Cerita Kriminal
Nasib Malang Rauf Meminta-minta Demi Sesuap Nasi, Hidupnya Berakhir Usai Disiksa Ibu Kandungnya
Nasib Muhammad Rauf (13) yang dibunuh ibu kandung, N (40) di Subang. Ia harus meminta-minta demi sesuap nasi. Hidupnya berakhir di tangan ibunya.
TRIBUNJAKARTA.COM, SUBANG - Tragis, nasib Muhammad Rauf (13) yang dibunuh ibu kandung, N (40).
Rauf disiksa secara keji oleh ibunya di rumah sang kakek di Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Jasadnya lalu ditemukan di Kali Bugis Desa Bugis Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu.
Kakek dan Paman Rauf berinisial W diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut.
N pun mengaku gelap mata saat membunuh anak kandungnya.
Hal itu terungkap saat penyidik menginterogasi pelaku melalui video call.
N kini berada di Mapolres Indramayu dan diinterogasi oleh penyidik Unit PPA Polda Jabar, Kamis (5/10/2023).

N pun mengungkap detik-detik pembunuhan terhadap anak kandungnya. Rauf disebut ingin ponsel kemudian beberapa kali mencuri ponsel ibunya.
Namun ponsel tersebut diakuinya sudah dikembalikan lagi.
Penyiksaan dimulai ketika N menyumpal mulut Rauf dengan boneka kecil milik adiknya. Lalu tangan sang anak diikat..
Kepala Rauf lalu dibenturkan ke dinding dan kusen.
"Serta di pukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," katanya.
Setelah korban Rauf tak berdaya, ibu korban menyeret Rauf ke belakang rumah menyusuri kebun.
"Setelah disiksa di dalam rumah Kakeknya atau TKP korban diseret ke lewat belakang rumah menyusuri kebun," ungkapnya
"Sebelum akhirnya ada seseorang datang bawa motor untuk membawa Rauf yang akan dibuang ke sungai Bugis di Anjatan Indramayu," imbuhnya
N juga mengakui saat akan dibuang ke sungai, Rauf masih dalam kondisi masih hidup
"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis Anjatan," ujar N.
W (Paman Rauf), Kakek Rauf, dan Tetangga pemilik motor yang dipinjam oleh pelaku untuk membawa Rauf dibuang ke sungai di Daerah Bugis Anjatan Indramayu, langsung dijemput polisi.
Dalam olah TKP, tim Inafis Polda Jabar menemukan sejumlah bercak darah di beberapa titik di antaranya di ruang tamu, pipa paralon, tongkat kayu, kusen, besi rel kereta berukuran panjang 20cm, gergaji kayu, sebilah kayu patah dua yang diduga dipukulkan ke korban, pecahan genting, dan satu bata merah, dinding, baju perempuan berwarna ungu, serta sejumlah bercak darah halaman belakang rumah menuju kebun dan sejumlah titik lainnya yang total semuanya ada 37 titik bercak darah di TKP.
Sosok Muhammad Rauf

Muhamad Rauf ternyata anak yang tumbuh dari keluarga yang orangtuanya bercerai.Dia lama tak tinggal bersama ayah, juga dengan ibunya. Remaja yang mestinya masih berstatus SMP ini tinggal bersama neneknya.
Warga sekitar mengenal Muhamad Rauf sebagai remaja yang kerap mencuri. Dia pernah mencuri kotak amal, mencuri makanan di warung.
Meski demikian, warga di sekitar tempat tinggal Muhamad Rauf tak pernah menaruh dendam kepada anak ini.
Mungkin karena warga memahami dengan kondisi yang dialami Muhamad Rauf.
Di balik sisi buruk perilaku Muhamad Rauf, warga juga mengakui ada sisi baiknya.
Muhamad Rauf juga dikenal suka membantu. Bahkan di kegiatan di lingkungan, dia kerap ikut bergotong royong.
Karena tak mendapatkan banyak perhatian dari keluarga, pendidikan Muhamad Rauf pun putus.
Dia tak lagi bersekolah. Kehidupannya menjadi tak menentu. Ayah dan ibunya tinggal di daerah yang berbeda, sehingga komunikasi pun jarang.
Kehidupan jalanan pun dilakoni. Muhamad Rauf selain tinggal di rumah nenek, dia juga kerap tinggal di pos ronda dan tempat umum lainnya.
Untuk makan pun Rouf meminta-minta hingga mencuri. Menurut kesaksian warga, kakeknya beperilaku mudah marah ketika masih belum terkena stroke.
Diketahui jasad Muhammar Rauf bin Dirno ditemukan di Kali Bugis Desa Bugis Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu.

Ia tercatat sebagai warga Dusun Parigi 2 RT 09/04 Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang.
Polisi Polres Indramayu dan Subang menemukan adanya keganjilan dalam penemuan mayat Rauf, karena kondisi jasad Rauf ditemukan dalam keadaan tangan terikat ke belakang dan ada luka di kepala bekas benda tumpul.
Setelah diketahui ada kejanggalan dan ditemukan Identitas korban, Polisi langsung mendatangi TKP yang tak lain rumah Kakek Rauf.
Setelah mendatangi Rumah Kakek Rauf, Polisi akhirnya menemukan sejumlah barang bukti mulai dari bercak darah hingga bukti lainnya.
Hingga akhirnya rumah Kakek Rauf tersebut akhirnya di police line oleh pihak kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut.
Polisi pun akhirnya mengamankan penghuni rumah mulai dari ibu korban hingga paman dan Kakeknya.
Diduga kuat Rauf dihabisi nyawanya oleh ketiga penghuni rumah tersebut.
Motor tersebut digunakan untuk membawa jasad Rauf dari TKP untuk dibuang ke sungai.
Bahkan menurut keterangan warga, tangan Paman Rauf di borgol saat dibawa polisi.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul SOSOK Muhamad Rauf, Anak yang Dibunuh Ibu Kandung di Subang, Orangtua Bercerai, Hidupnya Perih
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.