Pilpres 2024
Pengamat Beberkan Peta Terbaru Kandidat Kuat Cawapres Ganjar dan Prabowo: Lebih Enak Dijual
Ini peta nama-nama yang menjadi kandidat kuat bakal cawapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Kubu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih belum juga umumkan nama cawapres pendamping mereka untuk Pilpres 2024.
Padahal, pendaftaran capres dan cawapres akan dibuka kurang dari dua pekan, atau tepatnya pada 19 Oktober mendatang.
Pengamat politik yang juga pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi meyakini kubu Prabowo dan Ganjar tak akan berduet menjadi satu poros di Pilpres 2024.
"Kemungkinan itu memang ada tapi sangat kecil sekali. Kita tidak membayangkan PDIP sebagai partai pemenang pemilu mengoreksi keputusan yang sudah mereka ambil untuk mencalonkan pak Ganjar, begitu juga dengan Gerindra dan pak Prabowo," kata Hasan saat dihubungi, Jumat (6/10/2023).
Karenanya, Hasan meyakini kedua kubu itu saat ini masih menghitung secara matang mengenai cawapres yang cocok disandingkan untuk Prabowo dan Ganjar.
Ia pun mengingatkan bahwa sosok cawapres sejatinya tidak berpengaruh besar terhadap perolehan suara di Pilpres.
Pemilih tetap akan berpatokan terhadap sosok capres ketika menentukan pilihan.
Hasan menyebut kontribusi cawapres untuk memberikan limpahan suara tak lebih dari 20 persen.
"Kalau cawapres bisa 20 persen mah dia jadi capres aja, beban terbesar untuk memenangkan pilpres itu masih di capres," kata Hasan.

Dikemukakan Hasan, peran utama dari figur cawapres lebih kepada memperindah kemasan dari sosok capres ketika keduanya disandingkan sebagai pasangan di pilpres.
Ibarat sebuah produk, cawapres adalah kemasan yang membuat dagangan itu dilihat lebih menarik.
Tapi apakah dagangan yang menarik itu pasti akan laris, semuanya tergantung dari konsumen.
Jadi, ujar Hasan, ketika memilih cawapres bukan berarti capres tersebut dipastikan bakal meraih kemenangan mutlak.
"Jadi ketika jadi pasangan, mereka ini jadi produk. Nah produk ini lebih enak dijual ke masyarakat."
"Tetapi kan belum tentu menang karena masih berjuang (untuk dipilih) di masyarakat," kata Hasan.
Jadi ketika jadi pasangan, mereka ini jadi produk. Nah produk ini lebih enak dijual ke masyarakat," tutur Hasan.
Cawapres Potensial untuk Prabowo
Hasan meyakini baik kubu Prabowo dan Ganjar sudah mengerucutkan nama mengenai nama cawapres, hanya saja soal pengumuman nampaknya akan dilakukan di menit akhir pendaftaran.
Di kubu Prabowo, Hasan menyebut dua nama potensial yakni Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, dari kedua nama itu sama-sama sebagai representasi Presiden Jokowi, di mana kubu Prabowo memang mengklaim akan meneruskan pembangunan di era Jokowi.
Kendati begitu, di antara kedua nama tersebut, Hasan menyebut Erick Thohir memiliki nilai plus lebih dibanding Gibran.
"Kalau pilihannya ET maka ga perlu nunggu keputusan MK, kalau Gibran kita kan perlu spekulasi dengan keputusan MK (terkait batas usia minimal)," kata Hasan.

Selain itu, secara ketokohan, Hasan menilai Erick Thohir lebih bisa diterima oleh para parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Publik juga tak akan terlalu menyoroti keberpihakan Jokowi dalam kubu Prabowo ketimbang Gibran yang terpilih sebagai cawapres.
Jika Gibran yang dipilih, bisa saja misalnya isu dinasti politik dimainkan untuk menyerang pasangan Prabowo itu.
Mahfud untuk Cawapres Ganjar
Sedangkan dari kubu Ganjar, Hasan juga meyakini sosok cawapres potensial tinggal tersisa dua nama yakni Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa.
Hasan meyakini Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang punya hak prerogatif memilih cawapres Ganjar masih akan memainkan skema yang sama seperti pilpres terdahulu yakni memilih cawapres dari kalangan religius.
"Kayaknya bu Mega masih konsisten dengan cara pandang yang nasionalis religius.
Kan kekhawatiran terdalam dari PDIP itu kan dianggap ga religius, jadi dia akan mencari representasi yang bisa dibilang dia merangkul kelompok agama, kelompok religius dan kelompok religius terbesar kan NU," kata Hasan.

Dari kedua nama itu, Hasan menilai Mahfud MD lebih berpeluang menjadi cawapres Ganjar.
Selain merupakan tokoh religius dari kalangan Nahdliyin, Mahfud MD juga dianggap relatif aman tak mengancam karir politik Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Hal itu berbeda jika Khofifah Indar Parawansa yang dipilih menjadi cawapres Ganjar.
Karir politik Puan di 2029 bisa terhalang jika Khofifah yang maju di kontestasi Pilpres 2024.
"Jadi kemungkinan akan ada pertimbangan itu, jangan sampai jalan politik Puan ada portal-portal penghalang," tutur Hasan.
Menurut Hasan, pemilihan cawapres di kubu Ganjar relatif lebih simpel dibandingkan di kubu Prabowo Subianto.
Sebab, pemilihan cawapres mutlak menjadi kewenangan Megawati.

Karena itu, dia menyebut kemungkinan besar Megawati akan mengumumkan cawapres Ganjar di detik-detik akhir sebelum penutupan pendaftaran di KPU.
"Ganjar simpel kan ibu doang yang menentukan. Sementara Prabowo kan harus diskusi dengan Jokowi dulu, dengan partai koalisi.
Kalau Ganjar tergantung ibu, besok pendaftaran, malam ini dia mutusin kan bisa aja, dia ga ada kekhawatiran kehilangan teman koalisi," kata Hasan.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.