Viral di Media Sosial
Akbar Guru yang Dilaporkan Orangtua Murid Akui Sempat Pukul Pakai Kayu, Tapi Tak Kena Tubuh Korban
Guru SMK Ngeri 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat ini mengakui memang sempat memukul korban berinisial MA tersebut menggunakan kayu.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Akbar Sorasa, guru yang dilaporkan orangtua murid yang tak terima anaknya ditegur karena tak salat akhirnya buka suara.
Guru SMK Ngeri 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat ini mengakui memang sempat memukul korban berinisial MA tersebut menggunakan kayu.
Namun pukulan yang dilayangkan Akbar tak sampai mengenai tubuh korban.
Bagaimana kronologinya?
Diketahui Akbar viral lantaran dilaporkan orangtua muridnya bahkan sampai dituntut membayar denda Rp 50 juta.
Orangtua murid tak terima Akbar menghukum anaknya lantaran tak mau melaksanakan salat.
Upaya mediasi sudah dilakukan antara Akbar dan orangtua murid, tetapi berakhir buntu.
Di tengah kasusnya, Akbar mendapatkan dukungan dari rekan satu profesi.
Ribuan guru dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat turun ke jalan untuk mendukung Akbar.
"Aksi solidaritas PGRI Kab. Sumbawa Barat dan Kab. Sumbawa NTB untuk Pak Akbar, semoga Pak Akbar bebas dari segala tuntutan hukum," kata seorang guru dikutip dari video viral di Instagram.
Berdasarkan informasi yang didapatkan TribunJakarta.com, sidang Akbar ditunda sampai minggu depan.
Di sisi lain, Akbar akhirnya buka suara menceritakan awal mula menegur MA.
Saat itu sudah azan zuhur, Akbar mengajak beberapa siswa yang sedang nongkrong termasuk korban untuk salat berjamaah.
Namun ajakan Akbar tidak dipedulikan siswa-siswa tersebut.
Akbar bahkan mengaku harus membujuk mereka supaya mau salat berjamaah.
"Saya ajak ayo salat, siswa-siswa itu tak ada yang bereaksi sama sekali. Saya ajak lagi,"
"Yang terakhir kali saya ajak, ada korban di sana. Tetap tidak ada reaksi akhirnya di sana terjadi perbuatan yang saya bisa katakan untuk mendisiplinkan anak-anak," kata Akbar dikutip dari YouTube tvOneNews, Senin (9/10/2023).
Akbar pun mengaku memang sempat memukul korban menggunakan kayu yang kira-kira panjangnya 50 cm.
Namun Akbar menyebut, pukulan ia arahkan ke tas korban, bukan tubuh.

"Saya pukul pakai kayu adalah hal yang benar, itupun yang saya pukul hanya MA dan ke ranselnya. Karena kebetulan anak itu pakai ransel,"
"Setelah itu kayunya saya buang," ucap Akbar.
Ditanya asal kayu tersebut, Akbar mengaku kebetulan melihatnya di sekitar lokasi kejadian sebelum insiden tersebut terjadi.
Akbar melanjutkan, hal itu ia lakukan dengan niat mendisiplinkan.
"Kayu itu kebetulan sudah tergeletak di tanah, niat awal saya cuman ingin menakut-nakuti saja biar bergegas," kata Akbar.
"Saya sengaja kena tas karena perhitungan saya kalau saya kenakan ke anggota tubuhnya bisa mengakibatkan cedera," sambungnya.
Meski begitu, Akbar sadar apa yang dilakukannya merupakan suatu kesalahan.
Untuk itu Akbar pun meminta maaf atas perbuatannya kepada MA.
Akbar mengaku sudah melakukan mediasi dengan orangtua MA tetapi tak menemukan solusi.
"Kita sudah mengupayakan mediasi saya sendiri mengakui perbuatan saya dalam rangka mendisiplinkan anak-anak tersebut dengan kekerasan adalah salah,"
"Di proses mediasi itu tidak ditemukan titik temu, akhirnya berujung pengadilan,"
"Saya benar-benar minta maaf," ucap pria berkemeja putih tersebut.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.