Pilpres 2024

Prabowo Pegang Bola Panas, Airlangga Cawapres Atau Golkar Belot Bawa Ridwan Kamil Jadi Wakil Ganjar

Jika Airlangga tidak jadi cawapres Prabowo, Ridwan Kamil yang dilirik PDIP untuk menjadi pendamping Ganjar bisa menjadi alasan membelot.

Tribun Jakarta
Kolase Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto serta Ganjar Pranowo dengan Ridwan Kamil. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng yang mendukung Ridwan Kamil menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo menjadi polemik di  kubu Koalisi Indonesia Maju pengusung bakal capres Prabowo Subianto.

Mekeng dinilai menjadi peluru ultimatum bagi Prabowo untuk memilih Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai wakilnya.

Sebab hingga saat ini, Golkar masih mengusahakan sang ketua umum menjadi bacawapres Prabowo.

Jika tidak, Ridwan Kamil yang dilirik PDIP untuk menjadi pendamping Ganjar bisa menjadi alasan partai berlogo beringin itu membelot.

Keputusan memilih wakil kini menjadi bola panas yang dipegang Prabowo. Dukungan Golkar bisa lepas, seperti halnya PKB.

RK Dipinang Megawati

Kabar tentang Gubernur Jawa Barat 2018-2023 yang juga kader Golkar, Ridwan Kamil dilirik menjadi pendamping bakal capres Ganjar Pranowo tengah santer.

Bukan isapan jempol biasa, RK, sapaan karibnya, mengaku sudah dipanggil Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan dipinang langsung untuk mau menjadi cawapres.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Ahmad Doli Kurnia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).

Setelah bertemu dengan Megawati, RK melapor kepada Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.

“Memang Pak Ridwan Kamil sudah melaporkan ke Pak Airlangga ya, waktu itu disampaikan bahwa Pak Ridwan Kamil diundang oleh Bu Megawati, kemudian ditawarkan jadi wakil presiden,” kata Doli dikutip dari Kompas.com.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022). (KOMPAS.COM/Humas Pemkot Solo)

RK disebut sebagai sosok pelengkap Ganjar yang bisa mengakomodir pemilih dari Jawa Barat.

“Latar belakangnya karena Pak Ganjar membutuhkan figur yang bisa memperkuat di Jawa Barat,” ujar Doli.

Doli pun menegaskan bahwa mandat penunjukkan capres atau cawapres dari Golkar berada di tangan sang ketua umum.

“Sekali lagi, kalaupun misalnya ada perubahan terhadap itu, itu diserahkan pada Pak Airlangga Hartanto yang sudah kami beri mandat ya, baik itu melalui munas, rapimnas, maupun rakernas,” kata Doli.

Pernyataan Mekeng

Menyambut angin segar dari kubu PDIP, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, menganggap pasangan Ganjar-RK adalah sangat realistis bagi partainya.

Mekeng menjelaskan, memang hasil Munas Golkar mengamanatkan ketua umum untuk menjadi capres atau cawapres.

Namun, jika realita politik menunjukkan nama Airlangga tak kunjung mendapat pinangan, maka tidak perlu dipaksakan.

"Ridwan Kamil sebagai kader Golkar yang dilirik juga harusnya Golkar senang dong, artinya tidak kosong, dan tidak memaksakan diri." 

"Ya itu tetap didorong (hasil munas) tapi itu semua putusan akhirnya pada si capres itu. Capres itu tidak mengalir kan tentunya Golkar harus berpikir, kenapa ya harus Airlangga?" kata Mekeng, Kamis (12/9/2023) dikutip dari Tribunnews.com.

Melchias Marcus Mekeng
Melchias Marcus Mekeng (Kompas.Com)

Mekeng mengajak Golkar berkaca pada PDIP dan kepemimpinan Megawati yang rela tak mencalonkan anaknya, Puan Maharani sebagai bakal capres.

"Kita lihatlah kaya di PDIP, Bu Mega, Puan kan tidak memaksakan diri, kalau dipaksakan juga bisa, bisa Bu Mega pasangkan harus Puan capres kan bisa, tapi kalau kita lihat sebagai realitas politik, ya sama juga saya harap Golkar juga demikian, harus realitas," ungkap Mekeng.

"Jadi kalau misalnya memang mengambil Airlangga, tentunya Golkar harus realistis, masih ada kader yang bisa direpresentasikan ini. Semua harus pakai rasional, ga pakai hati, ga baper," sambungnya.

Baginya, yang penting Golkar bisa menjadi peserta dalam Pilpres 2024, sebagai capres atau cawapres, dari kubu koalisi manapun.

Dia tidak ingin Golkar hanya menjadi penonton.

"Saya yang penting Golkar masuk di dalam kontestasi ini, jangan jadi penonton mulu," tandasnya.

Bacaan Pengamat Politik Adi Prayitno

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, membaca pernyataan Mekeng yang kontroversial karena menghalalkan belot poros koalisi sebagai ultimatum terhadap Prabowo Subianto.

"Pernyataan Pak Mekeng itu semacam ultimatum politik kepada Pak Prabowo."

"Kalau misalnya Airlangga tidak dipilih sebagai calon pendampingnya, di saat bersamaan Ridwan Kamil diminati PDIP sebagai pendamping Ganjar Pranowo, dan itu terjadi, bukan tidak mungkin, Golkar yang saat ini berada di barisan Prabowo Subianto akan hijrah dan migrasi menjadi bagian pendukungnya PDIP, karena di situ ada Kang Ridwan Kamil yang potensial maju dengan ganjar Pranowo," kata Adi di Kompas Petang, Jumat (15/9/2023).

Adi Prayitno
Adi Prayitno (Instagram @adiprayitno.official)

Menurut Adi, peluang RK menuju kertas suara di Pilpres 2024 semakin menguat, sementara Apeluang Airlangga meredup.

"Apa lagi Pak AIrlangga sudah disorongkan sebagai Ketua Umum Golkar, tapi tidak kunjung ada hilal politiknya oleh Prabowo Subianto."

"Karena bagi Golkar, in the end-nya itu pasti realistis, mencari figur kader internal terbaik mereka yang mendapat tiket cawapres di Pilpres 2024 nantinya," papar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Wasekjen Golkar Tidak Membantah

Wasekjen Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, yang menjadi narasumber juga di program Kompas Petang, tidak membantah analisa Adi Prayotno.

"Ya makanya itu yang saya bilang tadi. Harus dilihat pernyataan Pak Mekeng itu bukan di akhir tapi juga di awal."

"Jadi Pak Mekeng mengatakan kan jelas bahwa, Pak Airlangga sekarang ini akan didorong terus untuk menjadi bacalon wakil presiden dari Pak Prabowo. Namun pada saat bersamaan kan tahu bahwa Pak Ridwan Kamil katanya dipanggil," kata Ace.

politisi Golkar Ace Hasan Syadzily usai dilantik sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, di Ruang Rapat Komisi VIII, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).
politisi Golkar Ace Hasan Syadzily usai dilantik sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, di Ruang Rapat Komisi VIII, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018). (Tribunnews.com/Fitri Wulandari)

Ace pun setuju jika Golkar akan lebih baik bisa mengusung kadernya sendiri sebagai capres atau cawapres.

"Tentu sebagai partai yang mengedepankan kaderisasi dan tentu kebutuhan objektif atas apa yang dihadapi bangsa ini saya kira kami memiliki pandangan baik jika Golkar ada di dalam pasangan capres cawapres itu," pungkasnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved