nando meratapi perbuatan kejinya. Ia lalu pergi ke rumah orang tuanya menceritakan kejadian mengerikan yang telah ia perbuat.
"Pelaku bercerita kepada orangtuanya dan keluarganya mengantarkan pelaku ke sini," kata Hasan.
Kesenjangan Penghasilan Diduga Jadi Penyebab
Polisi memastikan, tidak ada unsur lain yang melatarbelakangi tindak kejahatan suami bunuh istri selain faktor ekonomi.
"Jadi pelaku sakit hati oleh faktor ekonomi, karena berdasarkan informasi yang kita dapat bukan masalah cemburu bukan, enggak ada pihak ketiga, pelaku sakit hati karena perkataan dari korban," kata Hasan.
Nando dan Mega merupakan pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, sang istri bekerja di sebuah perusahaan kosmetik.
Sementara Nando, bekerja di sebuah perusahaan di daerah Cikarang. Selain itu, dia juga memiliki pekerja sambilan sebagai pengemudi ojek online.
Meski sudah bekerja dan memiliki sambilan, penghasilan sang istri diduga masih lebih besar dibanding pelaku.
"Informasi terakhir seperti itu (penghasilan korban lebih besar dari suami)," ungkap Hasan.
Biduk rumah tangga Mega dengan Nando sudah berjalan sekitar tiga tahun, keduanya kerap terlibat cekcok adu mulut.
"Mungkin seminggu, dua sampai tiga kali (cekcok) mulut," terang Hasan.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.