Cerita Kriminal

Ormas di Kota Bekasi Berulah: Minta Jatah 2 Kali ke Toko-toko hingga Perang 3 Ormas Sekaligus

Arif ketika itu menolak memberikan uang bukan tanpa alasan, dengan segala kerendahan hati menyampaikan usahanya sedang sepi.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase TribunJakarta.com/Ist
Kolase aksi pungli alias pemalakan oleh anggota ormas kepada pelaku usaha fotocopy di Jalan Lele Raya, Kayuringin, Kota Bekasi pada Sabtu (23/9/2023) pagi dan ɓarang bukti senjata tajam dari oknum anggota ormas yang terlibat bentrok di Jalan Raya Setu Bantargebang, Mustikajaya, Kota Bekasi, Rabu (20/9/2023). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Keberadaan anggota organisasi masyarakat (ormas) kian meresahkan warga di Kota Bekasi, Jawa Barat, sepanjang sepekan terakhir.

Dengan dalih anggota ormas, mereka beraksi hingga berani melakukan tindak pidana tanpa memikirkan nasib warga sekitar.

Minta Jatah 2 Kali Seminggu Enggak Dikasih Murka

Oknum anggota ormas melakukan pungutan liar (pungli) disertai ancaman alias memalak pelaku usaha di kawasan Kayuringin, Kota Bekasi, membuat geram.

Rekaman CCTV baru-baru ini memperlihatkan seorang oknum anggota ormas memalak pelaku usaha toko fotocopy, Jalan Lele Raya, pada Sabtu (23/9/2023).

Dalam rekaman CCTV yang beredar di media sosial, tampak seorang pelaku mendatangi toko fotocopy dan berbincang dengan penjaga laki-laki.

Perbincangan awalnya terlihat tenang, sampai laki-laki bertopi terlihat gusar dan murka. 

Pria bertopi diduga merupakan oknum yang mengaku anggota ormas, dia meminta uang ke penjaga toko fotocopy.

Penjaga toko fotocopy bernama Arif mengungkapkan, saat itu dia menolak memberikan uang ke oknum ormas

"Dia datang ngaku dari ormas, terus ngomong macem-macem (minta uang)," kata Arif saat dikonfirmasi, Selasa (26/9/2023). 

Arif ketika itu menolak memberikan uang bukan tanpa alasan, dengan segala kerendahan hati menyampaikan usahanya sedang sepi. 

"Saya bilang 'maaf bang toko lagi sepi', terus dia enggak terima," ucap Arif menceritakan. 

Menolak memberikan uang ke oknum ormas pelaku pungli bukan malam itu kejadian saja dilakukan Arif, pada Kamis (21/9/2023) hal serupa dia lakukan. 

"Dia bilang 'malam Kamis kemarin aja gak bayar', terus saya diam, terus dia ngancem-ngancem," tuturnya. 

Praktik pungli yang dilakukan oknum ormas itu cukup sering, seminggu bisa dua kali dua kali datang. 

Hal ini yang membuat Arif geram, meski tidak dipatok tarif iuran praktik pungli tetap saja tak dapat dibenarkan. 

"Dua kali (seminggu minta jatah iuran), semua (toko dimintai iuran di sepanjang Jalan Lele Raya)," ungkap Arif. 

Sebelum berani menolak, Arif biasanya memberikan uang tak banyak. Tetapi, karena intensitas datang terlalu sering, justru bikin resah dan membuat pelaku ketagihan. 

"Dia enggak matokin nominal sih, biasanya kita ngasih Rp2000, tapi sering, takutnya kebiasaan, bikin resah," tegas dia.

Usai video CCTV diduga praktik pungli viral, Tim Presisi Polres Metro Bekasi Kota mendatangi lokasi untuk meminta keterangan korban. 

"Terkait aduan masyarakat tentang adanya pungutan liar dari salah satu ormas, maka dari itu kami datang untuk melakukan pengecekan," kata Kepala Tim 1 Presisi Polres Metro Bekasi Ipda Rudi Chandra. 

Berdasarkan keterangan korban, oknum ormas yang diduga melakukan pungli sempat melontarkan kata-kata ancaman saat permintaannya tak dipenuhi. 

"Betul (ada ancaman), namun ancamannya hanya berupa verbal, hanya menandai toko tersebut," terang Rudi. 

Langkah selanjutnya, aduan masyarakat ini akan ditindaklanjuti dengan memburu oknum ormas pelaku pungli yang telah meresahkan masyarakat. 

"Langkah ke depan kita coba untuk mencari pelaku tersebut, bilamana bertemu kita berikan teguran agar tidak melakukan pungutan liar lagi," tegas dia.

Massa 3 Ormas Bentrok Sekaligus Dipicu Mobil Ditarik

Tampak sisa batu dan jalan sepi usai bentrok ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dan Pemuda Pancasila (PP) dipicu masalah penarikan kendaraan mobil oleh debt collector pihak leasing di Jalan Raya Setu Bantargebang, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Rabu (20/9/2023) malam. 
Tampak sisa batu dan jalan sepi usai bentrok ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dan Pemuda Pancasila (PP) dipicu masalah penarikan kendaraan mobil oleh debt collector pihak leasing di Jalan Raya Setu Bantargebang, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Rabu (20/9/2023) malam.  (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Sebelum praktik pungli viral di media sosial, ulah oknum ormas di Kota Bekasi sempat membuat resah saat bentrokan terjadi di Jalan Raya Setu Bantargebang, pada Rabu (20/9/2023) malam. 

Massa dari tiga ormas sekaligus terlibat bentrok dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Kabar bentrokan ormas ini cukup menyita perhatian publik, pasalnya Jalan Raya Setu Bantargebang perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi sampai ditutup saat keributan pecah. 

Kasus bentrokan ormas dipicu masalah penarikan mobil, bermula di Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi lalu meluas hingga ke Kota Bekasi

Setelah bentrokan, Polres Metro Bekasi Kota meringkus 39 orang oknum ormas tiga di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Praktik Pungli Massal di Jalan Raya hingga Macet

Viral praktik pungutan liar (pungli) oleh puluhan orang terhadap sopir truk pengangkut tanah di sepanjang Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 
Viral praktik pungutan liar (pungli) oleh puluhan orang terhadap sopir truk pengangkut tanah di sepanjang Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.  (Kolase TribunJakarta.com/Ist)

Sebelumnya, warga Bekasi juga diresahkan dengan praktik pungli massal yang dilakukan oknum warga secara terang-terangan terhadap para sopir dump truk pengangkut tanah di sepanjang Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi.

Bahkan, aksi pungli massal itu mengakibatkan kemacetan panjang kendaraan di Jalan Raya Ahmad Yani, Kota Bekasi yang jadi akses menuju lokasi kejadian.

Dalam video yang berdar, perekam video merupakan sopir dump truk merekam para pelaku pungli yang berdiri tengah jalan. 

Mereka melambaikan tangan tanda meminta uang ke setiap dump truk yang melintas, keberadaan mereka pun cukup membuat geram. 

Pasalnya, jarak titik pungli dengan yang lainnya hanya sekitar lima meter dan para pelakh mematok harga setiap satu jari dihargai Rp 1.000.

"Pungli lah, malakin sopir minta seribu tinggal bikin satu jari, dua ribu dua jari, lima ribu tinggal bikin lima jari, langsung dapat, enggak ngasih maki-maki," kata perekam video. 

"Kalian tengok nih, dua meter satu, lima meter satu enggak berjarak lagi, pernah kalian lihat pungli kayak gini, Babelan ini Kabupaten Bekasi" ucapnya dalam rekaman video. 

Kapolsek Babelan Kompol Didik mengatakan, Polres Metro Bekasi melalui tim Saber Pungli telah melakukan penertiban praktik pungli pada Sabtu (23/9/2023) malam. 

"Itu Polres, tim Saber Pungli yang turun," kata Didik kepada wartawan. 

Lebih detail, Wakasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKP Widodo membenarkan, operasi penertiban pungli di wilayah Babelan dilakukan dengan menangkap 13 orang pelaku. 

"13 orang kita amankan, sudah kita periksa dan dimintai keterangan," kata Widodo, Senin (25/9/2022). 

Belasan pelaku yang ditangkap lanjut Widodo, kemudian dilakukan pembinaan oleh Tim Saber Pungli agar tidak mengulangi perbuatannya. 

"Setelah kami mintai keterangan, barulah kita buatkan surat penyayatan agar tidak mengulangi perbuatannya," tegas dia. 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved