Kawasan Kumuh di Jakarta Ditata Jadi Asri dan Terawat
Kelurahan Pondok Kopi Jakarta Timur, menjadi salah satu wilayah yang sudah melakukan penataan kawasan dengan baik. Kawasan kumuh diubah jadi asri.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya BimaSuci
TRIBUNJAKARTA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya melakukan penataan kawasan untuk mengubah wajah Ibu Kota menjadi lebih asri.
Penataan tersebut menyasar pada lahan-lahan kosong atau kurang terawat, melalui program berbasis kelurahan.
Setiap kelurahan diberi tugas menata kawasan yang kurang terawat tersebut, sesuai dengan lingkup tugasnya serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Sementara setiap kecamatan, diharapkan memberi dukungan terhadap penataan kawasan yang dilakukan di tingkat kelurahan itu.
Adapun lokasi yang akan ditata dipilih berdasarkan keluhan atau masukan dari warga, seperti tempat pembuangan sampah liar atau wilayah kumuh lainnya.
Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan manfaat penataan kawasan di setiap kelurahan seluruh wilayah DKI Jakarta.
Tiga kriteria yang menjadi acuan dalam penataan tersebut, meliputi bersih, hijau, dan tertib.
Bersih berarti tidak ada sampah dalam bentuk apapun, terdapat tempat sampah pilah, saluran atau tali air bersih dan berfungsi dengan baik, tidak terdapat coretan liar, serta sarana dan prasarana milik Pemprov DKI Jakarta terawat dengan baik.
Sedangkan hijau artinya terdapat pohon atau tanaman di lokasi penataan kawasan.
Pohon/tanaman tersebut, harus terawat dengan baik.
Sementara tertib berarti tidak terdapat Pedagang Kaki Lima (PKL) liar, tak ada parkir liar, dan tiada spanduk liar di sepanjang lokasi penataan.
Monitoring dan evaluasi terhadap program penataan kawasan berbasis kelurahan ini, dilakukan oleh Biro Pemerintahan bersama Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), serta Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi DKI Jakarta, sesuai tugas dan wewenang masing-masing.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono pun mengapresiasi para lurah yang sudah menata kawasan di wilayahnya masing-masing dengan baik.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para lurah di Jakarta yang terus mendapatkan dan menambah ruang terbuka hijau,” kata dia, saat melantikratusan pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta pada awal Oktober 2023 lalu.
Dilakukan di Pondok Kopi
Sementara itu, Kelurahan Pondok Kopi yang berada di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi salah satu wilayah yang sudah melakukan penataan kawasan dengan baik.
Lurah Pondok Kopi Muhammad Hardi Ananda menyatakan, penataan sudah dilakukan di tiga lokasi berbeda sepanjang 2023 ini.
Kawasan yang tadinya kumuh dan tidak terawat, kini disulap jadi taman asri nan indah.
“Penataan pertama kami lakukan di Taman Haji Miran, kemudian di Taman I Gusti Ngurah Rai, serta di Jalan Pondok Kopi Indah,” kata Hardi saat dihubungi TribunJakarta.com.

Sebelum disulap menjadi taman seperti saat ini, lahan kosong tersebut tidak terawat.
Bahkan, ada lahan yang diduduki pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menjadi lapak Pedagang Kaki Lima (PKL).
Kelurahan Pondok Kopi menertibkan mereka secara humanis,dengan mengimbau PKL agar segera meninggalkan lokasi tersebut.
“Sehingga mereka cukup kooperatif dengan penjelasan yang kami berikan. Karena kami menyampaikan bahwa kami butuh dukungan seluruh pihak untuk menyukseskan program penataan kawasan ini,” ujar Hardi.
Setelah para pedagang itu meninggalkan lapaknya, Kelurahan Pondok Kopi segera melakukan penghijauan, dengan menanam pohon-pohon keras dan tanaman hias.
Usai dipercantik, kawasan ini tampak estetis, sehingga masyarakat yang melintas maupun warga yang tinggal di sekitar lokasi tersebut bisa menikmatinya.
Hardi menambahkan, pihaknya mengusung tema ‘Adat Bali’ dalam penataan Taman I Gusti Ngurah Rai.
Hal ini sesuai dengan nama lokasi yang diambil dari salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Pulau Dewata tersebut.
“Di Taman I Gusti Ngurah Rai, kami lakukan penataan dengan tema Balinese. Kami tambah beberapa aksesoris bernuansa Bali, seperti patung maupun kain khas Bali,” tuturnya.
Kemudian, Taman I Gusti Ngurah Rai juga dipercantik dengan lampu-lampu hias, sehingga tampak indah saat malam hari.
Tak hanya dilengkapi dengan tanaman hias, ketiga taman yang dibangun di Kelurahan Pondok Kopi juga dipercantik dengan gambar-gambar mural.
“Kami lakukan pengecatan dalam bentuk mural yang cukup baik, dengan menambahkan slogan ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’ dan mural lainnya yang cukup menarik perhatian warga,” papar Hardi.
Meski sudah ada tiga lokasi yang berhasil disulap jadi taman, ia menegaskan, penataan tetap akan terus dilakukan di seluruh wilayah Pondok Kopi.
Dengan demikian diharapkan, lahan-lahan kosong yang belum dioptimalkan bisa memberi manfaat lebih bagi masyarakat sekitar.
“Semoga daerah atau titik yang belum terawat dapat dilakukan penataan pada tahun berikutnya, 2024 sampai 2025. Kami usahakan, titik kurang terawat bisa dirawat, sehingga bisa dinikmati oleh semuanya,” urainya.
Program penataan kawasan berbasis kelurahan ini turut mendapat apresiasi dari pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga.
Menurutnya, program ini dapat terus dikembangkandengan melibatkan pihak lain, dari komunitas hingga kalangan profesional.
“Pj Gubernur bisa menggandeng komunitas masyarakat, pihak swasta atau perusahaan, serta perguruan tinggi, untukmengembangkan kelurahan tematik berkelas dunia atau global,dengan penataan yang dilakukan secara menyeluruh,” bebernya.
Ia pun menyarankan supaya penataan kawasan disesuaikan dengan keunggulan atau ciri khas masing-masing lokasi.
Dengan demikian, keunggulan yang ditonjolkan setiap kelurahan bisa dikenal luas masyarakat dan dapat memberikan lebih banyak dampak positif.
“Contohnya kelurahan di kawasan Kota Tua itu bisa mengusung tema wisata sejarah. Sedangkan, kelurahan di kawasan pesisir bisa menonjolkan penghijauan dengan hutan mangrove untuk mengantisipasi banjir rob,” jelas Nirwono.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.