Pengamat: Kaesang Pangarep Jilat Ludah Sendiri, Tunjukan PSI Bukan Partai Modern

Pengamat politik dari UNJ, Ubedilah Badrun menilai Kaesang Pangarep menjilat ludah sendiri saat menerima posisi Ketum PSI. Ini alasannya?

Kolase Foto TribunJakarta
Kolase Foto Presiden Joko Widodo dan Kaesang Pangarep. Pengamat politik dari UNJ, Ubedilah Badrun menilai Kaesang Pangarep menjilat ludah sendiri saat menerima posisi Ketum PSI. Ini alasannya? 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Banyak sorotan tertuju pada Kaesang Pangarep yang kini resmi berstatus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyoroti tiga hal di balik penunjukan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI.

Sorotan pertama, Ubedilah menyebut keputusan itu menunjukan sosok Kaesang yang seakan menjilat ludahnya sendiri.

Sebab, dua tahun lalu, putra bungsu Presiden Joko Widodo itu pernah lantang mengenaskan tak akan pernah mau terjun ke dunia politik.

"Tetapi kini ia seperti pepatah menjilat ludahnya sendiri," kata Ubedilah saat dihubungi, Selasa (26/9/2023).

Ubedilah menganggap sikap Kaesang itu serupa dengan Jokowi yang kerap tak konsisten terhadap ucapannya.

"Perilaku ini mirip dengan perilaku ayahnya (Jokowi) yang sering terlihat tidak konsisten dan ternyata diakuinya saat pidato setelah dipiiih jadi Ketua Umum PSI bahwa ia akhirnya masuk dunia politik karena terinspirasi oleh ayahnya," ujar Ubedilah.

Sorotan kedua dari analisa Ubedilah yakni menunjukan bahwa PSI adalah partai yang menghianati klaim dirinya sebagai partai kader.

"Kaderisasi PSI mengalami stagnasi justru disaat baru berusia muda.

Itu juga berarti kaderisasi sirkulasi kekuasaan di elit PSI tidak berjalan," kata Ubedilah.

Presiden Jokowi berfoto bersama jajaran pengurus dan dewan pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Presiden Jokowi berfoto bersama jajaran pengurus dan dewan pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) (Istimewa)

Ubedilah menyebut sangat cepatnya Kaesang dari mulai menjadi kader hingga kini langsung didapuk sebagai ketua umum juga seakan mengabaikan AD/ART PSI.

Dia menyinggung Pasal 18 dalam AD/ART PSI yang menyebutkan bahwa syarat menjadi pengurus di Dewan Pimpinan Pusat adalah seseorang yang telah menjadi kader paripurna.

Kata Ubedilah, di dalam AD/ART PSI pasal 13 disebutkan dijelaskan bahwa Kader Paripurna adalah anggota yang telah mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Pimpinan
Pusat.

"Nah apakah Kaesang sudah pernah ikut pelatihan kader tingkat nasional itu?

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved