Pilpres 2024

Misteri Duet Prabowo - Ganjar hingga Jokowi Pindah Partai pada 2024

Saat Jokowi terkesan mendukung Prabowo sebagai suksesornya kendati jagoan partainya adalah Ganjar, politik dihebohkan kembali dengan keputusan

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Setpres/Instagram
Dinamika politik jelang Pemilu 2024, muncul wacana menduetkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan kader PDIP Ganjar Pranowo sebagai bakal capres-cawapres Ganjar, hingga putra Presiden Jokowi ditunjuk sebagai Kutua Umum Partai Solidaritas Indonesia.  

Hal itu mengingat jarak elektabilitasnya diantara ketiga nama itu tidak terpaut terlalu jauh.

"Hasil survei menggambarkan bahwa ada potensi pemilu dilakukan dua putaran," kata Pangi, Rabu (27/9/2023).

Disampaikan Pangi, jika situasi ini terjadi dan jika Anies masuk ke putaran kedua pilpres maka peluangnya untuk menang masih terbuka lebar.

Sebab, perebutan suara di kalangan pemilih yang belum menentukan pilihan dan pergeseran suara pada putaran kedua adalah kunci kemenangan.
 
"Membaca kompleksitas ini pada akhirnya mengantarkan kita pada sebuah kesimpulan bahawa wacana (duet Prabowo-Ganjar) ini hanyalah ilusi yang sangat mustahil untuk diwujudkan.

Atau dengan kata lain wacana ini adalah kekhawatiran yang sangat berlebihan akan potensi dan ancaman kekalahan yang terus membayangi di depan mata," kata dia.

Potensi Jokowi Pindah Partai

Kaesang Pangarep mengenakan kemeja khas ayahnya saat berkontestasi pada pemilihan gubernur atau Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu.
Kaesang Pangarep mengenakan kemeja khas ayahnya saat berkontestasi pada pemilihan gubernur atau Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu. (Tangkapan Layar akun PSI)

Sementara itu, mengenai potensi Jokowi bakal pindah partai juga menjadi isu politik yang hangat di pekan ini.

Hal itu setelah Kaesang menjadi ketua umum PSI.

Banyak pihak berspekulasi bahwa PSI akan menjadi kendaraan politik Jokowi setelah tak menjabat sebagai Presiden RI.

Jokowi dianggap berbeda dengan dua presiden terdahulu yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tetap eksis setelah tak jadi presiden karena mereka punya partai politik.

Sedangkan Jokowi statusnya adalah hanya petugas partai.

Hubungan Jokowi dan PDIP disebut banyak pihak juga tak melulu harmonis.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menduga nampaknya Jokowi tengah memainkan politik taruh telur di banyak keranjang.

Kaesang diduga memang sengaja ditempatkan Jokowi di PSI, sedangkan Gibran tetap dibiarkan bersamanya di PDIP.

Padahal jika merujuk aturan di PDIP bahwa ada aturan jika satu keluarga tak boleh ada yang berbeda partai.
 
"Karena ada istilah jangan taruh telur di keranjang yang sama karena kalau kerangjangnya itu jatuh maka telur itu akan jatuh semua, nah Jokowi ini sepertinya melakukan politik seperti itu," kata Ujang saat dihubungi, Rabu (27/9/2023).

Klimaks dari permainan politik ini, Ujang memprediksi nantinya Jokowi lah yang akan keluar dari PDIP.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved